Tindakan Ketika Terjadi Tragedi Alam

Gejala alam yang terjadi di Indonesia, antara lain gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, lumpur panas, dan badai.Terjadinya musibah bekerjasama erat dengan kenampakan alam. Bencana alam terjadi lantaran kekuatan alam. Seringkali musibah tidak sanggup diprediksi manusia. Artinya, musibah sanggup terjadi setiap ketika dan insan tidak sanggup mencegahnya. Manusia hanya sanggup mengantisipasi musibah tersebut.

Untuk mengantisipasi musibah yang sering terjadi di Indonesia pemerintah membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB dibuat berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008. Sebelumnya tubuh ini berjulukan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana yang dibuat berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005, menggantikan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi yang dibuat dengan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2001.

Terjadinya musibah bekerjasama erat dengan kenampakan alam Tindakan Saat Terjadi Bencana Alam

BNPB mempunyai kiprah membantu Presiden Republik Indonesia dalam: mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan peristiwa dan kedaruratan secara terpadu; serta melaksanakan penanganan peristiwa dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada saat, dan sehabis terjadi peristiwa yang mencakup pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan.

1. Cara Menghadapi Gunung Meletus
Karena letak Indonesia berada pada titik pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia dan Lempeng Pasifik, sehingga menciptakan di Indonesia banyak terdapat gunung api. Di setiap gunung berapi terdapat pos pemantauan. Petugas pemantauan akan selalu memantau kegiatan gunung berapi. Petugas akan memberikan perkembangan kegiatan gunung kepada masyarakat. Caranya dengan menetapkan status gunung dalam kondisi waspada, siaga, dan bahaya. Berikut status gunung berapi berdasarkan Badan Geologi Kementrian ESDM.
Tingkatan status gunung berapi di Indonesia berdasarkan Badan
Status Makna Tindakan
AWAS
  • Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menjadikan bencana
  • Letusan pembukaan dimulai dengan debu dan asap
  • Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
  • Wilayah yang terancam ancaman direkomendasikan untuk dikosongkan
  • Koordinasi dilakukan secara harian
  • Piket penuh
SIAGA
  • Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menjadikan bencana
  • Peningkatan intensif kegiatan seismik
  • Semua data memperlihatkan bahwa kegiatan sanggup segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang sanggup menjadikan bencana
  • Jika tren peningkatan berlanjut, letusan sanggup terjadi dalam waktu 2 minggu
  • Sosialisasi di wilayah terancam
  • Penyiapan sarana darurat
  • Koordinasi harian
  • Piket penuh
WASPADA
  • Ada kegiatan apa pun bentuknya
  • Terdapat kenaikan kegiatan di atas level normal
  • Peningkatan kegiatan seismik dan peristiwa vulkanis lainnya
  • Sedikit perubahan kegiatan yang diakibatkan oleh kegiatan magma, tektonik dan hidrotermal
  • Penyuluhan/sosialisasi
  • Penilaian bahaya
  • Pengecekan sarana
  • Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL
  • Tidak ada tanda-tanda kegiatan tekanan magma
  • Level kegiatan dasar
  • Pengamatan rutin
  • Survei dan penyelidikan
Apabila gunung dalam status siaga biasanya petugas akan memerintahkan masyarakat sekitar untuk waspada. Saat gunung sudah berada dalam status bahaya, petugas akan segera mengevakuasi masyarakat ke tempat yang lebih aman. Demi keselamatan sebaiknya kita mematuhi perintah petugas.

Gunung yang akan meletus biasanya menawarkan tanda-tanda. Oleh lantaran itu, kita harus mengetahui tanda-tanda alam bahwa gunung akan meletus. Tanda-tanda gunung akan meletus, antara lain :
  • Suhu di sekitar gunung naik
  • Sering terjadi gemuruh dan getaran
  • Binatang yang hidup di sekitar puncak akan turun ke daerah yang lebih rendah,
  • Sumber mata air mulai mengering.

Ada beberapa langkah yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat untuk menghadapi musibah gunung meletus.
  • Masyarakat di sekitar gunung berapi harus mengetahui secara niscaya tempat dan jalur evakuasi.
  • Masyarakat harus mengenali tanda-tanda terjadinya peristiwa gunung berapi. Misalnya turunnya hewan dari puncak atau menyengatnya wangi belerang.
  • Masyarakat harus mematuhi pengumuman dari instansi berwenang. Misalnya dalam penetapan status gunung berapi.

Tindakan ketika terjadi Gunung Meletus
  • Hindari daerah berbahaya,yang dimaksud daerah ancaman yakni lereng gunung, lembah, atau daerah yang memungkinkan dialiri lahar.
  • Pemerintah akan menyediakan angkutan untuk pengungsian. Masyarakat harus mengungsi ke barak pengungsian.
  • Lindungi diri dari debu letusan dan awan panas. Kamu sanggup mengenakan masker, topi, celana panjang, dan baju lengan panjang.
  • Abu letusan berbahaya bagi tubuh. Usahakan jangan menghirup secara pribadi udara yang terkena debu letusan.
  • Patuhilah pedoman dan perintah dari instansi berwenang perihal upaya penanggulangan bencana. Jangan gampang terhasut untuk segera kembali ke rumah ketika status masih dalam bahaya.

2. Cara Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami
Gempa bumi merupakan musibah yang tidak sanggup diperkirakan waktu terjadinya. Kita hanya sanggup berusaha menyelamatkan diri ketika terjadi gempa bumi. Beberapa hal yang sanggup kita lakukan biar selamat dari gempa bumi yakni sebagai berikut.
  • Saat terjadi gempa, jangan panik. Apabila berada di dalam rumah jangan terburuburu untuk keluar rumah. Berlindunglah di bawah meja yang kuat. Setelah gempa mulai reda, segeralah keluar dari rumah. Carilah tempat yang terbuka menyerupai lapangan. Hal itu untuk mengantisipasi gempa susulan.
  • Apabila sedang naik kendaraan kurangi kecepatan dan berhentilah di tempat terbuka. Segeralah keluar dari mobil. Jangan berhenti di atas jembatan, di sekitar pom bensin, dan di bersahabat papan reklame. Kemungkinan besar bangunan tersebut akan roboh.
  • Apabila berada di luar rumah, segeralah berlari menuju tempat terbuka. Jangan berdiri di bersahabat papan reklame, tiang listrik, dan bangunan-bangunan yang tinggi.

Gempa yang titik pusatnya di tengah bahari sanggup mengakibatkan gelombang tsunami. Salah satu tanda terjadinya gelombang tsunami, yaitu sehabis gempa, air bahari akan surut. Tsunami yakni gelombang bahari pasang yang disebabkan adanya gempa di dasar laut. Ada beberapa langkah yang harus diketahui dan diterapkan masyarakat.
  • Masyarakat harus menghafalkan karakteristik gempa yang potensial mengakibatkan tsunami. Gempa besar yang berpusat di dasar bahari sanggup menjadikan bunyi gemuruh berkepanjangan.
  • Meningkatkan kewaspadaan ketika berwisata di daerah pantai.
  • Mengetahui secara niscaya langkah darurat dan tempat-tempat evakuasi.
  • Masyarakat pantai harus turut menjaga kelestarian tanaman mangrove.

Tindakan yang harus dilakukan pada ketika terjadi tsunami antara lain sebagai berikut :
  • Jangan panik, Bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi ajaklah keluarga dan orang di sekitar turut serta. Tetaplah di tempat yang kondusif hingga air bahari benar-benar surut.
  • Jika Anda sedang berada di pinggir bahari atau bersahabat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat
  • Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat penyelamatan yang sudah ditentukan. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melaksanakan tindakan menyerupai di atas, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja

3. Cara Menghadapi Banjir
Setiap animo penghujan, banjir melanda beberapa wilayah di Indonesia. Banjir disebabkan oleh air sungai yang meluap. Banjir yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh penebangan pohon secara liar. Di samping itu, lantaran sikap membuang sampah sembarangan. Membuang sampah di sungai sanggup mengakibatkan banjir. Oleh lantaran tumpukan sampah akan menghambat anutan sungai. Akibatnya, ketika hujan air di sungai tidak sanggup mengalir dengan lancar. Air sungai kesudahannya meluap dan terjadi banjir.

Hutan berfungsi sebagai daerah resapan air. Apabila pohon-pohon ditebang secara liar, hutan akan menjadi gundul. Dengan demikian, hutan tidak sanggup berfungsi sebagai daerah resapan air. Akibatnya, ketika animo penghujan air pribadi mengalir ke daerah yang lebih rendah. Oleh karenanya terjadilah banjir. Jadi, peristiwa banjir bahwasanya sanggup dicegah dan ditanggulangi. Beberapa cara yang sanggup kita lakukan untuk menanggulangi banjir, yaitu
  • Tidak membuang sampah di sungai.
  • Tidak menebang pohon di hutan secara liar.
  • Melakukan reboisasi atau penanaman kembali.
  • Membuat daerah-daerah serapan air.
  • Membuat dam atau banjir kanal.
  • Saat animo kemarau dilakukan pengerukan sungai. Dengan demikian, ketika animo penghujan sungai sanggup menampung air lebih banyak.

Apabila daerah tempat tinggal kita dilanda banjir, hal-hal yang sanggup kita lakukan adalah
  • Carilah tempat yang lebih tinggi, contohnya loteng rumah. Pindahlah ke lantai paling atas kalau rumah bertingkat.
  • Pindahkan surat dan barang-barang berharga ke tempat yang aman.
  • Apabila ketinggian air belum begitu tinggi mengungsilah ke tempat yang lebih aman.
  • Apabila terjebak di air yang dalam, carilah pegangan supaya tidak tenggelam.
  • Apabila sanggup berenang, segeralah berenang menuju ke tempat yang lebih aman.

4. Cara Menghadapi Kebakaran Hutan
Indonesia mempunyai wilayah hutan yang luas. Sayangnya, pengelolaan hutan belum dilakukan dengan baik. Seringkali, orang sengaja memperabukan hutan untuk membuka lahan. Kebakaran hutan sanggup meluas dan berdampak buruk. Beberapa cara yang sanggup dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan, antara lain:
  • Menghentikan kebiasaan membuka hutan untuk dijadikan ladang. Hal ini penting lantaran ketika membuka hutan biasanya penduduk memperabukan ranting, daun, dan dahan yang sanggup mengakibatkan kebakaran.
  • Membiasakan hidup disiplin terutama ketika berada di daerah hutan. Misalnya segera mematikan api atau puntung rokok untuk menghindari kebakaran hutan.
  • Meningkatkan kesadaran perihal pentingnya kelestarian hutan. Hutan tidak hanya milik kita, tetapi juga bagi anak cucu kita.
Tindakan yang sanggup kita ketika terjadi kebakaran hutan antara lain sebagai berikut :
  • Gunakan masker epilog hidung kalau asapnya begitu mengganggu.
  • Jika kalian sedang berada dalam kendaraan, kurangi kecepatan dan nyalakan lampu kendaraan.

5. Cara Menghadapi Tanah Longsor
Tanah longsor yakni gerakan tanah dan bebatuan pada lereng sebuah gunung. Dampaknya sungguh luar biasa. Bangunan dan permukiman penduduk akan tertimbun. Sarana transportasi, air minum, dan bermacam-macam akomodasi sosial akan rusak. Tanah di lereng gunung sanggup longsor lantaran adanya peningkatan kandungan air di perut gunung. Penyebab lain yakni pembangunan permukiman di lereng gunung dan pemotongan kaki lereng. Hal ini mengakibatkan lereng tidak mempunyai penahan atau penyangga. Seiring meningkatnya curah hujan, beberapa daerah potensial terjadi tanah longsor. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan masyarakat.
  • Menjaga kelestarian lingkungan pegunungan. Misalnya dengan menciptakan terasering, menghijaukan bukit, dan memelihara saluran drainase.
  • Masyarakat harus sadar untuk tidak membangun rumah secara sembarangan di perbukitan. Pembangunan rumah akan mengakibatkan bukit kelebihan beban.
  • Masyarakat harus menghentikan penambangan liar di kaki bukit. Penambangan akan berakibat fatal bagi masyarakat umum.

Daerah rawan terjadi peristiwa tanah longsor yakni lereng pegunungan. Seperti yang terjadi di daerah Banjarnegara, Jawa Tengah baru-baru ini. Beberapa cara yang sanggup kita lakukan untuk menghadapi tanah longsor, antara lain sebagai berikut :
  • Jika terjadi tanah longsor segeralah keluar dari rumah.
  • Segeralah berlindung ke tempat aman, menyerupai lapangan atau tempat terbuka lainnya.

6. Cara Menghadapi Badai/Topan
Ciri khas angin topan yakni terjadinya pusaran angin secara mendadak dengan kecepatan 120 km/ jam atau lebih. Angin ini disebabkan adanya perbedaan tekanan cuaca. Dampak angin puting beliung sanggup merusakkan apa pun yang dilalui. Badai sanggup terjadi di bahari maupun di daratan. Apabila topan terjadi daratan, beberapa cara yang sanggup kita lakukan, antara lain.
  • Jika rumah kita kuat, sebaiknya segera masuk ke dalam rumah. Akan tetapi, kalau rumah kita tidak berpengaruh maka segeralah keluar rumah.
  • Carilah tempat yang terbuka supaya terhindar dari bangunan yang roboh.
  • Apabila berada di jalan dan sedang naik kendaraan berhentilah di tempat terbuka.
  • Jangan berhenti di bawah papan reklame dan pohon besar. Hal itu untuk menghindari kemungkinan robohnya papan reklame dan pohon tersebut.

Untuk mengantisipasi peristiwa Badai atau Angin Topan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan masyarakat:
  • Membuat bangunan yang berpengaruh dari sisi rancang berdiri dan tahan terhadap tiupan atau pusaran angin.
  • Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang gampang terbang dalam pembuatan rumah atau bangunan.
  • Menggalakkan penghijauan untuk mengurangi dan meredam gaya angin.
Tindakan Ketika Terjadi Tragedi Alam Tindakan Ketika Terjadi Tragedi Alam Reviewed by dannz on 10:25 AM Rating: 5