Awal Pemerintahan “Saudara Tua”

Serangan Jepang terhadap Indonesia muncul dari utara dan timur yang bertujuan untuk mendapat cadangan logistik dan materi industri perang, menyerupai minyak tanah, timah, dan aluminium. Pada Januari 1942, Jepang mendarat di Indonesia melalui Ambon dan seluruh Maluku. Meskipun pasukan KNIL dan pasukan Australia berusaha menghalangi, tapi kekuatan Jepang tidak sanggup dibendung. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh Jepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942). Jepang kemudian menyerang Sumatera sesudah berhasil memasuki Pontianak. Bersamaan dengan itu Jepang melaksanakan serangan ke Jawa (Februari 1942).

Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat di pulau Jawa yakni di Banten dipimpin oleh Jenderal Imamura sendiri. Kemudian pendaratan di Eretan Wetan-Indramayu dipimpin oleh Kolonel Tonishori dan pendaratan di sekitar Bojonegoro dikoordinir oleh Mayjen Tsuchihashi. Tempat-tempat tersebut
memang tidak diduga oleh Belanda. Pasukan campuran Abdacom tidak bisa menghadapi pasukan Jepang

Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang. Tentara Jepang terus bergerak ke selatan dan menguasai kota Buitenzorg (Bogor). Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura. Penandatanganan ini dilaksanakan di Kalijati, Subang. Dengan demikian berakhirlah penjajahan Belanda di Indonesia. Kemudian Indonesia berada di bawah pendudukan tentara Jepang. Gubernur Jenderal Tjarda ditawan. Namun Belanda segera mendirikan pemerintahan pelarian (exile government) di Australia di bawah pimpinan H.J. Van Mook.

Jelaskan mengapa kedatangan Jepang ke Indonesia itu berjalan cepat dan merata ke aneka macam wilayah Indonesia! Keinginan Jepang untuk menguasai Indonesia alasannya yakni Indonesia kaya akan sumber daya alam yang sanggup dimanfaatkan untuk pengembangan industri Jepang. Untuk merealisasikan keinginannya itu maka sebelum gerakan tentara Jepang itu tiba ke Indonesia, Jepang sudah mengirim para spionase untuk tiba ke Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya. Itulah mengapa Jepang kedatangan Jepang ke Indonesia itu berjalan cepat dan merata ke aneka macam wilayah Indonesia

2. Selamat Datang “Saudara Tua”
Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan hangat oleh bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia menyambut baik kedatangan balatentara Jepang alasannya yakni menganggap akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa Belanda. Namun dalam kenyataannya, Jepang tiba dengan tujuan untuk menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Hakko Ichiu berarti kesatuan keluarga umat manusia. Ajaran tersebut telah memberi motivasi bangsa dan pemerintah Jepang untuk membangun masyarakat dunia di bawah kendali Jepang. Semangat tersebut diaktualisasikan dalam bentuk melancarkan semangat imperialisme dan perluasan ke Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.

Pihak tentara Jepang terus melaksanakan propaganda-propaganda untuk terus menggerakkan pinjaman rakyat Indonesia. Setiap kali Radio Tokyo memperdengarkan Lagu Indonesia Raya, di samping Lagu Kimigayo. Bendera yang berwarna Merah Putih juga boleh dikibarkan berdampingan dengan Bendera Jepang Hinomaru. Simpati dan pinjaman rakyat Indonesia itu nampaknya juga alasannya yakni sikap Jepang yang sangat membenci Belanda. Di samping itu, diperkuat pula dengan berkembangnya kepercayaan perihal Ramalan Jayabaya. Menurut Jayabaya dalam buku ”Jangka Jayabaya” atau Ramalan Jayabaya. Pulau Jawa akan kedatangan orang-orang katai yang berkulit kuning, yang akan menguasainya dalam jangka waktu seumur jagung. Sesudah itu Jawa akan merdeka.

Tentara Jepang juga mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajahan bangsa Barat. Jepang juga akan membantu memajukan rakyat Indonesia. Melalui jadwal Pan-Asia Jepang akan memajukan dan menyatukan seluruh rakyat Asia. Untuk lebih meyakinkan rakyat Indonesia, Jepang menegaskan kembali bahwa Jepang tidak lain yakni “saudara tua”, jadi Jepang dan Indonesia sama. Bahkan untuk meneguhkan progandanya perihal Pan-Asia, Jepang berusaha membentuk perkumpulan yang diberi nama “Gerakan Tiga A” yaitu "Jepang Pemimpin Asia", "Jepang Pelindung Asia" dan "Jepang Cahaya Asia".

3. Pembentukan Pemerintahan Militer
Pada pertengahan tahun 1942 timbul pemikiran biar penduduk di tempat pendudukan dilibatkan dalam acara pertahanan dan kemiliteran sehingga pemerintah Jepang di Indonesia kemudian membentuk pemerintahan militer. Kepulauan Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah pemerintahan militer.
  • Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Kedua Puluh Lima (Tomi Shudan) untuk Sumatera. Pusatnya di Bukittinggi.
  • Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Keenam Belas (Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta. Kekuatan pemerintah militer ini kemudian ditambah dengan Angkatan Laut (Dai Ni Nankenkantai).
  • Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu (Armada Selatan Kedua) untuk tempat Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pusatnya di Makassar.
 Serangan Jepang terhadap Indonesia muncul dari utara dan timur yang bertujuan untuk menda Awal Pemerintahan “Saudara Tua”
Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melaksanakan perubahan dalam birokrasi pemerintahan, diantaranya yakni pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat sentra dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan dibuat tiga pemerintahan militer yakni: 
  1. Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia sebagai sentra dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura.
  2. Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan sentra Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe.
  3. Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin Laksamana Maeda.

Untuk lebih jelasnya, Anda sanggup melihat struktur Birokrasi pemerintahan Militer pada masa pendudukan Jepang dengan melihat tabel di bawah ini. 
No.StrukturPejabat
1.Gunshirekan (panglima tentara) yang kemudian disebut dengan Seiko Shikikan (panglima tertinggi) sebagai pucuk pimpinan. Panglima tentara yang pertama dijabat oleh Jenderal Hitoshi Imamura.Jenderal Hitoshi Imamura
2.Gunseikan (kepala pemerintahan militer). Kantor sentra pemerintahan militer ini disebut Gunseikanbu. Di lingkungan Gunseikanbu ini terdapat empat bu (semacam departemen) dan ditambah satu bu lagi, sehingga menjadi lima bu. Adapun kelima bu itu yakni sebagai berikut.
  1. Somobu (Departemen Dalam Negeri).
  2. Zaimubu (Departemen Keuangan).
  3. Sangvobu (Departemen Perusahaan, Industri dan Kerajinan Tangan) atau urusan Perekonomian.
  4. Kotsubu (Departemen Lalu Lintas).
  5. Shihobu (Departemen Kehakiman).
Mayor Jenderal Seizaburo Okasaki
3.Gunseibu (koordinator pemerintahan dengan kiprah memulihkan ketertiban dan keamanan atau semacam gubernur) yang meliputi:.
  1. Jawa Barat : pusatnya di Bandung.
  2. Jawa Tengah : pusatnya di Semarang.
  3. Jawa Timur : pusatnya di Surabaya.
  4. Ditambah dua tempat istimewa (Kochi) yakni Yogyakarta dan Surakarta.
Kolonel Matsui (Bandung) , Letnan Kolonel Taga (Semarang), 

Di dalam pemerintahan itu, Jepang juga membentuk kesatuan Kempetai (Polisi Militer). Di samping susunan pemerintahan tersebut, juga ditetapkan lagu kebangsaan yang boleh diperdengarkan hanyalah Kimigayo. Padahal sebelum tentara Jepang tiba di Indonesia, Lagu Indonesia Raya sering diperdengarkan di radio Tokyo.

Pada awal pendudukan ini, secara kultural Jepang juga mulai melaksanakan perubahan-perubahan. Misalnya, untuk petunjuk waktu harus dipakai tarikh Sumera (tarikh Jepang), menggantikan tarikh Masehi.Waktu itu tarikh Masehi 1942 sama dengan tahun 2602 Sumera. Setiap tahun (mulai tahun 1942) rakyat Indonesia harus merayakan Hari Raya Tencosetsu (hari raya lahirnya Kaisar Hirohito). Dalam bidang politik, Jepang melaksanakan kebijakan dengan melarang penggunakan bahasa Belanda dan mewajibkan penggunakan bahasa Jepang.

4. Pemerintahan Sipil
Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang bersifat militer, Jepang juga menyebarkan pemerintahan sipil. Pada bulan Agustus 1942, pemerintahan militer berusaha meningkatkan sistem pemerintahan, antara lain dengan mengeluarkan UU No. 27 perihal hukum pemerintahan tempat dan dimantapkan dengan UU No. 28 perihal pemerintahan shu serta tokubetsushi. Dengan UU tersebut, pemerintahan akan dilengkapi dengan pemerintahan sipil. Menurut UU No. 28 ini,
  1. Pemerintahan shu itu dipimpin oleh seorang shucokan. Shucokan mempunyai kekuasaan menyerupai gubenur pada zaman Hindia Belanda mencakup kekuasaan legislatif dan eksekutif. Dalam menjalankan pemerintahan shucokan dibantu oleh Cokan Kanbo (Majelis Permusyawaratan Shu). Setiap Cokan Kanbo ini mempunyai tiga bu (bagian), yakni Naiseibu (bagian pemerintahan umum), Kaisaibu (bagian ekonomi), dan Keisatsubu (bagian kepolisian). 
  2. Pemerintah pendudukan Jepang juga sanggup membentuk sebuah kota yang dianggap mempunyai posisi sangat penting sehingga menjadi tempat semacam tempat swatantra (otonomi). Daerah ini ini disebut tokubetsushi (kota istimewa), yang posisi dan kewenangannya menyerupai shu yang berada eksklusif di bawah pengawasan gunseikan. Sebagai pola yakni Kota Batavia, sebagai Batavia Tokubetsushi di bawah pimpinan Tokubetu shico

Dari klarifikasi perihal kebijakan pemerintah militer Jepang di bidang politik dan birokrasi imbas yang dirasakan bangsa Indonesia antara lain terjadinya perubahan struktur pemerintahan dari sipil ke militer, terjadi mobilitas sosial vertikal dalam masyarakat Indonesia. Sisi positif yang sanggup Anda ketahui, bangsa Indonesia mendapat pelajaran berharga sebagai tanggapan cara mengatur pemerintahan, alasannya yakni adanya kesempatan yang diberikan pemerintah Jepang untuk menduduki jabatan penting menyerupai Gubernur, dan wakil Gubernur, Residen, Kepala Polisi.&
Awal Pemerintahan “Saudara Tua” Awal Pemerintahan “Saudara Tua” Reviewed by dannz on 8:53 AM Rating: 5