Seni rupa yaitu cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa dibedakan menjadi seni rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Pada goresan pena ini akan dibahas mengenai simbol dan nilai estetis seni rupa dua dimensi saja. Contoh seni rupa dua dimensi yaitu seni lukis, seni batik, sketsa, dan seni ilustrasi. Jenis simbol dalam konsep seni rupa 2 dimensi sanggup diketahui melalui objek dan unsur-unsur rupanya, serta pada visualisasi bentuk objek dan tema seni rupa. Sedangkan nilai estetis dalam konsep seni rupa 2 dimensi merupakan nilai keindahan dan keunikan pada sebuah karya seni rupa 2 dimensi itu sendiri.
Dalam seni rupa, simbol sanggup dijumpai pada karya dua dimensi atau tiga dimensi. Dalam pembelajaran seni rupa, kata Simbol dijelaskan sebagai makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik wujud objeknya atau unsur-unsur rupanya. Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata simbol dalam bahasa Inggris: symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon (symballo) yang berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara konseptual, kata simbol ini mempunyai beberapa pengertian sebagai berikut.
Simbol dalam sebuah karya seni rupa dua dimensi dijumpai pada objek dan unsur-unsur rupanya. Penataan unsur-unsur rupa mirip warna (color), garis (line), bidang (shape), bentuk (form), gelap terang (value), tekstur (texture) dan ruang (space) sanggup menyimbolkan sesuatu. Selain pada unsur-unsur rupanya, simbol dalam karya seni rupa dua dimensi sanggup anda jumpai pada visualisasi bentuk objek dan tema yang terdapat pada karya seni rupa tersebut.
- Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau objek tertentu.
- Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti, kualitas, abstraksi, gagasan, objek.
- Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan/ atau dengan janji atau kebiasaan. Misalnya, lampu kemudian lintas.
- Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu-individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau digunakan anggota masyarakat itu. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda alamiah.
Simbol dalam sebuah karya seni rupa dua dimensi dijumpai pada objek dan unsur-unsur rupanya. Penataan unsur-unsur rupa mirip warna (color), garis (line), bidang (shape), bentuk (form), gelap terang (value), tekstur (texture) dan ruang (space) sanggup menyimbolkan sesuatu. Selain pada unsur-unsur rupanya, simbol dalam karya seni rupa dua dimensi sanggup anda jumpai pada visualisasi bentuk objek dan tema yang terdapat pada karya seni rupa tersebut.
Seorang perupa (seniman) mengolah unsur-unsur seni rupa fisik dan non-fisik sesuai dengan keterampilan dan kepekaan yang dimiliki dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Berikut ini unsur-unsur seni rupa dua dimensi.
- Garis yaitu unsur fisik yang fundamental dan penting dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan seterusnya. Garis sanggup juga digunakan untuk mengomunikasikan gagasan dan mengekspresikan diri. Garis tebal tegak lurus misalnya, sanggup memberi kesan besar lengan berkuasa dan tegas, sedangkan garis tipis melengkung, memberi kesan lemah dan ringkih. Karakter garis yang dihasilkan oleh alat yang berbeda akan menghasilkan abjad yang berbeda pula.
- Raut (Bidang dan Bentuk) yang merupakan tampak, serpihan atau wujud dari suatu objek. Istilah ”bidang” umumnya digunakan untuk menunjuk wujud benda yang cenderung pipih atau datar sedangkan ”bangun” atau ”bentuk” lebih memperlihatkan kepada wujud benda yang mempunyai volume (mass).
- Ruang uang dalam sebuah karya seni rupa 2 dimensi pertanda kesan dimensi dari obyek yang terdapat pada karya seni rupa tersebut. Pada karya dua dimensi kesan ruang sanggup dihadirkan dalam karya dengan pengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya mirip perbedaan intensitas warna, terang-gelap, atau memakai teknik menggambar perspektif untuk membuat ruang semu (khayal). Dalam seni rupa dua dimensi, ruang besifat semu.
- Tekstur yaitu unsur rupa yang pertanda kualitas taktis dari suatu permukaan atau penggambaran struktur permukaan suatu objek pada karya seni rupa. Berdasarkan wujudnya, tekstur sanggup dibedakan atas tekstur orisinil dan tekstur buatan. Tekstur orisinil yaitu perbedaan ketinggian permukaan objek yang faktual dan sanggup diraba, sedangkan tekstur buatan yaitu kesan permukaan objek yang timbul pada suatu bidang alasannya pengolahan unsur garis, warna, ruang, dan terang-gelap.
- Warna yaitu unsur rupa yang paling menarik perhatian. Menurut teori warna Brewster, semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning dan biru. Dalam berkarya seni rupa terdapat beberapa teknik Contoh penggambaran tekstur penggunaan warna, yaitu secara harmonis, heraldis, murni, monokromatik dan polikromatik. Warna sanggup memperlihatkan kesan tertentu. Ada warna muda dan warna tua, warna terang dan warna gelap, serta warna redup dan warna cerah. Warna gelap cenderung memberi kesan berat, sebaliknya warna terang sanggup memberi kesan ringan.
- Gelap terang pada karya seni rupa timbul alasannya adanya perbedaan intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya tingkat nada warna (value) yang berbeda. Bagian yang terkena cahaya akan lebih terang dan bab yang kurang terkena cahaya akan tampak lebih gelap.
Penataan unsur-unsur visual pada sebuah karya seni rupa memakai prinsip-prinsip dasar berupa kaidah atau hukum baku yang diyakini oleh seniman dan perupa pada umumnya sanggup membentuk sebuah karya seni yang baik dan indah. Kaidah atau hukum baku ini disebut komposisi. Komposisi sanggup meliputi beberapa prinsip penataan seperti: kesatuan (unity); keseimbangan (balance) dan irama (rhythm), penekanan, proporsi dan keselarasan. Prinsip-prinsip dasar ini merupakan unsur non fisik dari karya seni rupa.
- Komposisi yaitu tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni rupa. Keseimbangan (balance) yaitu kesan yang sanggup memperlihatkan rasa mapan (tidak berat di salah satu sisi) sehingga tidak ada ketimpangan dalam penempatan unsur-unsur rupa (garis, bentuk, warna, dan lain-lain). Kesatuan (unity) yaitu kekerabatan keterkaitan antara unsur-unsur rupa yang mengarah pada sentra perhatian. Unsur-unsur gambar yang baik akan menyatu-padu, tidak terkesan terpencar atau berantakan. Irama (rhythm ) yaitu uraian kesan gerak yang ditimbulkan oleh unsur-unsur yang dipadukan secara berdampingan dan keseluruhan. Irama dalam seni rupa menyerupai alunan lagu atau musik yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta suatu keindahan. Irama dalam lukisan juga bisa diwujudkan dengan pengaturan warna dan bidang. Keselarasan (harmony) yaitu kesan kesesuaian antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam satu kesatuan susunan. Misalnya, gambar buah apel yang ukurannya lebih besar daripada buah pepaya.
- Proporsi yaitu kesan kesebandingan yang ideal (pantas, sesuai, dan benar) antara unsur yang satu dengan unsur lainnya dalam satu kesatuan unsur rupa. Penggambaran bentuk objek yang tidak proporsi akan terlihat janggal. Misalnya, gambar tangan insan yang ukurannya lebih panjang dari ukuran kakinya.
B. Nilai Estetis Seni Rupa Dua Dimensi
Estetik berasal dari kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat.dan Estetika yaitu ilmu yang mempelajari perihal keindahan dari suatu objek yang indah.jadi Nilai Estetik sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan yang kita rasakan sesudah kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa indah objek tersebut. Nilai Estetik sangat diharapkan supaya para seniman sanggup menyajikan keindahan ketika mereka menampilkan dan menyajikan kepada para penikmat.dan juga bisa digunakan untuk layak atau tidaknya suatu seni untuk di pertontonkan ke masyarakat.
Nilai estetis identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis sebuah karya seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan unsur-unsur rupanya. Nilai estetis sanggup juga bersifat subjektif sesuai selera orang yang melihatnya. Pengalaman pribadi, lingkungan dan budaya dimana seseorang tinggal sanggup menyebabkan nilai estetis sebauh karya seni rupa berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya.
Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi baik, perpaduan warna yang cocok, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa.
Nilai estetis yang bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Sebagai teladan ketika melihat sebuah karya seni lukis, seseorang sanggup menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya itu. Sehingga orang tersebut merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya itu dan merasa bahagia untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya. walaupun orang lain mungkin tidak tertarik pada karya tersebut. Perbedaan inilah yang memperlihatkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa sanggup bersifat subyektif.
Sebuah karya seni rupa menjadi indah dan unik alasannya kemampuan perupanya menentukan dan memvisualisaikan objek pada bidang garapannya melalui pengolahan unsur-unsur rupa. Berikut ini teladan pengamatan terhadap sebuah karya seni rupa.
Nilai estetis identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis sebuah karya seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan unsur-unsur rupanya. Nilai estetis sanggup juga bersifat subjektif sesuai selera orang yang melihatnya. Pengalaman pribadi, lingkungan dan budaya dimana seseorang tinggal sanggup menyebabkan nilai estetis sebauh karya seni rupa berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya.
Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi baik, perpaduan warna yang cocok, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa.
Nilai estetis yang bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Sebagai teladan ketika melihat sebuah karya seni lukis, seseorang sanggup menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya itu. Sehingga orang tersebut merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya itu dan merasa bahagia untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya. walaupun orang lain mungkin tidak tertarik pada karya tersebut. Perbedaan inilah yang memperlihatkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa sanggup bersifat subyektif.
Sebuah karya seni rupa menjadi indah dan unik alasannya kemampuan perupanya menentukan dan memvisualisaikan objek pada bidang garapannya melalui pengolahan unsur-unsur rupa. Berikut ini teladan pengamatan terhadap sebuah karya seni rupa.
Karya | Aspek yang Diamati | Uraian Hasil Pengamatan |
---|---|---|
Unsur-unsur rupa yang menonjol | Unsur bidang | |
Objek yang tampak | Keragaman bentuk | |
Bagian objek yang paling menarik | Proporsi gambar | |
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema. | Menunjukan perpaduan aneka macam bentuk | |
Unsur-unsur rupa yang menonjol | Unsur ruang | |
Objek yang tampak | Warna yang digunakan serasi | |
Bagian objek yang paling menarik | Perpaduan warna | |
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema. | Menunjukan kasih adminng dengan seama | |
Unsur-unsur rupa yang menonjol | Unsur tekstur | |
Objek yang tampak | Menggambarkan keindahan | |
Bagian objek yang paling menarik | Keselarasan gambar | |
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema. | Menunjukan keindahan ciptaan Tuhan | |
Unsur-unsur rupa yang menonjol | Unsur gelap terang | |
Objek yang tampak | Pemilihan warna yang tepat | |
Bagian objek yang paling menarik | Irama | |
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema. | Menunjukan semangat yang tinggi |
Simbol Dan Nilai Estetis Karya Seni Rupa Dua Dimensi
Reviewed by dannz
on
12:48 PM
Rating: