Kehidupan Masyarakat Era Praaksara

Masa pra abjad atau biasa disebut masa prasejarah ialah masa kehidupan insan sebelum mengenal tulisan. Manusia yang diperkirakan hidup pada masa pra abjad ialah insan purba. Satu-satunya sumber untuk mengetahui kehidupan insan purba hanya melalui peninggalan-peninggalan mereka yang berupa fosil, alat-alat kehidupan, dan fosil tumbuh-tumbuhan maupun binatang yang hidup dan berkembang pada masa itu. Zaman pra abjad berlangsung sangat lama, yaitu semenjak insan belum mengenal goresan pena hingga insan mulai mengenal dan memakai tulisan. Zaman insan mengenal dan memakai goresan pena disebut zaman abjad atau zaman sejarah.

Hasil penelitian yang bersumber dari fosil dan artefak sanggup diketahui bahwa kehidupan insan purba pada masa prasejarah itu sangat sederhana. Mereka mengumpulkan kuliner menyerupai buah dan sayur dari hutan atau ikan, siput, kerang dan udang dari sungai dan laut, mereka juga hidup berpindah-pindah baik untuk mencukupi persedian kuliner maupun menghindari serangan binatang buas atau insan purba lainnya. Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara sanggup dibagi ke dalam tiga masa, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.

a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Kehidupan insan masa berburu dan mengumpulkan makanan, dari semenjak Pithecanthropus (manusia-kera yang sanggup berdiri) hingga dengan Homo sapiens sangat bergantung pada kondisi alam. Mereka tinggal di padang rumput dengan semak belukar yang letaknya berdekatan dengan sungai.

Daerah itu juga merupakan tempat persinggahan hewan-hewan menyerupai kerbau, kuda, monyet, banteng, dan rusa, untuk mencari mangsa. Hewan-hewan inilah yang kemudian diburu oleh manusia. Di samping berburu, mereka juga mengumpulkan flora yang mereka temukan menyerupai ubi, keladi, daun-daunan, dan buah-buahan. Mereka bertempat tinggal di dalam gua-gua yang tidak jauh dari sumber air, atau di bersahabat sungai yang terdapat sumber kuliner menyerupai ikan, kerang, dan siput.

Secara umum ciri-ciri kehidupan masa berbeuru dan mengumpulkan kuliner antara lain sebagai berikut :
  • Alat kehidupan insan yang dipakai pada ketika itu berupa kapak perimbas (sejenis kapak yang digenggam, tidak bertangkai dan berbentuk masif), alat serpih, dan alat tulang. Alat tersebut masih kasar.
  • Hidup berkelompok yang tersusun dari keluarga-keluarga kecil. Mereka membekali dirinya untuk menghadapi lingkungan sekelilingnya.
  • Telah berkembang seni lukis yang dibentuk pada dinding-dinding gua, menyerupai di gua Leang-leang, Sulawesi Selatan.
  • Telah ditemukan teknologi sederhana untuk mendatangkan api. Api digunakan api untuk memasak dan penerangan pada malam hari.
  • Bahasa sebagai alat komunikasi mulai terbentuk melalui kata-kata dan gejala dengan gerakan badan.
  • Bertempat tinggal secara tidak tetap (nomaden) di dalam gua-gua alam, di tepi sungai, dan tepi pantai yang  banyak tersedia materi makanan
  • Kelompok insan purba di pinggir pantai di antaranya meninggalkan kjokenmodinger (kebudayaan sampah dapur).
Kegiatan berburu dan meramu sudah ditinggalkan, namun di beberapa masyarakat Indonesia kegiatan tersebut masih dilakukan, menyerupai pada masyarakat suku-suku terasing.
 Masa pra abjad atau biasa disebut masa prasejarah ialah masa kehidupan insan sebelum  Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara
b. Masa Bercocok Tanam
Masa bercocok tanam ialah masa ketika insan mulai memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara memanfaatkan hutan belukar untuk dijadikan ladang. Masa bercocok tanam terjadi ketika cara hidup berburu dan mengumpulkan materi kuliner ditinggalkan. Manusia Praaksara yang hidup pada masa bercocok tanam ialah Homo sapiens, baik itu ras Mongoloid maupun ras Austromelanesoid.

Masa ini sangat penting dalam sejarah perkembangan masyarakat sebab pada masa ini terdapat beberapa inovasi gres menyerupai penguasaan sumber-sumber alam. Berbagai macam flora dan binatang mulai dipelihara. Selain berladang, kegiatan berburu dan menangkap ikan terus dilakukan untuk mencukupi kebutuhan akan protein hewani. Kemudian, mereka secara perlahan meninggalkan cara berladang dan digantikan dengan bersawah. Jenis tanamannya ialah padi dan umbi-umbian.

Secara umum masa bercocok tanam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  • Alat-alat kerikil yang dipakai umumnya sudah dihaluskan. Alat kerikil yang dipakai berupa kapak persegi, kapak lonjong, alat-alat pemukulkayu, dan mata panah.
  • Masyarakat mulai mengatakan gejala menetap di suatu tempat yang berupa yang terdiri atas tempat-tempat tinggal sederhana yang didiami secara berkelompok oleh beberapa keluarga.
  • Mengenal cara berladang. Pembukaan lahan dilakukan dengan cara menebang dan aben hutan.
  • Telah terbentuk desa-desa kecil semacam pedukuhan.
  • Kegiatan bercocok tanam telah menghasilkan keladi, sukun, pisang, durian, manggis, rambutan, duku, salak, dan sebagainya.
  • Kebersamaan dan tolong-menolong mereka junjung tinggi. Semua kegiatan kehidupan, mereka kerjakan secara gotong royong. 
  • Perdagangan bersifat barter. Barang-barang yang dipertukarkan waktu itu ialah hasil-hasil bercocok tanam, hasil kerajinan tangan (gerabah, beliung), garam, dan ikan yang dihasilkan oleh penduduk pantai
  • Perahu bercadik dan rakit banyak dipakai sebagai sarana kemudian lintas air.
  • Alat komunikasi berupa bahasa dianggap sangat penting.
  • Tumbuh dogma animisme (pemujaan terhadap roh nenek moyang) dan dinamisme (kepercayaan terhadap benda-benda yang mempunyai kekuatan gaib). Salah satu contohnya pengobatan yang dilakukan oleh para dukun jikalau ada yang sakit.
c. Masa Perundagian
Masa perundagian merupakan masa tamat Prasejarah di Indonesia. Menurut R.P. Soejono, kata perundagian berasal dari bahasa Bali: undagi, yang artinya ialah seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis perjuangan tertentu, contohnya pembuatan gerabah, aksesori kayu, sampan, dan batu.

Manusia Praaksara yang hidup pada masa perundagian ialah ras Australomelanesoid dan Mongoloid. Pada masa perundagian, insan hidup di desa-desa, di tempat pegunungan, dataran rendah, dan di tepi pantai dalam tata kehidupan yang makin teratur dan terpimpin.

Secara umum ciri-ciri kehidupan masa perundagian ialah sebagai berikut.
  • Mereka sudah mengenal pengolahan logam. Alat-alat yang diharapkan dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak yang terbuat dari logam. Misalnya nekara, moko, kapak perunggu, candrasa, bejana, arca, manik-manik, dan perhiasan.
  • Mereka masih ada yang memakai alat-alat yang terbuat dari batu. Penggunaan materi logam hanya orang-orang tertentu saja yang mempunyai keahlian untuk mengolah logam.
  • Perkampungan sudah lebih besar, yang terbentuk lebih teratur dari sebelumnya. Setiap kampung mempunyai pemimpin yang disegani oleh masyarakat.
  • Mereka sudah mengenal pembagian kerja yang terang diubahsuaikan dengan keahlian masing-masing. Masyarakat tersusun menjadi kelompok majemuk, menyerupai kelompok petani, pedagang, maupun perajin.
  • Sudah terbentuk hukum sopan santun istiadat yang dilakukan secara turun-temurun. Hubungan dengan daerah-daerah di sekitar Kepulauan Nusantara mulai terjalin. 
  • Mereka sudah mengenal kesenian, banyak sekali bentuk benda seni, peralatan hidup, dan upacara mengatakan mereka sudah mempunyai kebudayaan yang tinggi.
Kehidupan Masyarakat Era Praaksara Kehidupan Masyarakat Era Praaksara Reviewed by dannz on 5:19 AM Rating: 5