Modal dasar seorang pemeran tidak sebatas penguasaan tubuh, ekspresi mimik, penghayatan, bunyi dan kemampuan pikir yang harus dimiliki, tetapi perlu ditunjang dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap unsur-unsur lain sebagai penunjang pemeranan didalamnya, yaitu dongeng atau naskah, rias, busana, asesori (kostum), peralatan, irama permainan atau kepekaan musikalitas dan kepekaan ruang (tempat bermain peran). Pentingnya unsur-unsur pemeranan dimaksud ialah untuk memperlihatkan kesempurnaan dan totalitas ekspresi tabiat tokoh dan pesan budpekerti yang diungkapkan seorang pemeran. Berikut ini beberapa unsur pemeranan.
1. Lakon
Kata lakon artinya melakukan, melakoni dongeng yang dilakukan oleh seorang tokoh. Kedudukan lakon dalam sebuah dongeng ialah sebagai nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin korelasi dongeng (struktur cerita) melalui tokoh atau kiprah yang dibawakan seorang pemeran. Penulisan naskah atau lakon teater, mempunyai kekhasan tersendiri. Pemilihan tema dan panjang pendeknya dongeng sangat tergantung pada babak, serial, episodic naskah dari ketertarikan setiap orang (bersifat personal) dalam memahami: isi cerita, struktur dongeng dan unsur-unsur dongeng untuk dijadikan subjek karya teater.
Sumber-sumber dongeng atau naskah atau lakon diperoleh melalui: cerita-cerita fiksi, dongeng sejarah, cerita–cerita kawasan Nusantara, dan lain lain. Beberapa Sumber dongeng Teater cendekia balig cukup akal dengan sarat nilai pendidikan terdapat pada dongeng binatang, fable (Si Kancil, Sang Harimau), kisah 1001 malam (Lampu Aladin, Ratu Balqis, Sang Penyamun.), legenda (Sangkuriang, Sangmanarah, Lutungkasarung ), sejarah (Pangeran Borosngora, Pangeran Gesan Ulun, Pangeran Kornel, Wali Songo,).
2. Unsur Penokohan dan Perwatakan
Penokohan didalam seni teater sanggup dibagi dalam beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain: Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur dan Utility.
Tubuh dengan seperangkat anggota tubuh dan ekspresi wajah merupakan unsur penting yang perlu dilakukan pengolahan atau training semoga tubuh memiliki; stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan daya refleks atau kepekaan tubuh.
4. Unsur Suara
Suara yang dikeluarkan indra ekspresi dan hidung melalui rongga dan pita bunyi berfungsi untuk penyampaian pesan pemeranan melalui pengucapan kata-kata. Unsur bunyi sebagai sarana dalam pemeranan seni teater semoga berfungsi dengan baik, dan mempunyai manfaat ganda dalam menunjang seni kiprah perlu dilakukan pengolahan berupa training terhadap unsur-unsur anggota tubuh yang terkait dengan pernapasan dan pengucapan melalui teknik pemeranan.
5. Unsur Penghayatan
Penghayatan ialah penjiwaan, mengisi suasana perasaan hati, kedalaman sukma yang digali dan dilakukan seorang pemeran saat membawakan pemeranannya di atas pentas. Setiap pemeran dalam membawakan pemeranannya akan terasa berbeda. Sekalipun bersumber penokohan yang sama dari naskah yang sama. Latihan untuk memperoleh kepekaan rasa atau sukma atau pengaturan emosi bagi seorang pemeran sanggup dilakukan melalui teknik olah rasa.
6. Unsur Ruang
Pengertian ruang secara umum ialah tempat, area, wilayah untuk bermain kiprah dalam melaksanakan gerak membisu (pose) atau gerak berpindah (movement). Ruang yang diciptakan pemeran dalam bentuk mengolah posisi tubuh dengan jarak rentangan tangan dengan anggota badannya; lebar (gerak besar), sedang (gerak wajar), kecil (gerak menciut). Contohnya, gerak besar, biasanya pemeran memperoleh suasana; angkuh, sombong, menguasai, agung, kebahagiaan, perpedaan status, dan atau murka dst. Adapun, ruang masuk akal dan bersahaja biasanya dilakukan seorang pemeran pada suasana; akrab, bersahaja, status sama, damai, tenang dan nyaman. Ruang pemeranan yang dibangun seorang pemeran dengan gerak atau respon kecil, biasanya dilakukan dalam suasana: tertekan, sedih, takut, mengabdi, dan budak.
7. Unsur Kostum
Pengertian kostum dalam seni kiprah ialah semua perlengkapan yang dikenakan, menempel, melekat, mendandani untuk memperindah tubuh pemeran. Kostum mencakup unsur ; rias, busana, dan asesori sebagai penguat, memperjelas tabiat tokoh, baik secara fisikal, psikis, budpekerti atau status sosial. Contohnya dalam berpakaian, seperti; Polisi, Tentara, Hansip, Satpam, Guru, Kepala Desa, Pejabat, Rakyat, Pengemis, Wadam, dan Anak Sekolah
8. Unsur Property
Property dalam pemeranan ialah semua peralatan yang dipakai pemeran, baik yang dikenakan maupun yang tidak menempel ditubuh, tetapi sanggup diolah dengan memakai tangan (handprop) dan berfungsi untuk penguat tabiat atau huruf seorang pemeran, menyerupai : tas, topi, cangklong, tongkat, pentungan, kipas, panah dan busur, dan golok.
9. Unsur Musikal
Unsur musikal atau unsur pengisi, penguat, pembangun suasana laris pemeranan di atas pentas, meliputi; irama suasana hati atau sukma dalam membangun irama permainan dengan lawan main, irama vocal, bunyi pengucapan (Opera, Gending Karesmen, dan Wayang Wong) sang pemain, atau aktor, dan irama musik sebagai penguat huruf tokoh (Cepot, Bodor, Semar, dan Raja.) berupa; gending, musik, bunyi atau bunyi dan dampak audio, baik melalui iringan musik pribadi (live) maupun musik rekaman (playback),contohnya; Musik Kabaret, dan Musik Operet.
1. Lakon
Kata lakon artinya melakukan, melakoni dongeng yang dilakukan oleh seorang tokoh. Kedudukan lakon dalam sebuah dongeng ialah sebagai nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin korelasi dongeng (struktur cerita) melalui tokoh atau kiprah yang dibawakan seorang pemeran. Penulisan naskah atau lakon teater, mempunyai kekhasan tersendiri. Pemilihan tema dan panjang pendeknya dongeng sangat tergantung pada babak, serial, episodic naskah dari ketertarikan setiap orang (bersifat personal) dalam memahami: isi cerita, struktur dongeng dan unsur-unsur dongeng untuk dijadikan subjek karya teater.
Sumber-sumber dongeng atau naskah atau lakon diperoleh melalui: cerita-cerita fiksi, dongeng sejarah, cerita–cerita kawasan Nusantara, dan lain lain. Beberapa Sumber dongeng Teater cendekia balig cukup akal dengan sarat nilai pendidikan terdapat pada dongeng binatang, fable (Si Kancil, Sang Harimau), kisah 1001 malam (Lampu Aladin, Ratu Balqis, Sang Penyamun.), legenda (Sangkuriang, Sangmanarah, Lutungkasarung ), sejarah (Pangeran Borosngora, Pangeran Gesan Ulun, Pangeran Kornel, Wali Songo,).
2. Unsur Penokohan dan Perwatakan
Penokohan didalam seni teater sanggup dibagi dalam beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain: Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur dan Utility.
- Protagonis ialah tokoh utama, pelaku utama atau pemeran utama disebut sebagai tokoh putih. Kedudukan tokoh utama ialah memainkan dongeng sampai dongeng mempunyai insiden dramatis (konflik pertentangan)
- Antagonis ialah lawan tokoh utama, penghambat pelaku utama disebut sebagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh antagonis ialah yang mengahalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya.
- Deutragonis ialah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh utama dalam menjalankan itikadnya.
- Foil ialah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh Antagonis dalam menghambat itikad tokoh utama.
- Tetragonis ialah tokoh yang tidak memihak kepada kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral.
- Confident ialah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan tokoh utama. Pendapat-pendapat tokoh utama tersebut pada umumnya dihentikan diketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh tersebut dan penonton.
- Raisonneur, ialah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton.
- Utilitty ialah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh ini dalam dunia pewayangan disebut punakawan. Kedudukan tokoh Utilitty, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur, penggembira atau hanya sebatas embel-embel saja,
Tubuh dengan seperangkat anggota tubuh dan ekspresi wajah merupakan unsur penting yang perlu dilakukan pengolahan atau training semoga tubuh memiliki; stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan daya refleks atau kepekaan tubuh.
4. Unsur Suara
Suara yang dikeluarkan indra ekspresi dan hidung melalui rongga dan pita bunyi berfungsi untuk penyampaian pesan pemeranan melalui pengucapan kata-kata. Unsur bunyi sebagai sarana dalam pemeranan seni teater semoga berfungsi dengan baik, dan mempunyai manfaat ganda dalam menunjang seni kiprah perlu dilakukan pengolahan berupa training terhadap unsur-unsur anggota tubuh yang terkait dengan pernapasan dan pengucapan melalui teknik pemeranan.
5. Unsur Penghayatan
Penghayatan ialah penjiwaan, mengisi suasana perasaan hati, kedalaman sukma yang digali dan dilakukan seorang pemeran saat membawakan pemeranannya di atas pentas. Setiap pemeran dalam membawakan pemeranannya akan terasa berbeda. Sekalipun bersumber penokohan yang sama dari naskah yang sama. Latihan untuk memperoleh kepekaan rasa atau sukma atau pengaturan emosi bagi seorang pemeran sanggup dilakukan melalui teknik olah rasa.
6. Unsur Ruang
Pengertian ruang secara umum ialah tempat, area, wilayah untuk bermain kiprah dalam melaksanakan gerak membisu (pose) atau gerak berpindah (movement). Ruang yang diciptakan pemeran dalam bentuk mengolah posisi tubuh dengan jarak rentangan tangan dengan anggota badannya; lebar (gerak besar), sedang (gerak wajar), kecil (gerak menciut). Contohnya, gerak besar, biasanya pemeran memperoleh suasana; angkuh, sombong, menguasai, agung, kebahagiaan, perpedaan status, dan atau murka dst. Adapun, ruang masuk akal dan bersahaja biasanya dilakukan seorang pemeran pada suasana; akrab, bersahaja, status sama, damai, tenang dan nyaman. Ruang pemeranan yang dibangun seorang pemeran dengan gerak atau respon kecil, biasanya dilakukan dalam suasana: tertekan, sedih, takut, mengabdi, dan budak.
7. Unsur Kostum
Pengertian kostum dalam seni kiprah ialah semua perlengkapan yang dikenakan, menempel, melekat, mendandani untuk memperindah tubuh pemeran. Kostum mencakup unsur ; rias, busana, dan asesori sebagai penguat, memperjelas tabiat tokoh, baik secara fisikal, psikis, budpekerti atau status sosial. Contohnya dalam berpakaian, seperti; Polisi, Tentara, Hansip, Satpam, Guru, Kepala Desa, Pejabat, Rakyat, Pengemis, Wadam, dan Anak Sekolah
8. Unsur Property
Property dalam pemeranan ialah semua peralatan yang dipakai pemeran, baik yang dikenakan maupun yang tidak menempel ditubuh, tetapi sanggup diolah dengan memakai tangan (handprop) dan berfungsi untuk penguat tabiat atau huruf seorang pemeran, menyerupai : tas, topi, cangklong, tongkat, pentungan, kipas, panah dan busur, dan golok.
9. Unsur Musikal
Unsur musikal atau unsur pengisi, penguat, pembangun suasana laris pemeranan di atas pentas, meliputi; irama suasana hati atau sukma dalam membangun irama permainan dengan lawan main, irama vocal, bunyi pengucapan (Opera, Gending Karesmen, dan Wayang Wong) sang pemain, atau aktor, dan irama musik sebagai penguat huruf tokoh (Cepot, Bodor, Semar, dan Raja.) berupa; gending, musik, bunyi atau bunyi dan dampak audio, baik melalui iringan musik pribadi (live) maupun musik rekaman (playback),contohnya; Musik Kabaret, dan Musik Operet.
Unsur Unsur Pemeranan
Reviewed by dannz
on
4:07 AM
Rating: