Menyusun Kembali Teks Negosiasi

Negosiasi yakni bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. Dalam dunia usaha, acara perundingan lazim dilakukan. Pada skala besar, perundingan sanggup dilakukan antara negara satu dan negara lain. Pada skala kecil, perundingan hanya berlangsung antara pelaku perjuangan satu dan pelaku perjuangan yang lain. Teks perundingan “Negosiasi antara Penjual dan Pembeli di Pasar Seni Sukawati” tergolong ke dalam perundingan yang terjadi pada skala kecil lantaran hanya melibatkan seorang penjual dan seorang pembeli.

Menyusun kembali teks perundingan yang dimaksud dalam goresan pena ini yakni menyusun teks perundingan menjadi teks monolog. Menyusun kembali teks perundingan sanggup dilakukan dengan cara membaca teks secara rinci dan kalau diharapkan bacalah berulang-ulang. Selanjutnya yakni menyusun bagian-bagian teks sesuai dengan struktur teks negosiasi. Langkah terakhir yakni menyusun kembali bagian-bagian teks perundingan menjadi pargaraf.Perhatikan teks Negosiasi Antara Penjual dan Pembeli dan teks Negosiasi Karyawan dan Pengusaha ibarat di bawah ini

Negosiasi Antara Penjual dan Pembeli di Pasar Seni Sukawati
1.Penjual:Good morning, Mam. Selamat pagi.Orientasi
2.Pembeli:Selamat pagi.
3.Penjual:Mari, mau beli apa?
4.Pembeli:Ada patung Garuda Wisnu Kencana yang dibentuk dari kayu?Permintaaan
5.Penjual:Ya, ada. Di sebelah sana, yang besar atau yang kecil? (Penjual memperlihatkan daerah patung yang ditanyakan pembeli)
6.Pembeli:Yang sedang saja. Yang dibentuk dari kuningan ada?
7.Penjual:Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, terbuat dari kayu. Yang dari kuningan habis.Pemenuhan
8.Pembeli:Ya, dari kayu tidak apa-apa.(Patung itu sudah di tangan pembeli dan ia mengamatinya dengan cermat)
9.Penjual:Bagus itu, Mam. Cocok untuk digunakan sendiri atau untuk suvenir.
10.Pembeli:Saya pakai sendiri. Harganya berapa?Penawaran
11.Penjual:Tiga ratus ribu.
12.Pembeli:Wah, mahal. Dua ratus ribu ya?
13.Penjual:Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. Di daerah lain lebih mahal.
14.Pembeli:Tidak mau. Kalau boleh, dua ratus lima puluh ribu.
15.Penjual:Belum boleh. Naik sedikit, Mam.
16.Pembeli:Dua ratus tujuh puluh lima ribu.Persetujuan
17.Penjual:Ya, sebetulnya ini belum boleh. Tapi, untuk Nyonya boleh. Mau beli apa lagi?Pembelian
18.Pembeli:Tidak. Itu saja. Ini uangnya. (Penjual memasukkan patung itu ke dalam tas plastik yang bertuliskan nama kiosnya. Pembeli memperlihatkan uang pas).
19.Penjual:Ya, terima kasih.Penutup
20.Pembeli:Terima kasih. Bye, bye.
21.Penjual:Have a nice day (Pembeli pergi meninggalkan kios itu)

Negosiasi antara Karyawan dan Pengusaha
Wakil karyawan:Selamat sore, Pak.Pembukaan
Wakil Perusahaan:Selamat sore. Mari, silakan duduk.
Wakil karyawan:Ya, terima kasih.
Wakil Perusahaan:Saya, Hadi Winoto, wakil dari perusahaan. Anda siapa?
Wakil karyawan:Saya Suparmin, yang dipercaya teman-teman untuk menemui pimpinan. (Mereka bersalaman)
Wakil Perusahaan:Sebenarnya, apa yang terjadi? Semua karyawan di perusahaan ini melaksanakan demonstrasi. Kalau begini caranya, perusahaan bisa gulung tikar dan karyawan bisa di-PHK.Isi
Wakil karyawan:Tidak ada apa-apa, Pak. Kami hanya ingin memperbaiki nasib dan hidup layak.
Wakil Perusahaan:Maksudnya?
Wakil karyawan:Ya, niscaya Bapak tahu. Kami, karyawan, sudah bekerja keras demi perusahaan. Tetapi, kami merasa kurang mendapatkan imbalan yang pantas. Kami tidak sanggup memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya dengan uang Rp2.000.000,00 sebulan. Paling tidak, kami mendapatkan upah sebesar Rp3.000.000,00.
Wakil Perusahaan:Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban terlalu berat. Listrik naik, materi bakar naik, dan biaya operasional lain juga naik. Kenaikan UMP (upah minimum provinsi) belum bisa naik sekarang.
Wakil karyawan:Kalau begitu, kami tetap akan melaksanakan agresi mogok kerja hingga tuntutan kami dipenuhi.
Wakil Perusahaan:Tidak boleh demikian. Kita harus mencari jalan tengah.
Wakil karyawan:Lalu, bagaimana?
Wakil Perusahaan:Saya akan mengusulkan kenaikan tersebut kepada direksi. Perusahaan hanya bisa menaikkan UMP hingga Rp2.400.000,00. Tidak lebih dari itu. Anda sendiri tahu bahwa pada situasi global ini perusahaan mana pun mengalami kesulitan.
Wakil karyawan:Tidak bisa, Pak. Ini kota Jakarta, Pak. Semua harus dibeli dengan uang. Ya, tolong diusahakan bagaimana caranya biar kami sanggup hidup layak. Paling tidak kami mendapatkan honor sebesar Rp2.800.000,00.
Wakil Perusahaan:Nanti admin akan mengusulkan ke direksi sebesar Rp2.600.000,00.
Wakil karyawan:Tapi, usahakan lebih, Pak. Kami akan bekerja lebih keras lagi.
Wakil Perusahaan:Baiklah, akan admin coba. Tolong kendalikan temanteman karyawan dan sampaikan kepada mereka mulai besok semua karyawan harus masuk kerja kembali. Karyawan yang mogok kerja akan kena sanksi.
Wakil karyawan:Baik, Pak. Terima kasih. Boleh admin keluar?Penutup
Wakil Perusahaan:Ya, silakan.
Wakil karyawan:Ya, terima kasih. Selamat sore.
Wakil Perusahaan:Selamat sore. (Mereka bersalaman)

Jika dibandingkan struktur teks Negosiasi Antara Penjual dan Pembeli di Pasar Seni Sukawati dan Negosiasi Antara Karyawan dan Pengusaha kedua teks tersebut mempunyai struktur yang berbeda. Struktur teks Negosiasi Antara Penjual dan Pembeli di Pasar Seni Sukawat terdiri dari : orientasi^ permintaan^pemenuhan^penawaran^persetujuan^pembelian^penutup, sedangkan pada teks Negosiasi Antara Karyawan dan Pengusaha hanya terdiri dari pembukaan^isi^penutup. Hal ini disebabkan lantaran perundingan yang terjadi pada jual beli lebih kompleks dan berjalan berdasarkan alur yang lebih sehingga tiga tahap saja (pembukaan, isi, dan penutup) belum cukup. Negosiasi antara karyawan dan pengusaha di atas berlangsung untuk menuntaskan konflik dan hanya dengan tiga tahap konflik sudah terselesaikan.

Orientasi sama saja dengan pembukaan karenadalam perundingan orientasi yakni pembukaan atau awalan dari percakapansebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa dan sebagainya serta orientasimerupakan proses, cara, serta permulaan (inisiasi) sebelum proses jual beli berlangsung.

Negosiasi antara penjual dan pembeli itu berhasil dilihat dari terbelinya barang yang dijual. Kalau pembeli tadi tidak jadi membeli maka perundingan dkatakan gagal lantaran tidak adanya janji mengenai harga barang yang ditawarkan penjual dan harga barang yang diinginkan oleh pembeli.

Negosiasi itu dilakukan dengan bahasa persuasif, yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk. Salah satu buktinya yakni penggunaan tuturan “Bagus itu, Mam. Cocok untuk digunakan sendiri atau untuk suvenir”. Pada konteks jual beli patung tadi, jenis bahasa yang demikian itu digunakan untuk membujuk pembeli biar transaksi jual beli berhasil. Ungkapan lain yang memperlihatkan bahasa persuasif ibarat adalah:
  1. Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam.
  2. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. 
  3. Di daerah lain lebih mahal.
  4. Ya, sebetulnya ini belum boleh. Tapi, untuk Nyonya boleh. 
  5. Mau beli apa lagi?

Susunlah kembali teks tersebut dengan mengubah barang yang dijual (tidak harus benda seni), pelaku yang terlibat, dan daerah jual beli. Misalnya, transaksi terjadi antara orang Indonesia dan orang Indonesia atau antara orang Indonesia dan orang gila yang berasal dari lebih dari satu negara.
1.Penjual:Selamat siang, Pak.
2.Pembeli:Selamat siang.
3.Penjual:Mari silahkan, mau beli apa?
4.Pembeli:Ada Samsung Galaxy S4 Zoom C101 ?
5.Penjual:Ya, ada. Di sebelah sana, yang warna apa? (Penjual memperlihatkan daerah handphone yang ditanyakan pembeli)
6.Pembeli:Yang warna hitam. Fasilitasnya apa saja?
7.Penjual:Ya, ini, yang berwarna hitam. Ada kamera16 MP, sudah 4G  dan masih banyak yang lainnya.
8.Pembeli:Ya, coba admin lihat.(Handphone itu sudah di tangan pembeli dan ia mengamatinya dengan cermat)
9.Penjual:Bagus itu, Pak. Cocok untuk digunakan banyak sekali keperluan.
10.Pembeli:Ini untuk anak admin. Harganya berapa?
11.Penjual:Tujuh juta rupiah saja.
12.Pembeli:Wah, mahal. Enam juta lima ratus ya?
13.Penjual:Belum boleh Pak. Tujuh juta. Ini sudah murah, Pak. Di daerah lain lebih mahal.
14.Pembeli:Tidak mau. Kalau boleh, enam juta lima ratus ribu.
15.Penjual:Belum boleh. Naik sedikit, Pak.
16.Pembeli:Enam juta tujuh ratus lima puluh ribu.
17.Penjual:Ya, sebetulnya ini belum boleh. Tapi, untuk Bapak boleh. Mau beli apa lagi?
18.Pembeli:Tidak terima kasih. Itu saja. Ini uangnya. (Penjual memasukkan handphone itu ke dalam tas plastik yang bertuliskan nama kiosnya. Pembeli memperlihatkan uang pas).
19.Penjual:Ya, terima kasih.
20.Pembeli:Terima kasih.
21.Penjual:Kapan-kapan tiba ke sini kalau Anda membutuhkan yang lain, Pak.

Ubahlah teks obrolan tersebut menjadi teks monolog ibarat di bawah ini.

Pada suatu hari, seorang ibu muda dari Eropa pergi ke Pasar Seni Sukawati untuk membeli patung Dewa Wisnu yang terbuat dari kayu. Saat ibu muda tersebut masuk ke sebuah kios, penjual pribadi menyambut ibu muda tersebut ucapan selamat pagi dan ibu muda itupun menjawabnya. Penjual menanyakan apa yang ingin dibeli oleh ibu muda tersebut, ibu muda ingin membeli patung Garuda Wisnu Kencana yang terbuat dari kayu. Ibu muda tersebut mengamati dengan cermat patung yang sudah berada di tangannya. Penjual menyampaikan bahwa patung tersebut cocok untuk pajangan dirumah atau buah tangan untuk kerabat. Menurut ibu muda patung tersebut untuk digunakan untuk diri sendiri ibu muda ini mulai menanyakan harga patung tersebut. Penjual pun memperlihatkan harga tiga ratus ribu, tetapi ibu muda tersebut merasa bahwa patungnya terlalu mahal dan menawarnya menjadi dua ratus ribu. Penjual tidak bisa memperlihatkan harga yang diinginkan ibu muda dan memperlihatkan ajuan harga sebesar Dua ratus delapan puluh lima ribu dan menyampaikan itu sudah murah ditempat lain ibu ini tidak akan mendapat harga semurah itu. Ibu ini pun menawarnya lagi menjadi Dua ratus lima puluh ribu tetapi penjual masih tidak menerimanya. Akhirnya penjual mendapatkan penawaran dengan harga Dua ratus tujuh puluh lima ribu dan menyampaikan harga ini hanya untuk nyonya Eropa tersebut sembari mananyakan barang lain yang diinginkan turis tersebut. Setelah membayar, ibu muda itu mengucapkan “Selamat tinggal” dan pergi meninggalkan toko.
Menyusun Kembali Teks Negosiasi Menyusun Kembali Teks Negosiasi Reviewed by dannz on 11:28 PM Rating: 5