Metode Membaca Permulaan Di Sekolah Dasar

Membaca yakni suatu cara untuk mendapat info dari sesuatu yang di tulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca sanggup menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Menurut Hariss dan Sipay (1980;8) membaca sebagai suatu aktivitas yang menunjukkan respon makna secara sempurna terhadap lambang verbal yang tercetak atau tertulis. Pemahaman atau makna dalam membaca lahir dari interaksi antara presepsi terhadap symbol grafis dan ketrampilan berbahasa serta pengetahuan pembaca. Dalam interaksi ini, pembaca berusaha mencipatakan kembali makna sebagaimana makna yang ingin disampaikan oleh penulis dan tulisannya. Dalam proses membaca itu pembaca mencoba mengkreasikan apa yang dimaksud oleh penulis.

Membaca permulaan merupakan jadwal pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca permulaan di kelas-kelas awal pada ketika belum dewasa mulai memasuki dingklik sekolah. Pada tahap awal anak memasuki dingklik di kelas 1 sekolah dasar, Membaca dan menulis permulaan merupakan sajian utama. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya, belum dewasa sanggup mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat dimungkinkan belum dewasa sanggup melafalkan lambing-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambing bunyi-bunyi tersebut.

Macam-macam Metode Pembelajaran Dikelas Rendah
Metode sanggup diartikan sebagai suatu cara yang operasional dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Penggunaannya dalam proses berguru mengajar erat kaitannya dengan keberhasilan mutu pendidikan.

1. Metode Abjad (Alphabet)
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode huruf dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf secara alphabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya berdasarkan abjad. Untuk beberapa kasus, anak susah membedakan huruf-huruf b, d, p, q atau n, u, m, w. untuk itu guru melatihkan huruf-huruf tersebut berulang-ulang atau dengan cara memberi warna yang berbeda.

Setelah tahapan itu siswa diajak untuk mengenal suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yan sudah dikenalnya.
Contoh :   b dan a dibaca ba
                 c dan a dibaca ca
Sehingga dua suku kata tersebut dibaca menjadi “baca”.

2. Metode Eja  (Spelling Method)
Metode eja yakni berguru membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi huruf. Pendekatan yang digunakan dalam metode eja yakni pendekatan harfiah. Siswa mulai diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf. Pembelajaran metode Eja terdiri dari pengenalan huruf atau huruf A hingga dengan Z dan pengenalan suara huruf atau fonem. Metode kita forum didasarkan atas pendekatan kata, yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis permulaan dengan menampilkan kata-kata.

Metode ini hampir sama dengan metode abjad. Perbedaanya terletak pada sistem pelafalan huruf atau huruf (baca: beberapa konsonan).
Contoh :
Huruf b dilafalkan /eb/ : dilafalkan dengan e pepet.
Huruf d dilafalkan /ed/
Huruf c dilafalkan /ec/
Huruf g dilafalkan /ec/
Huruf f dilafalkan /ep/
Huruf k dilafalkan /ek/

Metode pembelajaran di atas sanggup diterapkan pada siswa kelas rendah (I dan II) di sekolah dasar. Guru dianjurkan menentukan salahsatu metode yang cocok dan sesuai untuk diterapkan pada siswa. Guru sebaiknya mempertimbangkan pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai berikut:
  • Dapat menyenangkan siswa
  • Tidak menyulitkan siswa untuk menyerapnya
  • Bila dilaksanakan, lebih efektif dan efisien
  • Tidak memerlukan kemudahan dan sarana yang lebih rumit

3. Metode suku kata (Syllabic Method)
Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, menyerupai ba, bi, bu, be, bu, ca, ci, cu, ce, cu, da, di ,du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku dan seterusnya. Kemudian suku – suku kata tersebut dirangkaikan menjadi kata- kata yang bermakna, misalnya:
 Membaca yakni suatu cara untuk mendapat info dari sesuatu yang di tulis Metode Membaca Permulaan di Sekolah Dasar
Kemudian dari sukun kata diatas dirangkaikan menjadi kalimat sederhana yang dimaksud dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana.

Kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa terkecil di bawahnya, yakni dari kalimat kedalam kata dan kata kedalam suku – suku kata. (kalimat → kata – kata → suku – suku kata)

4. Metode Kata (Whole Word Method)
Metode ini diawali dengan pengenalan kata yang bermakna, fungsional, dan kontekstual. Sebaiknya dikenalkan dengan kata yang terdiri dari dua suku kata terlebih dahulu. Kemudian mengenalkan suku kata tersebut dengan membaca kata secara perlahan, dan menunjukkan jeda pada tiap suku kata. Hal ini sanggup dikombinasikan dengan gerakan tepukan tangan pada setiap suku kata. Tujuannya merangsang motorik anak serta melatih anak mengenal serpihan suku kata.

5. Metode Kalimat/Global (Syntaxis Method)
Depdiknas (2000:6) mendefinisikan bahwa metode global yakni cara berguru membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat di bawah gambar. Metode global sanggup juga diterapkan dengan kalimat tanpa sumbangan gambar. Selanjutnya, siswa menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata menjadi huruf.

Sebagai teladan sanggup dilihat materi bimbing untuk MMP yang memakai metode global.
  • Memperkenalkan gambar dan kalimat
  • Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata
  • Kata menjadi huruf-huruf
 Membaca yakni suatu cara untuk mendapat info dari sesuatu yang di tulis Metode Membaca Permulaan di Sekolah Dasar
6. Metode Structural Analisis Sintesis(SAS)
Metode SAS merupakan kependekan dari “Struktural Analitik Sintetik”. Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran menulis membaca permulaan bagi siswa pemula. Dalam proses operasionalnya metode SAS memiliki langkah langkah berlandaskan operasional dengan urutan :
  1. Struktural menampilkan keseluruhan, guru menampilkan sebuah kalimat pada anak
  2. Analitik melaksanakan proses penguraian: anak daiajak untuk megenal konsep kata dan mulai menganalisis kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf.
  3. intetik melaksanakan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula, sehabis kalimat diuraikan dari huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat semula.
Proses penguraian atau pengalisisan dalam pembelajaran dengan metode SAS mencakup :
  • Kalimat menjadi kata-kata
  • Kata menjadi suku-suku kata
  • Suku kata menjadi huruf-huruf
    7. Metode 4 Tahap Steinberg (Four Steps Steinberg Method)
    Menurut Steinberg (1982) ada empat tahap (langkah) dalam pembelajaran membaca permulaan, yaitu :
    • Mengenal kata dan maknanya (membaca kata dengan gambar)
    • Memahami kata yang dibacanya (membaca kata tanpa gambar)
    • Membaca frase atau kalimat
    • Membaca teks atau wacana
    Metode Membaca Permulaan Di Sekolah Dasar Metode Membaca Permulaan Di Sekolah Dasar Reviewed by dannz on 12:53 AM Rating: 5