Mengidentifikasi Kekurangan Teks Kisah Fabel

Ketika mengidentifikasi kekurangan sebuah teks fabel ada dua aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu aspek isi dan bahasa. Aspek isi berkaitan dengan unsur-unsur yang membangun cerita, ibarat alur dan perwatakan. Aspek bahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa yang dipakai dalam cerita, ibarat ejaan, dan tanda baca. Perwatakan berkaitan dengan cara pengarang dalam menggambarkan tabiat tokoh cerita. Perhatikan dengan cermat, adakah penggambaran tabiat yang terlalu berlebihan atau tidak masuk akal. Dalam menelaah kekurangan teks kisah fabel dari aspek bahasa, kita sanggup memakai kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sebagai acuan.

Dalam mengidentifikasi unsur kebahasaan teks fabel, maka perlu diperhatikan dan dipahami ihwal ciri-ciri kebahasaan teks fabel. Sehingga dalam mengidentifikasi unsur kebahasaan teks diskusi akan lebih mudah. Ada beberapa ciri kebahasaan dalam teks fabel, yaitu memakai binatang sebagai tokoh utama dan sanggup bertingkah ibarat manusia. mengatakan penggambaran moral dan dan kritik ihwal kehidupan di dalam ceritanya, penceritaan yang pendek dan memakai pilihan kata yang mudah, menceritakan antara karakter insan yang lemah dan kuat, memakai setting alam, danemuat gosip menurut khayalan (fiksi).

1. Struktur Teks Fabel
Struktur TeksKalimat
OrientasiDi sebuah hutan hiduplah seekor singa yang ganas. Suatu hari sang singa ganas
itu menciptakan peraturan bahwa beliau tidak akan berburu binatang hutan. Sebagai gantinya harus ada binatang di sekelilingnya yang suka rela menjadi mangsanya.
KomplikasiPada hari pertama sesudah peraturan itu diberlakukan datanglah seekor kelinci. Sambil terengah-engah kelinci itu minta maaf kepada sang singa yang ganas itu.
 Ketika mengidentifikasi kekurangan sebuah teks fabel ada dua aspek penting yang perlu dip Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Fabel
“Maaf sang raja, admin tiba terlambat. Ada singa lain yang tadi memburu admin,” kata si kelinci.
ResolusiKemudian, singa yang ganas itu mengangguk-anggukkan kepala dan pribadi menyahut, “ Mana singa yang mengejarmu? Akan kuhabisi beliau kini juga.”

“Ya sang raja, beliau ada di dalam sumur itu.”
KodaAkhirnya, binatang-binatang itu menjadi lega. Berkat kecerdikan kelinci Sang singa yang ganas itu masuk ke dalam sumur dan tidak ada lagi pemangsa di hutan itu.
Kekurangan struktur teks pada kisah tersebut yaitu pada bab resolusi. Seharusnya pada bab resolusi ibarat di bawah ini.

“Ya sang raja, beliau ada di dalam sumur itu.”

Si Kelinci kemudian mengantarkan si Singa menuju sebuah sumur renta di hutan itu. "Disinilah Singa itu tuanku raja. Tetapi sesudah melihat tuanku datang, mungkin beliau takut dan bersembunyi di sumur itu. Cobalah tuanku lihat barangkali beliau di sana", kata si Kelinci.

Si Singapun kemudian menjulurkan kepalanya di atas sumur, maka tampaklah bayangannya di dalam air. Ia menyangka ada Singa lain bersembunyi di sumur. Si Singa mengaum dengan kerasnya, dari dalam sumur keluar pantulan auman yang sama kerasnya juga. Ia sangka bunyi itu yaitu bunyi Singa yang lain. Si Singa merasa yakin, memang betul ada Singa lain di dalam sumur. Si Singa kemudian meloncat ke dalam sumur menerkam bayangan itu. Kepala si Singa terbentur dengan dinding sumur dan kemudian iapun jatuh ke dalam sumur dan tenggelam.

2. Struktur kalimat yang digunakan.
Salah satu ciri teks fabel yaitu penceritaan yang pendek dan memakai pilihan kata yang mudah. Pada teks di atas pilihan katanya kurang tepat, sehingga tidak menjelaskan secara terperinci dan terperinci. Selain itu, penggunaan aksara kapital, kata sandang, kata keterangan waktu, dan kata penghubung juga masih kurang.

3. Penggunaan kata sandang, penggunaan kata keterangan daerah dan waktu, serta kata penghubung.
  • Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan aksara kecil, bukan aksara kapital. Kata yang mengikuti ditulis dengan aksara kecil bila bukan nama, panggilan, atau julukan. Pada kalimat " Berkat kecerdikan kelinci Sang singa yang ganas itu masuk ke dalam sumur dan tidak ada lagi pemangsa di hutan itu" penulisan sang seharusnya tidak memakai aksara kapital.
  • Dalam teks kisah fabel biasanya dipakai kata keterangan daerah dan kata keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan daerah biasanya dipakai kata depan di dan keterangan waktu biasanya dipakai kata depan pada atau kata yang membuktikan gosip waktu. Pada kalimat "Suatu hari sang singa ganas itu menciptakan peraturan bahwa beliau tidak akan berburu binatang hutan" seharusnya memakai kata keterangan waktu pada.
  • Kata kemudian dan kemudian mempunyai makna yang sama. Kata itu dipakai sebagai penghubung antarkalimat. Kata jadinya biasanya dipakai untuk menyimpulkan dan mengakhiri gosip dalam paragrap atau dalam teks. Pada kalimat "Sebagai gantinya harus ada binatang di sekelilingnya yang suka rela menjadi mangsanya" seharusnya memakai kata penghubung lalu.

4. Keterkaitan antarparagraf yang mewakili struktur teks
Bahasa yang dipakai kurang gampang dipahami, terlalu singkat sehingga tidak menjelaskan apa yang akan disampaikan. Keterkaitan antar paragraf pada teks di atas masih kurang terutama antara bab resolusi dan koda.

5. Sifat dan karakter setiap tokoh
Sifat dan karakter tokoh dalam teks fabel di atas kurang jelas. Penggambaran perwatakkan biasanya dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui pikiran tokoh, obrolan antartokoh, tingkah laris atau tindakan tokoh, lingkungan sekitar tokoh, dan balasan dari tokoh lain.

6. Nilai moral apa yang sanggup anda aplikasikan dalam bersosialisasi dengan orang tua, teman, guru, dan dengan anggota masyarakat lainnya. Jangan meremehkan orang lain hanya alasannya dilihat dari fisiknya saja.
Mengidentifikasi Kekurangan Teks Kisah Fabel Mengidentifikasi Kekurangan Teks Kisah Fabel Reviewed by dannz on 9:32 AM Rating: 5