Membedakan Teks Tantangan Diskusi Eksposisi

Membedakan teks yaitu aktivitas membandingkan dua teks atau lebih untuk mencari perbedaan masing-masing teks. Dua buah teks atau lebih biasanya sanggup mempunyai perbedaan baik struktur maupun unsur kebahasaannya. Untuk sanggup membedakan teks sanggup dilakukan dengan cara membaca kedua teks tersebut secara keseluruhan. Dalam membaca teks tersebut mungkin tidak hanya sekali saja, sanggup juga berulang-ulang semoga sanggup memilih kesamaanya. Pada goresan pena ini aktivitas yang dilakukan yaitu membedakan teks tantangan, teks diskusi, dan teks eksplanasi.

Teks tantangan yaitu jenis teks yang memuat informasi bantahan terhadap hal-hal kontroversial yang berkembang di masyarakat dengan disertai argumen dan data-data yang memperkuat bantahan tersebut.Teks diskusi yaitu salah satu jenis teks yang menawarkan dua pendapat mengenai suatu hal. Pendapat tersebut tentu ada yang selaras dan juga ada yang bertentangan. eks eksposisi yaitu salah satu bentuk pengembangan paragraf yang bertujuan untuk menjabarkan suatu pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat, dan akurat.. Masing-masing teks tersebut mempunyai struktur yang berbeda, namun unsur kebahasaan ketiga teks tersebut ada beberapa yang sama. Berikut ini contoh teks tantangan, diskusi, dan eksplanasi.

Teks Tantangan Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak
StrukturKalimat
Pengantar, isu, masalahBesaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P (Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan) 2013 sejumlah 287,14 triliun. Subsidi energi tahun ini meliputi BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.

Sementara itu, realisasi tahun kemudian mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut lantaran lonjakan konsumsi minyak Indonesia. Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, semenjak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.

Bagaimana dengan konsumsi minyak? Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013 melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari. Dengan demikian, pada tahun kemudian Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari. Indonesia yaitu negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak.
Argumen
menentang
Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil). Dengan kata lain, jumlah impor untuk memenuhi konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) lantaran ekspor lebih tinggi dari impor.

Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diharapkan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.

Meskipun demikian, kelompok masyarakat yang kontra penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi lain. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang dan jasa mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.

Kenaikan harga BBM dan Inflasi akan mengakibatkan ajakan domestik menurun sehingga melemahkan produksi. Penurunan produksi di banyak sekali sektor ekonomi akan meningkatkan pemutusan korelasi kerja (PHK) dan meningkatkan pengangguran. Ringkasnya, kelompok kontra beropini kenaikan harga BBM mengakibatkan inflasi kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.
Argumen
menentang
Penurunan dan/atau abolisi subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran. Yang perlu dicermati yaitu dampak terhadap kemiskinan dan pengangguran. Pemerintah gres harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, mirip keberanian menurunkan subsidi BBM secara sedikit demi sedikit hingga akhirnya menghapus.

Dampak negatif penurunan subsidi BBM dalam jangka pendek sanggup dikurangi dengan menerapkan kebijakan fiskal lewat jaring pengaman sosial dan kebijakan moneter. Selain itu, Bank Indonesia sanggup menurunkan jumlah uang beredar melalui instrumen kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai agenda kompensasi. Akan tetapi, agenda kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan.

Sebaliknya, kalau agenda kompensasi sanggup dilaksanakan dengan efektif, sanggup menekan kemiskinan. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi sanggup berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja perjuangan kecil dan menengah, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
SimpulanSubsidi tidak sanggup diberlakukan terus-menerus. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan sempurna sasaran dengan jangka waktu terbatas. Subsidi harus dikurangi secara bertahap, hingga akhirnya dihapus. Pemerintah gres didorong berani mengurangi subsidi BBM disertai klarifikasi kepada masyarakat.
Sumber: http://www.koran-jakarta.com/?13837-pengurangan+subsidi+bbm

Unsur kebahasaan Teks Tantangan :
Fungsi sosial teks tantangan yaitu digunakan untuk menawarkan bantahan terhadap suatu isu/masalah yang diperkuat dengan argumen yang memperkuat bantahan tersebut.

1. Kata Rujukan
Kata rujuakan yaitu kata yang merujuk pada kata lain yang telah diungkapkan sebelumnya. Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu:
  • Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut. 
  • Rujukan daerah :di sini, di situ, di sana. 
  • Rujukan persona/orang atau yang diperlakukan mirip orang:
Jenis Rujukan PersonaTunggalJamak
Persona pertamaAku, adminKami, kita
Persona keduaKamu, engkau, andaKalian, kami sekalian
Persona ketigaDia, ia, beliauMereka

Beberapa rujukan kata dalam teks di atas yaitu sebagai berikut.
  1. Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN.
  2. Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Subsidi energi tahun ini meliputi BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.
  3. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang dan jasa mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat miskin.
  4. Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P (Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan) 2013 sejumlah 287,14 triliun.
  5. Sementara itu, realisasi tahun kemudian mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut lantaran lonjakan konsumsi minyak Indonesia.

2. Kata Hubung/Konjungsi
Konjungsi yaitu kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat dan sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain.
  1. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi sanggup berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja perjuangan kecil dan menengah, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
  2. Kenaikan harga BBM dan Inflasi akan mengakibatkan ajakan domestik menurun sehingga melemahkan produksi. 
  3. Ringkasnya, kelompok kontra beropini kenaikan harga BBM mengakibatkan inflasi kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.
  4. Untuk itu, diharapkan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.
  5. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss).
  6. Sebaliknya, jika agenda kompensasi sanggup dilaksanakan dengan efektif, sanggup menekan kemiskinan.
  7. Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil).
  8. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.
  9. Pemerintah gres harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, mirip keberanian menurunkan subsidi BBM secara sedikit demi sedikit sampai akhirnya menghapus.
  10. Sebaliknya, kalau agenda kompensasi sanggup dilaksanakan dengan efektif, sanggup menekan kemiskinan.

3. Kalimat sanggahan
Kalimat sanggahan yaitu kalimat ungkapan ketidaksetujuan terhadap suatu problem atau pembicaraan. Kalimat sanggahan biasanya ditandai dengan kurang sependapat, perlu ditinjau kembali, belum sesuai, kurang sempurna dan sebagainya. Beberapa kalimat sanggahan dalam teks di atas yaitu sebagai berikut.
  1. Contoh, semenjak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.
  2. Ringkasnya, kelompok kontra beropini kenaikan harga BBM mengakibatkan inflasi kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.
  3. Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai agenda kompensasi. Akan tetapi, agenda kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan.

4. Kalimat Penolakan.
Kalimat penolakan yaitu kalimat yang berisi tidak setuju, kurang setuju, sependapat, kurang sependapat atau membantah dalam suatu hal. Ciri-ciri kalimat penolakan, antara lain, ditandai dengan pilihan kata tidak setuju, kurang setuju, tidak sependapat, menolak, ditolak, menentang, tantangan, membantah, bantahan, sanggahan, disanggah. Contoh kalimat penolakan antara lain sebagai berikut.
  1. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang dan jasa mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.
  2. Penurunan dan/atau abolisi subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran.

5. Kalimat pernyataan;
Kalimat pernyataan yaitu kalimat yang ditandai intonasi turun dan pada umumnya mengandung makna yang menyatakan atau memberitahukan sesuatu. Dalam ragam bahasa tulis, biasanya diberi tanda titik pada potongan akhir. Contoh kalimat pernyataan antara lain sebagai berikut.
  • Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat.
  • Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil).
  • Kenaikan harga BBM dan Inflasi akan mengakibatkan ajakan domestik menurun sehingga melemahkan produksi.

Teks Diskusi Perlukah Pengurangan Subsidi BBM?
StrukturKalimat
IsuBesaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P 2013 sejumlah 287,14 triliun. Subsidi energi tahun ini meliputi BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.

Sementara itu, realisasi tahun kemudian mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut lantaran lonjakan konsumsi minyak Indonesia. Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, semenjak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.

Bagaimana dengan konsumsi minyak? Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013 melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari. Dengan demikian, pada tahun kemudian Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari. Indonesia yaitu negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak.
Argumen
mendukung
Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil). Dengan kata lain, jumlah impor untuk memenuhi konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) lantaran ekspor lebih tinggi dari impor.

Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diharapkan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap. Mengenai kebijakan penurunan subsidi BBM yang berdampak pada kenaikan harga BBM, tentu mengakibatkan pro dan kontra di banyak sekali kalangan.

Kelompok yang oke penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan mengakibatkan inefisiensi dalam perekonomian. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss). Subsidi BBM tidak sempurna sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah.

Dengan subsidi, harga di pasar domestik menjadi lebih murah. Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi. Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional. Hasil pengurangan anggaran subsidi BBM sanggup dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, asuransi, jaminan kesehatan, beasiswa pendidikan, agenda padat karya dan aktivitas lainnya untuk masyarakat miskin. Jika harga naik, konsumsi menjadi semakin rasional (tidak berlebihan). Selanjutnya, kondisi kualitas lingkungan menjadi semakin baik lantaran polusi berkurang.
Argumen
menolak
Kelompok yang kontra penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi lain. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang menjadi mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.

Kenaikan harga BBM dan inflasi akan mengakibatkan ajakan domestik menurun sehingga melemahkan produksi. Penurunan produksi di banyak sekali sektor ekonomi akan meningkatkan pemutusan korelasi kerja (PHK) dan meningkatkan pengangguran. Ringkasnya, kelompok kontra beropini kenaikan harga BBM mengakibatkan inflasi, kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.

Penurunan dan/atau abolisi subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran, tetapi kecil. Yang perlu dicermati yaitu dampak terhadap kemiskinan dan pengangguran. Pemerintah gres harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, mirip keberanian menurunkan subsidi BBM secara sedikit demi sedikit hingga akhirnya menghapus.

Dampak negatif penurunan subsidi BBM dalam jangka pendek sanggup dikurangi dengan menerapkan kebijakan fiskal lewat jaring pengaman sosial dan kebijakan moneter dan Bank Indonesia sanggup menurunkan jumlah uang beredar melalui instrumen menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai agenda kompensasi. Meskipun demikian, agenda kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan.

Sebaliknya, kalau agenda kompensasi sanggup dilaksanakan dengan efektif, sanggup menekan kemiskinan. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi sanggup berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
SimpulanSubsidi tidak sanggup diberlakukan terus-menerus. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan sempurna sasaran dengan jangka waktu terbatas. Subsidi harus dikurangi secara bertahap, hingga akhirnya dihapus. Pemerintah gres didorong berani mengurangi subsidi BBM disertai klarifikasi kepada masyarakat.
Sumber: http://www.koran-jakarta.com/?13837-pengurangan+subsidi+bbm

Unsur Kebahasaan Teks Diskusi
Fungsi sosial teks diskusi yaitu digunakan untuk memberikan pendapat mengenai suatu permasalahan. Pendapat yang disampaikan tersebut disertai argumen baik yang mendukung  maupun yang menentang isu tersebut serta diakhiri dengan  simpulan atau rekomendasi penulis.

1. Penggunaan Konjungsi Perlawanan
Konjungsi perlawanan menggunakan kata hubung : tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya.
  1. Penurunan dan/atau abolisi subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran, tetapi kecil.
  2. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi sanggup berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
  3. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss).
  4. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.
  5. Sebaliknya, kalau agenda kompensasi sanggup dilaksanakan dengan efektif, sanggup menekan kemiskinan.

2. Penggunaan Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramatikal
Penggunaan Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal yaitu kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata. Kohesi leksikal itu sanggup berbentuk, antara lain, dengan pengulangan, sinonim, antonim, dan hiponim.
  • Kohesi pengulangan yaitu kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen yang telah disebut.
  • Kohesi hiponimi yaitu kohesi leksikal yang berupa korelasi makna leksikal yang bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
  • Kohesi sinonimi yaitu kohesi leksikal yang berupa korelasi makna leksikal yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
  • Kohesi antonim yaitu kohesi leksikal yang mempunyai korelasi makna leksikal yang bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
Contoh penggunaan kohesi leksikal dalam teks di atas yaitu sebagai berikut.
  1. Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, semenjak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. (pengulangan)
  2. Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.(pengulangan)
  3. Subsidi BBM tidak sempurna sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah.(pengulangan)
  4. Indonesia yaitu negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak. (antonimi)
  5. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) lantaran ekspor lebih tinggi dari impor. (antonimi)
  6. Mengenai kebijakan penurunan subsidi BBM yang berdampak pada kenaikan harga BBM, tentu mengakibatkan pro dan kontra di banyak sekali kalangan. (antonimi)
  7. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah. (antonimi)
  8. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang menjadi mahal). (antonimi)

Penggunaan Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal yaitu kepaduan yang dicapai dengan menggunakan elemen dan hukum gramatikal. Kohesi gramatikal, antara lain, sanggup terbentuk melalui rujukan, substitusi, dan elipsis. 
  • Referensi (rujukan) merupakan pengacuan satuan lingual tertentu terhadap satuan lainnya.
  • Substitusi diartikan sebagai penggantian satuan lingual dengan satuan lingual lain dalam wacana untuk  memperoleh unsur pembeda.
  • Elipsis yaitu pelesapan satuan lingual tertentu yang sudah disebutkan sebelumnya. 

Hal itu sanggup disimak pada contoh berikut.
  1. Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P 2013 sejumlah 287,14 triliun.(rujukan).
  2. Kelompok yang oke penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan mengakibatkan inefisiensi dalam perekonomian. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss). (rujukan)

3. Penggunaan Modalitas
Modalitas yaitu kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan dengan kata-kata mirip harus, akan, ingin, mungkin. Hal itu sanggup dilihat pada contoh berikut.
  1. Dengan demikian, pada tahun kemudian Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari.
  2. Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. 
  3. Pemerintah gres harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, mirip keberanian menurunkan subsidi BBM secara sedikit demi sedikit hingga akhirnya menghapus.
  4. Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai agenda kompensasi.
  5. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan sempurna sasaran dengan jangka waktu terbatas. 
  6. Subsidi harus dikurangi secara bertahap, hingga akhirnya dihapus. 
  7. Kelompok yang oke penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan mengakibatkan inefisiensi dalam perekonomian.
  8. Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional.
  9. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin kategori miskin akan bertambah.
  10. Kenaikan harga BBM dan inflasi akan mengakibatkan ajakan domestik menurun sehingga melemahkan produksi. 
  11. Penurunan produksi di banyak sekali sektor ekonomi akan meningkatkan pemutusan korelasi kerja (PHK) dan meningkatkan pengangguran. 
  12. Meskipun demikian, agenda kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan.

Teks Eksposisi Subsidi BBM Perlu Dikurangi
StrukturKalimat
Pernyataan pendapat (tesis)Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P 2013 sejumlah 287,14 triliun. Subsidi energi tahun ini meliputi BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.

Sementara itu, realisasi tahun kemudian mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut lantaran lonjakan konsumsi minyak Indonesia. Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, semenjak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.

Bagaimana dengan konsumsi minyak? Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013 melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari. Dengan demikian, pada tahun kemudian Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari. Indonesia yaitu negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak.
ArgumentasiSejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil). Dengan kata lain, jumlah impor untuk memenuhi konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) lantaran ekspor lebih tinggi dari impor.

Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diharapkan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.

Kelompok yang oke penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan mengakibatkan inefisiensi dalam perekonomian. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss). Subsidi BBM tidak sempurna sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah.

Dengan subsidi, harga di pasar domestik menjadi lebih murah. Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi. Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional. Hasil pengurangan anggaran subsidi BBM sanggup dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, asuransi, jaminan kesehatan, beasiswa pendidikan, agenda padat karya dan aktivitas lainnya untuk masyarakat miskin. Jika harga naik, konsumsi menjadi semakin rasional (tidak berlebihan). Selanjutnya, kondisi kualitas lingkungan menjadi semakin baik lantaran polusi berkurang.

Sebaliknya, kalau sanggup dilaksanakan dengan efektif, agenda kompensasi sanggup menekan kemiskinan. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi sanggup berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
Penegasan ulang pendapatSubsidi tidak sanggup diberlakukan terus-menerus. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan sempurna sasaran dengan jangka waktu terbatas. Subsidi harus dikurangi secara bertahap, hingga akhirnya dihapus. Pemerintah gres didorong berani mengurangi subsidi BBM disertai klarifikasi gamblang kepada masyarakat.

Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi
Fungsi sosial teks eksposisi yaitu digunakan untuk digunakan untuk mengusulkan pendapat langsung mengenai sesuatu atau sebagai wadah untuk mengemukakan pendapat.

1. Pronomina
Pronomina atau kata ganti yaitu jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina sanggup diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona. 
  1. Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya mirip ia, dia, anda, anda, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya mirip kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.
  2. Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk misalnya mirip ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya misalnya mirip apa, mana, siapa.
 Membedakan teks yaitu aktivitas membandingkan dua teks atau lebih untuk mencari perbedaan Membedakan Teks Tantangan Diskusi Eksposisi
Beberapa contoh penggunaan pronomina pada teks di atas yaitu sebagai berikut.
  1. Subsidi energi tahun ini meliputi BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.
  2. Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diharapkan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.
  3. Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari.

2.  Kata Leksikal (Nomina, Verba, Adjektiva, Adverbia)
Leksikal yaitu berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa kata. Jadi, sanggup ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal yaitu makna yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata.

Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik faktual maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar misalnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan misalnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll. Beberapa contoh nomina dalam teks tersebut antara lain sebagai berikut.
  1. Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. (nomina dasar)
  2. Indonesia yaitu negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak. (nomina dasar).
  3. Subsidi energi tahun ini meliputi BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.(nomina turunan)
  4. Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi.(nomina turunan)

Verba (kata kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya  berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu :
  1. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, dll.
  2. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar lantaran proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, basuh muka, mempertanggungjawabkan, dll.
Beberapa contoh penggunaan verba pada teks di atas yaitu sebagai berikut.
  1. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.(verba turunan).
  2. Kondisi ini tentu membebani APBN. (verba turunan)
  3. Untuk itu, diharapkan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.(verba turunan)

Adjektiva (kata sifat)
Merupakan kata yang yang digunakan untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-lain. Beberapa contoh kata sifat pada teks di atas yaitu sebagai berikut.
  1. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) lantaran ekspor lebih tinggi dari impor.
  2. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah.
  3. Dengan subsidi, harga di pasar domestik menjadi lebih murah
  4. Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi.
  5. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan sempurna sasaran dengan jangka waktu terbatas.

Adverbia (kata keterangan)
Merupakan kata yang melengkapi atau menawarkan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain. Beberapa contoh kata keterangan pada teks di atas yaitu sebagai berikut.
  1. Contoh, semenjak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target.
  2. Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional.
  3. Sementara itu, realisasi tahun kemudian mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun.

Konjungsi
Konjungsi sanggup digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Konjungsi temporal mirip mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya sanggup digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat sanggup digunakan untuk menyuguhkan informasi asal-muasal suatu kejadian atau kejadian dan imbas yang ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan mirip pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan informasi dari yang berpengaruh menuju yang lemah atau sebaliknya. Berikut ini yaitu jenis konjungsi yang sanggup ditemukan pada teks eksposisi :
  1. Konjungsi waktu : sesudah, setelah, sebelum, lalu, kemudian, setelah itu 
  2. Konjungsi adonan : dan, serta, dengan
  3. Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal
  4. Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk
  5. Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana, apabila
  6. Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni
  7. Konjungsi lantaran akhir : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya
  8. Konjungsi kontradiksi : tetapi, akan tetapi, namun, melainkan, sedangkan
  9. Konjungsi pilihan : atau
  10. Konjungsi penegasan/penguatan : bahkan, apalagi, hanya, lagi pula, itu pun
  11. Konjungsi klarifikasi : bahwa
  12. Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa
  13. Konjungsi penyimpulan :oleh lantaran itu, oleh lantaran itu, jadi, dengan demikian
Beberapa contoh penggunaan konjungsi pada teks di atas yaitu sebagai berikut.
  1. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss).
  2. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi sanggup berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
  3. Subsidi energi tahun ini meliputi BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.
Membedakan Teks Tantangan Diskusi Eksposisi Membedakan Teks Tantangan Diskusi Eksposisi Reviewed by dannz on 3:02 AM Rating: 5