Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan. Pada produk pangan proses pengemasan berkaitan bersahabat dengan prosesnpengolahan produk. Pengemasan berperan penting dalam memilih keawetan produk pangan yang dikemasnya. Kemasan pangan mempunyai tujuan melindungi produk dari efek lingkungan menyerupai uap air, dan mikroorganisme. Kemasan juga berfungsi melindungi produk pangan dari benturan yang sanggup menimbulkan kerusakan pada bentuk dan isi kemasan. Kemasan yang bersentuhan eksklusif dengan produk pangan disebut kemasan primer. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe.
Kemasan juga berfungsi untuk penanganan (memudahkan penanganan produk), distribusi, memperlihatkan informasi, dan menjadi daya tarik bagi pembeli. Pada kemasan harus dicantumkan keterangan dan gosip teknis ihwal produk pangan yang ada di dalamnya, menyerupai berat bersih, kandungan bahan, dan keterangan kadaluarsa. Keterangan ini biasanya dicantumkan di kemasan sekunder.
Kemasan sekunder yakni kemasan yang tidak bersentuhan eksklusif dengan produk pangan, melainkan dipakai pada kepingan luar kemasan primer. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, keranjang tempe dan sebagainya.
Kemasan yang dipakai untuk distribusi jarak jauh yakni kemasan tersier, yang sanggup memuat beberapa kemasan sekunder misalnya yakni kontainer. Kemasan untuk produk pangan mempunyai beberapa persyaratan, diantaranya yaitu :
Kemasan sekunder yakni kemasan yang tidak bersentuhan eksklusif dengan produk pangan, melainkan dipakai pada kepingan luar kemasan primer. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, keranjang tempe dan sebagainya.
Kemasan yang dipakai untuk distribusi jarak jauh yakni kemasan tersier, yang sanggup memuat beberapa kemasan sekunder misalnya yakni kontainer. Kemasan untuk produk pangan mempunyai beberapa persyaratan, diantaranya yaitu :
- Kemasan harus sanggup melindungi isi dari efek lingkungan dan ketika distribusi. Misalnya kripik akan lembek kalau kemasannya tidak sanggup menahan H2O yang masuk melalui pori-pori.
- Kemasan harus menjadi media penandaan terhadap barang yang dikemas, sehinga pelabelan harus tercetak dengan terang dan komplit.
- Kemasan harus gampang dibuka dan gampang ditutup kembali serta berdesain atraktif.
- Kemasan harus sanggup mempromosikan diri sendiri bila dipajang di etalase toko atau swalayan.
- Bahan kemasan akan lebih baik kalau ramah lingkungan dan sanggup di daur ulang.
Salah satu kepingan penting dari kemasan yakni label dan pelabelan, yang mempunyai tiga fungsi pengemasan yaitu fungsi identifikasi, fungsi membantu penjualan produk, dan fungsi pemenuhan peraturan perundang-undangan.
- Fungsi label sebagai fungsi identikasi mengandung pengertian bahwa kemasan harus berbicara kepada konsumen; memperlihatkan gosip ihwal materi yang dikemas, cara memakai produk (how to use), cara menangani produk, tanggal kadaluarsa, komposisi produk, volume/bobot, siapa produsennya, lokasi produksi, customer service, cara penanganan kemasan bekas, dan identifikasi persyaratan lingkungan.
- Fungsi label sebagai fungsi membantu penjualan produk, maka kemasan harus menjadi promosi bagi dirinya dan mencakup warna, foto/gambar.
- Label sebagai fungsi pemenuhan peraturan perundang-undangan, mempunyai konsekuensi bahwa hal yang tercantum dalam label harus sesuai dengan kandungan materi pangan tersebut; dihentikan mengecoh konsumen; label halal sanggup dipertanggungjawabkan; tanggal kadaluarsa harus benar; serta ada nomor pendaftaran dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Undang-Undang pangan No.18 Tahun 2012 Pasal 96 kepingan VIII menyebutkan bahwa, “Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayah Indonesia, pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada kemasannya. Label sebagaimana yang dimaksud pada UU tersebut yakni memuat sekurang-kurangnya mengenai : (i) nama produk; (ii) daftar materi yang digunakan; (iii) berat higienis atau isi bersih; (iv) nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor; (v) halal bagi yang dipersyaratkan; (vi) tanggal dan isyarat produksi; (vii) tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa; (viii) nomor izin edar bagi Pangan Olahan; dan (ix) asal usul materi Pangan tertentu.
Jenis-jenis Kemasan
Bahan – materi yang sanggup dipakai untuk keperluan mengemas produk bermacam – macam tergantung kepada jenis produk yang akan dikemas. Untuk memilih materi kemasan yang sesuai untuk suatu produk agro-industri, perlu diketahui jenis – jenis dan sifat – sifat dari materi kemasan tersebut, antara lain:
No. | Jenis Kemasan | Bahan Baku | Kekurangan |
---|---|---|---|
1. | Kantong | Plastik | Beberapa jenis plastik tidak tahan panas dan beberapa jenis plastik membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami (non-biodegradable). Jika tidak dipakai sesuai fungsinya, bahan-bahan kimia yang terkandung dalam plastik sanggup membahayakan kesehatan. Kemasan plastik juga mempunyai kelemahan yaitu adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain dari plastik yang melaksanakan migrasi ke dalam materi masakan yang dikemas. |
2. | Kantong | Kertas | Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas materi pangan yakni sifanya yang sensitif terhadap air dan gampang dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. |
3. | Kaleng | Logam | Beberapa kelemahan kemasan kaleng yakni gampang rusak bila terbentur atau jatuh, Praktis terjadinya korosif, Produk kaleng umumnya kehilangan sifat segar. Pada beberapa produk buah dan sayur bisa diatasi dengan penambahan bahan-bahan yang bisa memperbaiki tekstur. Kaleng produk tidak sanggup didaur ulang dan tidak dapt teruarai secara cepat, Berat bila dibawa dalam jumlah yang banyak |
4. | Kotak | Styrofoam | Kandungan benzena (benzene) pada proses pembuatan styrofoam merupakan materi kimia berbahaya bagi kesehatan. Limbah kemasan styrofoam hingga ketika ini masih belum sanggup diatasi pemusnahannya, mengingat materi dari kemasan styrofoam tersebut tidak gampang diuraikan alam. |
5. | Botol | Kaca | Kelemahan kemasan gelas yaitu gampang pecah dan kurang baik bagi produk-produk yang peka terhadap penyinaran (ultra violet). |
Bentuk – bentuk Kemasan
Bentuk kemasan sanggup digolongkan menjadi 3 golongan besar, yaitu: kaku, semi kaku dan fleksibel.
- Kemasan kaku yakni kemasan yang tidak tahan terhadap benturan, akan tetapi keras. Bentuk – bentuk kemasan sanggup digolongkan lagi menurut materi kemasan yang digunakan, antara lain ; dari kayu, nailed box, wire bound box, crate, basket dan barrel. dari logam: drum, pail, kaleng logam dan colapsible tube; dari gelas: botol, jar, timbler, jug, carboy, vial dan ampul.
- Kemasan semi kaku yakni kemasan yang bentuknya tidak dipengaruhi oleh bentuk produk kemasannya, namun sanggup ringsek bila diberikan tekanan yang berlebih. Contohnya: wadah aluminium, folding carton, set-up box dan sebagainya.
- Kemasan fleksibel yakni kemasan yang bentuknya sanggup berubah – ubah sesuai dengan bentuk produk yang dikemasnya. Beberapa bentuk kemasan fleksibel antara lain: kantong kertas, kantong berdinding banyak, kantong plastik, karung plastik dan sebagainya
Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan perjuangan dalam rangka mendapat keuntungan yang direncanakan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menjalankan acara pemasaran suatu produk antara lain jenis produk, persaingan produk, kebutuhan pasar, tujuan pemasaran, dan hal lain yang berafiliasi dengan produk itu sendiri seperti: harga jual, kualitas, dan kemasannya.
Perlu dilakukan seni administrasi yang sempurna untuk menunjang keberhasilan pemasaran produk. Salah satu startegi pemasaran yang sanggup dipakai yakni 4P, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi).
a. Product (Produk) Beberapa hal yang penting diperhatikan mengenai produk yakni :
- Kualitas yang bisa menjawab dan memuaskan impian konsumen,
- Kuantitas yang sanggup memenuhi kebutuhan pasar,
- Penciptaan produk gres yang inovatif sesuai impian konsumen,
- Penciptaan nilai tambah pada produk,
- Penciptaan produk yang mempunyai daur hidup (life cycle) panjang (jangan cuma booming sesaat).
Pengembangan produk asinan yang telah diperkenalkan, yakni untuk menjawab beberapa hal tersebut di atas. Perbaikan kualitas produk yang mempunyai daya simpan lebih lama, serta kemasannya yang lebih baik diperlukan sanggup menimbulkan produk yang lebih cocok untuk oleh-oleh.
b. Price (Harga)
Pada penetapan harga produk, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
- Mempertimbangkan harga pokok produksi
- Menyesuaikan harga produk dengan pasar yang kita bidik
- Melakukan perbandingan harga dengan produk sejenis yang sudah ada di pasar.
Pada produk asinan yang dicontohkan pada kepingan ini, penetapan harga sanggup didasarkan pada harga pokok produksi dan harga produk pesaing.
c. Place (Tempat)
Beberapa pertimbangan dalam penetapan kawasan menjual produk, bisa dilakukan sebagai berikut:
- Lokasi penjualan sebaiknya yang gampang dijangkau konsumen
- Lokasi penjualan yang mempunyai kemudahan yang memuaskan konsumen.
- Lokasi yang mempunyai nilai tambah: ada arena bermain anak dan keluarga, suasana belanja dan bertamasya, konsep “one stop shopping”
Produk asinan yang dijadikan referensi pada kepingan ini sanggup dijual di sentra oleh-oleh, di kawasan wisata atau di restoran di kawasan wisata.
d. Promotion (Promosi)
Beberapa kanal promosi yang sanggup dipakai dalam membantu meningkatkan penjualan produk, sanggup melalui media sosial, blog dan/atau website. Juga sanggup dilakukan dengan mengikuti bazar-bazar yang banyak dilakukan oleh aneka macam instansi/organisasi di lingkungan sekitar.
Pengemasan Dan Pemasaran Pangan Khas Daerah
Reviewed by dannz
on
2:22 AM
Rating: