Masa usia sekolah dasar sebagai mesa kanak-kanak final yang berlangsung dari usia enam tahun sampai kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar ialah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Ada beberapa karakteristik anak di usia SD yang perlu diketahui para guru, semoga lebih mengetahui keadaan akseptor didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus sanggup menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan akseptor didik.
Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa pertengahan dan final anak yang merupakan kelanjutan dari masa awal anak.7 Permulaan masa pertengahan dan final ini ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan psikososial anakAnak SD merupakan anak dengan katagori banyak mengalami perubahan yang sangat drastis baik mental maupun fisik. Usia anak SD yang berkisar antara 6 – 12 tahun berdasarkan Seifert dan Haffung mempunyai tiga jenis perkembangan :
Menurut Seifert dan Haffung perkembangan fisik siswa SD meliputi pertumbuhan biologis contohnya pertumbuhan otak, otot dan tulang.
Perkembangan Kognitif Siswa SD- Usia masuk kelas satu SD atau MI berada dalam periode peralihan. Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD.
- Usia 9 tahun tinggi dan berat tubuh anak laki‐laki dan wanita kurang lebih sama. Sebelum usia 9 tahun anak wanita relatif sedikit lebih pendek dan langsing dari anak laki‐laki.
- Akhir kelas empat pada umumnya anak wanita mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat.
- Akhir kelas lima umumnya anak wanita lebih tinggi, lebih berat dan lebih berpengaruh daripada anak laki‐laki. Anak laki‐laki memulai lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun.
- Menjelang awal kelas enam kebanyakan anak wanita mendekati puncak tertinggi pertumbuhan. Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas.
- Rata‐rata anak wanita memulai perubahan pubertas 1,5 sampai 2 tahun lebih cepat dari anak laki‐laki.
Hal tersebut meliputi perubahan-perubahan dalam perkembangan pola pikir. Tahap perkembangan kognitif individu berdasarkan Piaget melalui empat stadium:
- Sensorimotorik (0‐2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan medorong mengeksplorasi dunianya.
- Praoperasional (2‐7 tahun), anak berguru memakai dan merepresentasikan objek dengan citra dan kata‐kata. Tahap pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran operasiaonal dan lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis
- Operational Kongkrit (7‐11), penggunaan logika yang memadai. Tahap ini telah memahami operasi logis dengan pertolongan benda konkrit.
- Operasional Formal (12‐15 tahun). kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari isu yang tersedia
Menurut Piaget, belum dewasa pada masa konkrit operasional ini telah bisa menyadari konservasi, yakni kemampuan anak untuk bekerjasama dengan sejumlah aspek yang berbeda secara serempak. Hal ini ialah alasannya ialah pada masa ini anak telah menyebarkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu : negasi, resiprokasi, dan identitas.
- Negasi (Negation). Pada masa pra-operasional anak hanya melihat keadaan permulaan dan final dari formasi benda, yaitu pada mulanya keadaannya sama dan pada karenanya keadaannya menjadi tidak sama. Pada masa konkrit operasional, anak memahami proses apa yang terjadi di antara aktivitas itu dan memahami hubungan-hubungan antara keduanya.
- Hubungan timbal balik (resiprokasi). Ketika anak melihat bagaimana formasi dari benda-benda itu diubah, anak mengetahui bahwa formasi benda-benda bertambah panjang tetapi tidak rapat lagi dibandingkan dengan formasi lain. Karena anak mengetahui kekerabatan timbal balik antara panjang dan kurang rapat atau sebaliknya kurang panjang tetapi lebih rapat, maka anak tahu pula bahwa jumlah benda-benda yang ada pada kedua formasi itu sama.
- Identitas. Anak pada masa konkrit operasional sudah bisa mengenal satu persatu benda-benda yang ada pada deretan-deretan itu. Anak bisa menghitung, sehingga meskipun benda-benda dipindahkan, anak sanggup mengetahui bahwa jumlahnya akan tetap sama.
Hal tersebut berkaitan dengan perkembangan dan perubahan emosi individu. J. Havighurst mengemukakan bahwa setiap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek lain ibarat di antaranya ialah aspek psikis, moral dan sosial. Menjelang masuk SD, anak telah Mengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan efek sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak intinya egosentris (berpusat pada diri sendiri) dan dunia mereka ialah rumah keluarga, dan taman kanak‐kanaknya.
- Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Mereka sudah bisa untuk diberikan suatu tugas.
- Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas besar SD. Mereka sanggup meluangkan lebih banyak waktu untuk kiprah tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan bahagia hati menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dengan kelompok dan bertindak berdasarkan cara cara yang sanggup diterima lingkungan mereka. Mereka juga mulai peduli pada permainan yang jujur. Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain.
- Sebagai akhir dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan sebagai orang dewasa.Terjadi perubahan perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan emosional mereka.
- Hubungan antara anak dan guru juga seringkali berubah. Pada dikala di SD kelas rendah, anak dengan gampang mendapatkan dan bergantung kepada guru. Di awal awal tahun kelas besar SD kekerabatan ini menjadi lebih kompleks.
- Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan identitas remaja ialah reflektivitas yaitu kecenderungan untuk berpikir perihal apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku.
Perkembangan Bahasa Anak
Hipotesis dari Chomsky (1965): setiap orang semenjak lahir diperlengkapi dengan seperangkat peralatan yang memungkinkannya memperoleh B1 (bahasa ibu), (dan bahasa lain yang kemudian dipelajarinya). Chomsky menamainya dengan nama LAD (Language Acquisition Device=peralatan pemerolehan bahasa).
Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar anak sudah sanggup mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas- kiprah berguru yang menuntut kemamapuan intelektual atau kemampuan kognitif. Menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi nyata yang ditandai dengan:
Perkembangan MoralHipotesis dari Chomsky (1965): setiap orang semenjak lahir diperlengkapi dengan seperangkat peralatan yang memungkinkannya memperoleh B1 (bahasa ibu), (dan bahasa lain yang kemudian dipelajarinya). Chomsky menamainya dengan nama LAD (Language Acquisition Device=peralatan pemerolehan bahasa).
- Perkembangan Bahasa Anak Usia 1-12 Tahun Usia 1-2 Tahun: tahap mengoceh, tahap satu kata, tahap dua kata. Contoh: /aaa/, /ma ma/ Tahap ini disebut tahap ponologis, alasannya ialah pada tahap ini anak (bayi) gres menirukan bunyi-bunyi bahasa yang didengarnya.
- Usia 2-6 Tahun: tahap tiga kata & tahap kalimat. Contoh: /mama mam/, /papa bo/, /ma bli bola/, /ema lagi ke pasar/ Tahap ini disebut tahap sintaktik, alasannya ialah pada tahap inilah anak mulai menyadari adanya aturan tata bahasa. Usia 6-9 Tahun: tahap kalimat 3-8 kata. Contoh: /Ibu guru ada di kelas./ Usia 9-12 Tahun: tahap kalimat 6-12 kata. Contoh: /Rina nangis alasannya ialah pensilnya diambil Iwan. Tahap ini disebut tahap semantik, alasannya ialah pada tahap ini anak memahami adanya kekerabatan kata dengan maknanya. Anak juga makin bisa berkomunikasi dengan kosakata dan kalimat yang makin lengkap.
Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar anak sudah sanggup mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas- kiprah berguru yang menuntut kemamapuan intelektual atau kemampuan kognitif. Menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi nyata yang ditandai dengan:
- Kemampuan mengklasifikasikan benda-benda dengan ciri yang sama.
- Menyusun atau mengasosiasikan angka-angka atau bilangan.
- Memecahkan yang sederhana.
- Piaget : Pikiran moral cepat maju melalui serangkaian tahap- tahap perkembangan anak
- Kohlberg : Tahap perkembangan moral anak :Preconvensional, Convensional, dan Postconvensional. Preconvensional (usia 4-10 thn) dimulai dengan pemikiran preconvesional di mana anak patuh. Convensional (usia 10-13 thn) merupakan tahap proses pemahaman dalam memperhatikan aturan dan peraturan yang didasarkan aturan yang berlaku. Diupayakan untuk memenuhi impian keluarga. Postconvensional (usia 13 tahun ke atas). Tahap penentuan final dari suatu keputusan nilai moral yang dipilih sendiri.
Perkembangan Keagamaan
Pada masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian.
- Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman kepada indikator-indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
- Penghayatan secara rohaniyah semakin mendalam, pelaksanaan aktivitas ritual diterimanya sebagai keharusan moral.
Selama periode ini mereka berusaha mengurangi keterbatasan-keterbatasan tersebut dengan memakai apa yang disebut dengan taktik memori (memory strategy), yaitu sikap yang disengaja dipakai untuk meningkatkan memori. Matlin menyebutkan empat macam taktik memori yang penting yaitu : rehearsal, organization, imagery, dan retrieval.
- Rehearsal (pengulangan) ialah salah satu taktik meningkatkan memori dengan cara mengulangi berkali-kali isu sesudah isu tersebut disajikan. Meskipun demikian taktik tersebut sangat berkhasiat bagi peningkatan memori jangka pendek.
- Organization (organisasi), ibarat pengkategorian dan pengelompokkan, merupakan taktik memori yang sedang dipakai oleh orang dewasa. Anak-anak yang masih kecil tidak sanggup mengelompokkan secara impulsif item-item yang sama untuk membantu proses memorinya. Anak-anak masa pertengahan dan final cenderung mengorganisasi isu secara impulsif untuk diingat, dibandingkan dengan belum dewasa yang masih kecil.
- Imagery (perbandingan) ialah tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang. Perbandingan juga merupakan salah satu taktik memori yang berkembang selama masa pertengahan dan final anak-anak.
- Retrieval (pemunculan kembali) ialah proses mengeluarkan atau mengangkat isu dari kawasan penyimpanan. Pemunculan kembali juga merupakan taktik memori yang banyak dipakai oleh orang dewasa.
Perkembangan intelegensi (IQ)
Intelegensi telah dianggap sebagai suatu norma yang memilih perkembangan kemampuan dan pencapaian optimal hasil berguru anak di sekolah. Intelegensi, merupakan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, kemampuan untuk berguru atau kapasitas untuk mendapatkan pendidikan, kemampuan untuk berpikir secara abstrak, memakai konsep-konsep abnormal dan memakai secara luas simbol-simbol dan konsep-konsep.
Inteligensi : kemampuan berpikir secara abstrak, memecahkan duduk perkara dengan memakai simbol-simbol verbal, dan kemampuan untuk berguru dari dan beradaptasi dengan pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari.
IQ | Klasifikasi | Tingkat Sekolah |
Di atas 139 | Sangat superior | Orang yang sangat pandai |
120 - 139 | Superior | Dapat menyelesaiakan studi di PT tanpa banyak kesulitan |
110 - 119 | Di atas rata-rata | Dapat menuntaskan sekolah lanjutan tanpa kesulitan |
90 - 109 | Rata-rata | Dapat menuntaskan sekolah lanjutan |
80 – 89 | Di bawah rata-rata | Dapat menuntaskan SD |
70 - 79 | Borderline | Dapat mempelajari sesuatu tapi lambat |
Di bawah 70 | Terbelakang secara mental | Tidak sanggup mengikuti pendidikan di sekolah |
Kebutuhan Peserta Didik Siswa SD
- Anak SD Senang Bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan aktivitas pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya menyebarkan model pengajaran yang serius tapi santai.
- Anak SD Senang Bergerak. Orang cukup umur sanggup duduk berjam‐jam, sedangkan anak SD sanggup duduk dengan hening paling usang sekitar 30 menit. Oleh alasannya ialah itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.
- Anak usia SD Senang Bekerja dalam Kelompok. Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya. Implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau berguru dalam kelompok, serta berguru keadilan dan demokrasi.
- Anak SD Senang mencicipi atau melakukan/memperagakan Sesuatu Secara Langsung. Bagi anak SD, klarifikasi guru perihal materi pelajaran akan lebih dipahami jikalau anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi rujukan bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat eksklusif dalam proses pembelajaran.
- https://hokidanbejo.blogspot.com/search?q=karakteristik‐dan‐kebutuhan‐anak‐usia
- http://ht87.multiply.com/calendar/item/10007
- https://hokidanbejo.blogspot.com/search?q=karakteristik‐dan‐kebutuhan‐anak‐usia
Karakteristik Penerima Latih Usia Sekolah Dasar
Reviewed by dannz
on
11:02 PM
Rating: