Tuhan membuat makhluk hidup berbeda-beda dan mempunyai ciri masing-masing. Demikian pula tumbuhan. Untuk sanggup bertahan hidup, flora perlu menyesuaikan dan melindungi diri. Kemampuan flora mengikuti keadaan dengan lingkungannya disebut dengan adaptasi. Berdasarkan bentuknya, pembiasaan flora sanggup diklasifikasikan menjadi tiga yaitu pembiasaan morfologi (bentuk tubuh), pembiasaan fisiologi (fungsi kerja tubuh), serta pembiasaan tingkah laris (behavioral).
Agar terhindar dari musuh-musuhnya flora juga berusaha melindungi dirinya dengan banyak sekali cara. Tumbuhan mempunyai cuilan badan yang mempunyai kegunaan untuk melindungi diri. Bagian badan setiap flora tersebut berbeda-beda. Cara flora melindungi diri tidak sama dengan yang di lakukan hewan. Beberapa flora melindungi diri dengan duri, getah, dan bulu halus yang gatal. Sebagai makhluk Tuhan yang dibekali logika insan mempunyai tanggung jawab untuk melestariak flora biar tidak mengalami kepunahan. Dengan melestarikan flora berarti juga menjamin kelangsungan hidup manusia. Karena insan membutuhkan flora sebagau sumber makanan utamanya.
Berikut ini beberapa pola pembiasaan dan pertahanan diri pada tumbuhan.
A. Adaptasi Tumbuhan
Bentuk Adaptasi | Keterangan |
Morfologi | Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian makhluk hidup dengan ditandai adanya bentuk tertentu dari cuilan badan makhluk hidup biar sanggup mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi morfologi dalam flora dilakukan oleh tumbuhan-tumbuhan xerofit, hidrofit, dan higrofit. - Xerofit yaitu tumbuhan-tumbuhan yang hidup pada lingkungan kering mirip di ekosistem gurun atau savana, contohnya kaktus. Daun pada flora xerofit umumnya termodifikasi sehingga bentuknya ibarat duri. Daun yang kecil pada flora xerofit membuat laju penguapan semakin kecil sehingga kehilangan air pada tubuhnya akan semakin sedikit. Akar flora xerofit mempunyai ukuran yang sangat panjang dan menyebar biar kebutuhan airnya tercukupi lantaran jangkauan peresapan air tanah semakin luas. Seluruh permukaan tubuhnya termasuk cuilan daun tertutup oleh lapisan kutikula atau lapisan lilin yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang terlalu besar.
- Hidrofit yaitu tumbuhan-tumbuhan yang hidup di ekosistem air, contohnya teratai dan eceng gondok. Tumbuhan hidrofit mempunyai akar bercabang yang pendek untuk membatasi laju peresapan air yang besar ke dalam tubuhnya. Memiliki tangkai daun berongga untuk membatasi daya serap akar atau daya kapilaritas batang terhadap air yang diserap akar. Permukaan daun mempunyai banyak lisan daun atau stomata sehingga sanggup mempercepat proses penguapan.
- Higrofit yaitu tumbuhan-tumbuhan yang hidup di ekosistem lembab mirip tempat dasar ekosistem hujan hutan tropis. Contoh flora higrofit contohnya flora paku, keladi dan lumut. Tumbuhan higrofit melaksanakan pembiasaan morfologi dengan cara menyesuaikan jumlah stomat dan jumlah daunnya menjadi lebih banyak, tipis, dan lebar untuk meningkatkan laju transpirasi.
|
Fisiologi | Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuaian diri dengan cara melaksanakan proses fisiologi dalam tubuhnya. Beberapa pola flora yang melaksanakan pembiasaan fisiologi anatara lain sebagai berikut. - Tumbuhan xerofit atau flora yang hidup di tempat gurun umumnya mempunyai jaringan penyimpanan air. Terbentuknya jaringan penyimpanan air pada flora gurun juga merupakan salah satu pola pembiasaan fisiologi pada tumbuhan.
- Alelopati merupakan senyawa kimia yang menghambat pertumbuhan flora lain. Tumbuhan – flora (teki dan ilalang) yang menghasilkan senyawa ini akan mengeluarkannya di sekitar nya, dengan demikian flora lain akan sulit tumbuh di sekitar flora yang mengeluarkan senyawa ini.
- Kelompok insektivora yaitu flora pemakan serangga (Venus, kantung semar, dll) menghasilkan sekret yang lengket pada cuilan kantungnya. Sekret ini berfungsi sebagai penjerat dan pegurai serangga yang terperangkap dalam kantung tersebut.
- Tumbuhan yang berbunga umumnya akan menghasilkan nektar untuk menarik serangga sehingga sanggup membantu penyerbukan. Ciri flora yang menghasilkan nektar ialah mempunyai mahkota bunga, mirip mawar, melati, dan lain – lain.
- Eceng gondok hidup mengapung di permukaan air. Agar sanggup mengapung flora ini mempunyai batang yang menggembung berisi rongga udara mirip spons.
|
Tingkah laku | Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian diri dengan cara mengubah tingkah laris biar sesuai dengan lingkungan yang ada. Beberapa pola pembiasaan tingkah laris pada flora yaitu sebagai berikut. - Tigmonasti (Seismonasti) merupakan gerak nasti yang terjadi akhir adanya rangsangan sentuhan. Contoh : flora putri aib menguncup daunnya kalau disentuh sehingga tampak mirip layu tujuannya untuk mengelabuhi pemangsa yaitu binatang herbivora.
- Termonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu. Perubahan suhu dipicu oleh perubahan intensitas cahaya sehingga disebut fotonasti. Contoh : bunga pukul empat pada siang hari layu ketika pagi dan sore mekar.
- Niktinasti merupakan gerak nasti lantaran efek gelap. Dalam kondisi gelap tekanan turgor pada tangkai daun menurun sehingga daun menjadi layu. Misalnya pada flora polong-polongan (lamtoro/petai cina)
- Meranggas yaitu menggugurkan daunnya pada animo kemarau, contohnya : jati, randu, dan mahoni.
- Estivasi yaitu mematikan sementara cuilan tubuhnya yang ada di atas permukaan tanah untuk mengurangi penguapan pada animo panas. Misalnya jahe, rumput.
- Tropisme yaitu gerak flora yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya, tropisme dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu geotropisme (gravitasi), fototropisme (cahaya), tigmotropisme (sentuhan), kemotropisme (kimia), termotropisme (temperatur), dan hidrotropisme (air). Fototropisme : yaitu gerak flora yang mengikuti arah datangnya cahaya. Contoh pertumbuhan tunas tumbuhan biji-bijian (pada umumnya menuju ke arah cahaya). Geotropisme : yaitu gerak cuilan flora yang disebabkan oleh adanya rangsangan grafitasi bumi. Misalnya akar flora selalu tumbuh ke bawah menuju sentra bumi, dan batang tumbuh ke atas. Hidrotropisme : yaitu gerakan akar flora menuju sumber air. Contohnya yaitu akar bergerak mendekati air
|
B. Perlindungan Diri Tumbuhan Bentuk Pertahanan | Keterangan |
Duri-Duri yang Tajam | Bentuk pertahan berbentuk duri yang tajam pada flora ini mempunyai kegunaan untuk melindungi diri dari musuh-musuhnya. Beberapa pola bentuk donasi diri dengan duri antara lain. - Batang tumbuhan mawar mempunyai duri yang dipakai untuk melindungi bunga mawar dari pengganggunya. Ini lantaran bunga mawar sangat lemah dan gampang rontok. Para pengganggu bunga mawar akan menjauh lantaran tertusuk duri.
- Pelepah daun tumbuhan salak mempunyai duri mempunyai kegunaan unuk melindungi diri dari gangguan binatang dan manusia. duri itu sangat tajam sehingga sanggup melukai musuh yang hedak mengganggunya.
- Pelepah daun tumbuhan rotan mempunyai duri hampir di seluruh bagiannya yang mempunyai kegunaan untuk melindungi diri.
- Beberapa jenis tumbuhan jeruk mempunyai duri-duri tajam pada cuilan batang dan rantingnya yang mempunyai kegunaan sebagai pertahanan diri terhadap musuh.
|
Memiliki getah | Beberapa jenis flora mempunyai getah dalam jumlah yang sangat banyak. Getah tersebut dipakai untuk mempertahankan diri dari musuh-musuhnya. Beberapa flora yang mempunyai getah sebagai pertahanan diri antara lain sebagai berikut. - Buah nangka mempunyai getah yang sangat liat dan lengket. Getah itu gampang menempel pada kulit binatang yang akan memakannya. Bagian badan binatang yang terkena getah menjadi susah untuk digerakkan. Getah itu menimbulkan binatang tidak berani memakannya sehingga buah itu sanggup tumbuh hingga besar dan masak.
- Tanaman sawo mempunyai getah yang sangat banyak dan lengket sehingga hewan-hewan tidak sanggup meakannya.
- Tanaman pepaya mempunyai getah yang banyak dan kadang menimbulkan rasa gatal. Getah ini merupakan bentuk pertahanan diri dari tumbuhan pepaya.
- Tanaman sukun pada batang dan buahnya menghasilkan getah yang lengket sehingga sanggup dipakai sebagai alat donasi diri.
|
Bulu halus | Beberapa jenis tumbuhan mempunyai bulu-bulu halus atau miang yang kalau terkena kulit akan terasa gatal. Beberapa pola flora yang mempunyai bulu halus dan gatal antara lain sebagai berikut. - Tanaman bambu mempunyai rambut halus (gelugut) yang menimbulkan gatal-gatal kalau disentuh. Rambut halus itu melindungi tunas bambu sehingga sanggup tumbuh menjadi bambu dewasa. Pada ketika masih muda, hampir seluruh, hampir seluruh batang bambu terbungkus oleh rambut halus. Namun sehabis tua, rambut halus itu hilang dengan sendirinya.
- Pulus sering dipersamakan dengan Kemadu atau Kemaduh (Laportea sinuata), walaupun sejatinya Kemadu yaitu spesies yang berbeda, namun demikian keduanya sama-sama mempunyai bulu sengat. Bila bulu-bulu ini tersentuh cuilan kulit kita yang halus dan sensitif mirip punggung tangan, lengan, paha atau betis sanggup menimbulkan rasa gatal, perih dan panas yang cukup menyengat.
- Jelatang yaitu flora yang daunnya bermiang yang sanggup menimbulkan gatal kalau tersentuh kulit. Jelatang jenis ini menimbulkan gatal dan perih hingga seminggu kemudian. Efek tersebut tergantung dari kadar racun yang dimilikinya.
- Rarawean atau rawe, mempunyai rambut yang terdapat pada kulit buahnya yang sanggup menimbulkan kulit gatal.
|
Rasa Sepat atau Pahit | Beberapa jenis tumbuhan mempunyai buah yang ketika masih muda mempunyai rasa sepat ataupun pahit. Rasa tersebut merupakan salah satu bentuk pertahanan diri. Beberapa flora yang mempunyai rasa sepat atau pahit antara lain sebagai berikut. - Buah belimbing yang masih muda berwarna hijau. Buah belimbing muda rasanya sepat. Oleh lantaran itu, binatang pengganggu tidak mau memakan buah belimbing muda. Akhirnya buah tersebut dapa menjelma buah yang masak.
- Buah jambu biji ketika masih muda buahnya berwarna hiaju. Buah yang masih muda sangat keras dan rasanya sepat. Hewan pengganggu pun tidak ada ang mau memakan buah yang masih muda. Dengan demikian, buah tersebutdapat berkembang terus menjadi buah yang masak.
|
Untuk sanggup bertahan hidup flora melaksanakan penyesuaian diri dengan lingkungannya dan memepertahankan diri terhadap musuh-musuhnya. Penyesuaian diri flora memalaui pembiasaan morfologi, fisiologi, dan tingkah laku. Bentuk pertahanan diri pada flora berupa duri, getah, bulu halus, dan rasa sepat atau pahit. Setiap jenis flora selalu berusaha meyesuaikan diri dengan lingkungannya dan melindungi diri dari serangan musuhnya.