Jenis-Jenis Konjungsi Dan Fungsinya

Dalam aktivitas berbahasa mirip menulis sebuah paragraf, cerpen atau novel pastilah anda harus menguasai konjungsi sebagai penunjangnya. Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung. Kata penghubung ialah kata kiprah yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat ( setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru ), adapun kata penghubung antarparagraf letaknya di awal paragraf.

Konjungsi dalam bahasa Indonesia sanggup dikelompokkan ke dalam konjungsi intra kalimat dan konjungsi antar kalimat. Kata penghubung intrakalimat (antar klausa) ialah kata yang menghubungkan klausa  induk dan klausa anak. Dalam konjungsi intrakalimat (antar klausa) juga ada 2 jenis kata penghubung atau konjungsi, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Sedangkan konjungsi antar kalimat ialah kata yang menghubungkan kata yang satu dengan lainnya. Berikut klarifikasi konjungsi intra dan antar kalimat.

A. Konjungsi Intra Kalimat
Konjungsi intra kalimat (Antar Klausa) Adalah kata yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak. Kata penghubung antar klausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat. Dalam intra kalimat (antar klausa) juga ada dua jenis kata penghubung atau konjugsi, yaitu :

Konjungsi Koordinatif
Konjugsi Koordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang mempunyai status sederajat, diantaranya : dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu, kemudian, padahal.
 Dalam aktivitas berbahasa mirip menulis sebuah paragraf Jenis-jenis Konjungsi  dan Fungsinya
Konjungsi Subordinatif
Konjugsi Subordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak, kalau, jika, supaya, biar, seperti, sehingga, setelah, andai, bagai, ibarat, karena. Berikut ialah jenis-jenis konjungsi subordinatif.
    Contoh KonjungsiContoh
    Hubungan waktuSesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai
    Hubungan syaratJika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala
    Hubungan pengandaianAnadaikan, sekiranya, seandainya, seumpamanya
    Hubungan tujuanAgar, biar, supaya
    Hubungan konsesifBiarpun, meskipun, sekalipun walau(pun), sunguhpun, kendatipun
    Hubungan pemiripanSeakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana
    Hubungan penyebabanSebab, karena, oleh karena
    Hubungan pengakibatanSehingga, hingga (-sampai), maka(-nya)
    Hubungan penjelasanBahwa
    Hubungan caraDengan

    2. Konjungsi Antar Kalimat
    Konjungsi antar kalimat ialah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Dalam penggunaanya, konjungsi antar kalimat menyatakan makna yang berbeda-beda, diantaranya : oleh lantaran itu, sebelum itu, namun, akan tetapi, kecuali itu, dengan demikian, sehabis itu, selain itu, sebaliknya. Konjungsi antar kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya). Berikut ialah pola konjungsi antarkalimat.

    Contoh KonjungsiMakna
    Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begituMenyatakan kesediaan untuk melaksanakan sesuatu yang berbeda atau pun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya
    Kemudian, sehabis itu, setelah itu, selanjutnyaMenyatakan kelanjutan dari insiden atau keadaan pada kalimat sebelumnya
    Tambahan pula, lagi pula, selain ituMenyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya.
    SebaliknyaMengacu ke kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya
    Sesungguhnya, bahwasanyaMenyatakan keadaan yang sebenarnya.
    Malah(-an), bahkanMenguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya
    (akan) tetapi, namun, kecuali ituMenyatakan keadaan kontradiksi dengan keadaan sebelumnya
    Dengan demikianMenyatakan konsekuensi
    Oleh lantaran itu, oleh alasannya ialah ituMenyatakan akibat
    Sebelum ituMenyatakan insiden yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya

    B. Macam-macam Konjungsi Berdasarkan Fungsinya
    1. Konjungsi Aditif (gabungan). Konjungsi aditif (gabungan) ialah konjungsi koordinatif yang berfungsi menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat, contohnya : dan, lagi, lagi pula, dan serta.
    2. Konjungsi Pertentangan. Konjungsi kontradiksi merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua potongan kalimat yang sederajat dengan mempertentangkan kedua potongan tersebut. Biasanya potongan yang kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada yang pertama, contohnya : tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun.
    3. Konjungsi Disjungtif (pilihan). Konjungsi pilihan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan menentukan salah satu dari dua hal atau lebih, misalnya: atau, atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...
    4. Konjungsi waktu. Konjungsi waktu menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata konjungsi temporal berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak sederajat, contohnya : apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala. Sementara konjungsi berikut ini menghubungkan dua potongan kalimat yang sederajat, contohnya sebelumnya dan sesudahnya
    5. Konjungsi Final (tujuan). Konjungsi tujuan ialah semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang biasa digunakan untuk menyatakan hubungan ini ialah : supaya, guna, untuk, dan agar
    6. Konjungsi Sebab (kausal). Konjungsi alasannya ialah menjelaskan bahwa suatu insiden terjadi lantaran suatu alasannya ialah tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, induk kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang digunakan untuk menyatakan hubungan alasannya ialah adalah sebab, alasannya ialah itu, karena, dan lantaran itu.
    7. Konjungsi Akibat (konsekutif). Konjungsi akhir menjelaskan bahwa suatu insiden terjadi akhir suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata yang digunakan untuk menandai konjungsi akhir ialah sehingga, sampai, dan akibatnya.
    8. Konjungsi Syarat (kondisional). Konjungsi syarat menjelaskan bahwa suatu hal sanggup terjadi bila syarat -syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan ini ialah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.
    9. Konjungsi Tak Bersyarat. Kata penghubung tak bersyarat menjelaskan bahwa suatu hal sanggup terjadi tanpa perlu ada syarat - syarat yang dipenuhi. Kata - kata yang termasuk dalam konjungsi ini ialah walaupun, meskipun, dan biarpun.
    10. Konjungsi Perbandingan. Konjungsi perbandingan berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal itu. Kata kata yang sering digunakan dalam konjungsi ini ialah sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama, dan daripada.
    11. Konjungsi Korelatif. Konjungsi korelatif menghubungkan dua potongan kalimat yang mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga yang satu pribadi mensugesti yang lain atau yang satu melengkapi yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa kedua kalimat mempunyai hubungan timbal-balik. Katakata yang menyatakan konjungsi ini ialah semakin…..semakin,kian….. kian,bertambah……bertambah, tidak hanya….tetapi juga..., sedemikian rupa..., sehingga..., baik..., dan maupun.
    12. Konjungsi Penegas (menguatkan atau intensifikasi). Konjungsi ini berfungsi untuk menegaskan atau meringkas suatu potongan kalimat yang telah disebut sebelumnya. Termasuk di dalam konjungsi hal-hal yang menyatakan rincian. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini ialah bahkan, apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.
    13. Konjungsi Penjelas (penetap). Konjungsi penjelas berfungsi menghubungkan potongan kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh kata dalam konjungsi ini ialah bahwa.
    14. Konjungsi Pembenaran (konsesif). Konjungsi pembenaran ialah konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sementara menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat), sementara penolakan dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh konjungsi seperti, meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun.
    15. Konjungsi Urutan. Konjungsi ini menyatakan urutan sesuatu hal. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini ialah mula-mula, lalu, dan kemudian.
    16. Konjungsi Pembatasan. Konjungsi ini menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan sanggup dikerjakan, contohnya kecuali, selain, dan asal.
    17. Konjungsi Penanda. Konjungsi ini menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Kata-kata yang ada dalam konjungsi ini ialah misalnya, umpama, dan contoh. Konjungsi lain yang masih merupakan konjungsi penanda yaitu konjungsi penanda pengutamaan. Contoh kata-kata konjungsi ini ialah yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama.
    18. Konjungsi Situasi. Konjungsi situasi menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu. Kata-kata yang digunakan dalam konjungsi ini ialah sedang, sedangkan, padahal, dan sambil.

    Dari semua pola kalimat terperinci terlihat bahwa fungsi dari kata konjungsi dalam Bahasa Indonesia ialah untuk menyambungkan kata, frase, atau klausa dalam suatu kalimat.
    Jenis-Jenis Konjungsi Dan Fungsinya Jenis-Jenis Konjungsi  Dan Fungsinya Reviewed by dannz on 7:28 PM Rating: 5