Memahami Mekanisme Membaca Puisi

Membaca yaitu suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca juga merupakan suatu proses yang menuntut biar kelompok kata yang merupakan kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan biar makna kata-kata secara individual akan sanggup diketahui. Kalau hal ini terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terealisasi dengan baik.

Membaca puisi yaitu perbuatan memberikan hasil-hasil sastra  berupa puisi dengan bahasa lisan. Membaca puisi sering diartikan sama dengan deklamasi. Membaca puisi dan deklamasi mengacu pada satu pengertian yang sama, yakni mengkomunikasikan puisi kepada para pendengarnya. Hakikat membaca puisi tidaklah berbeda dengan deklamasi, yaitu memberikan puisi kepada penikmatnya dengan setepat-tepatnya biar nilai-nilai puisi tersebut sesuai dengan maksud penyairnya.

Puisi merupakan sebuah karya sastra yang memerlukan penghayatan dalam pembacaan dan pembawaan. Puisi atau sajak sanggup dibaca dalam hati atau dengan bunyi keras. Ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan pada ketika membaca sajak dengan keras. Prinsip itu yaitu volume suara, artikulasi suara, intonasi, gerak tubuh, mimik, dan pandangan mata.
  1. Volume bunyi yaitu derajat keras atau lemahnya bunyi pada ketika Anda membaca puisi. Keras atau lemahnya bunyi harus tepat.
  2. Artikulasi bunyi yaitu pengucapan kata demi kata dengan benar serta dengan bunyi yang terang dan pilah.
  3. Intonasi yaitu lagu membaca yang mencakup pecahan kata dan tinggi atau rendahnya bunyi pada ketika kalian membaca larik demi larik sajak.
  4. Gerak tubuh mencakup gerak seluruh anggota tubuh: kaki, tangan, badan, dan kepala sesuai dengan isi sajak yang dibaca.
  5. Mimik yaitu ekspresi atau perubahan wajah sesuai dengan karakteristik dan suasana (misalnya, sedih, semangat, atau gembira) yang digambarkan pada sajak yang dibaca.
  6. Pandangan mata yaitu arah mata memandang, yang seharusnya ditujukan ke segala penjuru daerah penonton berada.
Setelah mengetahui prinsip-prinsip tersebut, kita sanggup mengaplikasikan prinsip tersebut ke dalam teknik-teknik membaca puisi di atas pentas dalam dunia nyata.

    Fungsi Bahasa
    Bahasa memiliki empat fungsi utama, yaitu fungsi ekspresif, fungsi deskriptif, fungsi sosial, dan fungsi tekstual.
    1. Fungsi ekspresif berkenaan dengan penggunaan bahasa untuk menampilkan hal-hal yang terkait dengan diri pembicara atau penulis, menyerupai perasaan, pikiran, pilihan, prasangka, dan pengalamannya.  Fungsi ekspresif berimpitan dengan fungsi tekstual dalam hal bahwa untuk mengungkapkan diri pembicara atau penulis, baik media tulis maupun lisan, sanggup digunakan.
    2. Fungsi deskriptif berkaitan dengan penggunaan bahasa untuk memberikan gosip faktual. Fungsi deskriptif juga disebut fungsi ideasional.
    3. Fungsi sosial dimaksudkan sebagai penggunaan bahasa sebagai alat untuk menjalin dan memapankan hubungan sosial di antara pengguna bahasa. Fungsi sosial juga disebut fungsi interpersonal. 
    4. Fungsi tekstual yaitu fungsi bahasa yang terkait dengan cara penciptaan teks, baik verbal maupun tulis, yang runtut dan sesuai dengan konteks. 

    Membaca Ekspresif
    Membaca ekspresif yaitu membaca dengan mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman penulis. Pada umumnya acara membaca ekspresif dilakukan dengan bunyi yang keras dan gaya atau penampilan sesuai dengan isi materi yang dibaca. Dengan demikian, membaca ekspresif sanggup dikatakan sebagai membaca dengan penuh penghayatan. Mengingat acara membaca ekspresif dilakukan dengan bunyi keras, acara membaca menyerupai ini sejalan dengan membaca teks secara lisan, yang berlawanan dengan membaca teks dalam hati.

    Salah satu contoh acara membaca ekspresif yaitu membaca puisi. Membaca ekspresif sangat cocok diterapkan dalam membaca puisi. Membaca puisi ekspresif sering dilakukan di depan kelas atau di depan penonton di atas pentas. Jika demikian halnya, diperlukanlah teknik membaca puisi yang benar. Teknik merupakan mekanisme yang mengandung beberapa langkah. Langkah-langkah itu tidak harus ditempuh secara urut sebab tidak saling menentukan.

    Dengan demikian sanggup menyimpulkan bahwa membaca puisi bukan sekedar memberikan arus fatwa penyair, tapi juga menghadirkan jiwa sang penyair. Kita harus menyelami dan memahami proses kreatif sang penyair, Untuk sanggup melaksanakan acara membaca puisi di atas pentas berikut mekanisme yang sanggup dipakai sebagai pola dalam membaca puisi di atas pentas.

    Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas
    1. Yakinlah bahwa Anda telah mengenakan pakaian dengan rapi atau mengenakan pakaian sesuai dengan isi sajak yang akan Anda baca.
    2. Berdirilah dengan tegak dan hening di atas pentas sebelum Anda memulai membaca.
    3. Kuasailah pentas dan penonton dengan mengarahkan pandangan ke segala penjuru sambil menunjukkan penghormatan kepada mereka dengan cara menganggukkan kepala.
    4. Hayatilah sajak yang Anda baca dengan memahami isi dan pesannya.
    5. Bacalah sajak tersebut dengan artikulasi bunyi yang jelas, dengan volume bunyi yang sanggup menjangkau semua penonton, dan dengan intonasi yang bagus.
    6. Aturlah napas dengan baik dengan menyesuaikan pecahan kata, larik, dan bait sajak tersebut.
    7. Pusatkan perhatian pada sajak yang dibaca dengan mengendalikan diri tanpa terpengaruh oleh penonton.
    Prosedur wacana teknik membaca puisi tersebut bukan merupakan mekanisme yang ketat yang setiap langkahnya harus ditempuh secara urut. Anda mungkin juga beropini bahwa puisi dengan isi dan pesan yang berbeda menuntut teknik membaca yang berbeda pula.
    Memahami Mekanisme Membaca Puisi Memahami Mekanisme Membaca Puisi Reviewed by dannz on 7:28 PM Rating: 5