Meringkas Teks Pembatasan Solar Pengaruhi Kesejahteraan Buruh

Meringkas teks tantangan merupakan kegiatan menyajikan teks tantangan menjadi teks yang lebih singkat. Hasil kegiatan meringkas dinamakan ringkasan. Salah satu yang perlu diperhatikan yaitu bentuk ringkas dari teks tantangan masih menyampaikan sosok dasar dari aslinya. Intinya tidak meninggalkan urutan dasar yang melandasinya. Dengan kata lain memangkas hal-hal yang lebih kecil yang mencakup gagasan utama bacaan, kerangka dasar masih tampak jelas. Dengan menciptakan ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita sanggup menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.

Untuk sanggup menghasilkan sebuah ringkasan langkah pertama yang dilakukan yaitu membaca teks tersebut secara keseluruhan untuk mengetahui kesan umum teks tersebut. Jika diharapkan bacalah teks tersebut lebih dari satu kali atau berulang-ulang. Jika pada langkah pertama sudah sanggup menangkap kesan umum teks tersebut, catatlah semua gagasan yang penting dalam bab atau alinea itu. Pokok-pokok yang telah dicatat digunakan untuk menyusun sebuah ringkasan. Gunakan kesan umum dan hasil pencatatan untuk menciptakan ringkasan teks tantangan. Urutan isi diubahsuaikan dengan struktur teks tantangan, kalimat-kalimat dalam ringkasan yang dibentuk yaitu kalimat-kalimat gres yang sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.

Berikut ini teks tantangan yang akan diringkas.

Jenis Kalimat	Contoh Kalima
Isu (masalah)	Pembatasan pembelian solar bersubsidi diyakini tidak hanya mempersulit teknis operasional awak angkutan ketika membeli komoditas tersebut. Lambat laun, hal itu juga akan menghipnotis aneka macam komponen harga. Ujung-ujungnya hal itu juga akan merembet ke kesejahteraan buruh.
Argumen menentang	Pernyataan tersebut disampaikan Koordinator Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Kabupaten Kudus, Slamet Machmudi kepada suaramerdeka.com, Jumat (8/8). Ditambahkannya, perkara itu diharapkan sanggup disikapi secara serius. "Kendala yang dihadapi di sektor pengangkutan akan memberi imbas berantai pada aneka macam sendi kehidupan lainnya," katanya. Dia menambahkan, pembatasan waktu penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar akan menghipnotis harga barang dan jasa. Mengingat barang kebutuhan masyarakat yang diangkut oleh alat transportasi berbahan bakar solar terutama truck lebih nyaman beroperasi pada malam hari. Termasuk alat transportasi massal menyerupai bus antar propinsi juga lebih banyak bekerja pada ketika pembatasan solar bersubsidi diberlakukan. Situasi yang sering terjadi bahwa kebijakan terkait harga BBM selalu direspon oleh pasar. BBM dipandang menjadi salah satu penentu harga barang yang ada dipasaran. Pembatasan subsidi solar akan menghipnotis psikologi pasar untuk segera memilih harga atau tarif gres bagi kebutuhan barang maupun jasa. "Yang terjadi selama ini menyerupai itu," ungkapnya. Pemerintah hendaknya mengantisipasi kondisi pasar yang sensitif terhadap kebijakan pembatasan subsidi BBM. Minimal dengan memperlancar arus barang yang selama ini terhambat oleh kepadatan kemudian lintas dan memperbaiki kondisi infrastruktur jalan. Padahal pembatasan waktu penyaluran BBM bersubsidi jenis solar berpotensi menghambat arus barang dan jasa di tanah air.
Simpulan	Lagi-lagi, kebijakan pemerintah yang mengurangi subsidi BBM jenis solar diyakini akan berdampak pada menurunnya kesejahteraan kaum marginal, menyerupai buruh. Inflasi tanggapan kebijakan pembatasan BBM tidak diperhitungan dalam denah penentuan upah 2014. Sementara dalih pengurangan subsidi BBM yang akan dialihkan untuk aktivitas yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak bisa merubah kemiskinan yang dialami oleh buruh. (Anton WH/ CN38/SMNetwork)

Kalimat Utama

1. Pembatasan pembelian solar bersubsidi diyakini tidak hanya mempersulit teknis operasional awak angkutan ketika membeli komoditas tersebut.
2. Kendala yang dihadapi di sektor pengangkutan akan memberi imbas berantai pada aneka macam sendi kehidupan lainnya
3. Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar akan menghipnotis harga barang dan jasa.
4. Pembatasan subsidi solar akan menghipnotis psikologi pasar untuk segera memilih harga atau tarif gres bagi kebutuhan barang maupun jasa. 
5. Padahal pembatasan waktu penyaluran BBM bersubsidi jenis solar berpotensi menghambat arus barang dan jasa di tanah air.
6. Lagi-lagi, kebijakan pemerintah yang mengurangi subsidi BBM jenis solar diyakini akan berdampak pada menurunnya kesejahteraan kaum marginal, menyerupai buruh.

Hasil ringkasan :

Pembatasan pembelian solar bersubsidi mempersulit teknis operasional awak angkutan ketika membeli komoditas tersebut. Pembatasan subsidi juga menghipnotis aneka macam komponen harga yang akan merembet ke kesejahteraan buruh.

Koordinator Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Kabupaten Kudus, Slamet Machmudi menyampaikan bahwa perkara itu diharapkan sanggup disikapi secara serius. Karena hambatan yang dihadapi di sektor pengangkutan akan memberi imbas berantai pada aneka macam sendi kehidupan lainnya.

Pembatasan waktu penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar akan menghipnotis harga barang dan jasa. Karena barang kebutuhan masyarakat diangkut oleh truck yang beroperasi pada malam hari dan bus antar propinsi juga bekerja pada ketika pembatasan solar bersubsidi diberlakukan.

Kebijakan terkait harga BBM selalu direspon oleh pasar. Pembatasan subsidi solar akan menghipnotis psikologi pasar untuk segera memilih harga atau tarif gres bagi kebutuhan barang maupun jasa.

Pemerintah hendaknya mengantisipasi kondisi pasar yang sensitif terhadap kebijakan pembatasan subsidi BBM. Pembatasan waktu penyaluran BBM bersubsidi jenis solar berpotensi menghambat arus barang dan jasa di tanah air.

Kebijakan pemerintah mengurangi subsidi BBM jenis solar akan berdampak menurunnya kesejahteraan kaum marginal, menyerupai buruh. Dalih pengurangan subsidi BBM yang akan dialihkan untuk aktivitas yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak bisa merubah kemiskinan yang dialami oleh buruh.