Karangan fiksi yaitu karangan yang berisi kisahan atau dongeng yang dibentuk menurut imajinasi atau imajinasi pengarang. Fiksi sejarah yakni kisah-kisah fiksi (rekaan atau khayalan) yang diinspirasi dari sejarah. Pada karya fiksi sejarah plot, alur, adegan, dialog, dan penokohannya, terinspirasi oleh sejarah. Teks fiksi sejarah sanggup berupa novel, legenda maupun roman. Pada teks fiksi sejarah biasanya isi dongeng dibentuk semenarik mungkin semoga pembaca tidak bosan. Tujuan penulisan teks fiksi sejarah yakni untuk mensugesti pembaca mengikuti pendapat penulis dan menghidupkan emosi pembaca.
Pada goresan pena ini akan disajikan pola teks fiksi sejarah yang berisi wacana cinta tanah air, persatuan, dan kolaborasi untuk mencapai satu tujuan. Dalam teks ini disertakan warta wacana pentingnya menjaga keutuhan wilayah Indonesia dari serangan/ancaman negara lain. Tokoh-tokoh dalam dongeng yakni rekaan, namun fakta yang disajikan yakni wacana sejarah usaha Kemerdekaan Indonesia. Perhatikan penggunaan kosakata baku, abjad besar, dan tanda baca.
Bangsaku Merdeka
Namaku Udin, ketika itu saya masih berumur 12 tahun dan sudah tidak bersekolah alasannya semua sekolah diliburkan. Menurut Bu Guru sekolah diliburkan alasannya akan ada program yang sangat penting bagi sejarah Bangsa Indonesia. Untuk itu semenjak pagi-pagi hari sekali kami sudah mempersiapkan semuanya. Sebagaimana yang diminta oleh ayahku saya supaya berkemas-kemas bersama dengan Ibu dan Adiku. Kami tidak sarapan pagi alasannya ketika itu yakni Bulan Ramadhan.
Kami berempat keluar dari rumah pukul 09.30 kami berjalan menyusuri jalan-jalan yang ketika itu kelihatan sangat sepi. Dalam hati saya heran kemana senua orang-orang yang biasa kemudian lalang? Kami terus berjalan dan kesudahannya kami hingga di sebuah rumah yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur dengan nomor rumah 56. Tampak dari jauh rumah tersebut bercat putih dengan sebuah tiang bendera dari bambu yang bangun di tengah halaman. Kami bangun agak jauh dari rumah itu alasannya ketika itu jalanan sangat rama oleh orang yang kemudian lalang.
Aku heran mengapa banyak sekali orang berkumpul di halaman rumah tersebut. Barisan perjaka berbaris dengan rapi, para ajakan juga duduk dengan rapi. Di bab luar rumah banyak sekali lapisan masyarakat, menyerupai petani, pedagang kelontong, nelayan, pegawai negeri, tua, dan muda. Mereka tiba berbondong-bondong membawa bambu runcing, batu, sekop, tongkat, parang, golok, atau apa saja yang sanggup mereka bawa. Itu menawarkan tekad berani mati demi mempertahankan kemerdekaan.
Dari jauh saya mendengar mereka berteriak "Sekarang, Bung. Sekarang! Nyatakanlah sekarang! Nyatakanlah sekarang!. matahari sudah mulai meninggi dan panas". Ternyata mereka sudah tidak sabar menunggu dan merasa khawatir alasannya ketika itu tentara Jepang masih berkuasa dengan persenjataan amat lengkap. Mereka khawatir Balatentara Dai Nippon akan menghalang-halangi proklamasi kemerdekaan.
Setelah beberapa usang kami menunggu dari dalam rumah putih tersebut keluar dua orang memakai stelan kemeja putih. Salah satu dari orang tersebut membacakan selembar kertas. Dengan bunyi yang tegas dia membacakan isi dari kertas tersebut.
PROKLAMASI
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 Agustus 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA
SUKARNO-HATTA
Saya sangat terharu menyaksikan sebuah insiden besar dalam perjalanan bangsaku. Teks Proklamasi itu dibacakan di sebuah rumah yang terletak di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, di rumah bercat putih. Betapa besar hati saya telah menjadi bab dari kemerdekaan Tanah Airku. Harapanku semoga Bangsa ini terus bersatu dan tenang alasannya tidak ada yang lebih berharga selain kemerdekaan dari penjajahan. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu bahasa: Indonesia. Kami pulang dengan rasa besar hati alasannya bangsaku sudah merdeka.
Bangsaku Merdeka
Namaku Udin, ketika itu saya masih berumur 12 tahun dan sudah tidak bersekolah alasannya semua sekolah diliburkan. Menurut Bu Guru sekolah diliburkan alasannya akan ada program yang sangat penting bagi sejarah Bangsa Indonesia. Untuk itu semenjak pagi-pagi hari sekali kami sudah mempersiapkan semuanya. Sebagaimana yang diminta oleh ayahku saya supaya berkemas-kemas bersama dengan Ibu dan Adiku. Kami tidak sarapan pagi alasannya ketika itu yakni Bulan Ramadhan.
Kami berempat keluar dari rumah pukul 09.30 kami berjalan menyusuri jalan-jalan yang ketika itu kelihatan sangat sepi. Dalam hati saya heran kemana senua orang-orang yang biasa kemudian lalang? Kami terus berjalan dan kesudahannya kami hingga di sebuah rumah yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur dengan nomor rumah 56. Tampak dari jauh rumah tersebut bercat putih dengan sebuah tiang bendera dari bambu yang bangun di tengah halaman. Kami bangun agak jauh dari rumah itu alasannya ketika itu jalanan sangat rama oleh orang yang kemudian lalang.
Aku heran mengapa banyak sekali orang berkumpul di halaman rumah tersebut. Barisan perjaka berbaris dengan rapi, para ajakan juga duduk dengan rapi. Di bab luar rumah banyak sekali lapisan masyarakat, menyerupai petani, pedagang kelontong, nelayan, pegawai negeri, tua, dan muda. Mereka tiba berbondong-bondong membawa bambu runcing, batu, sekop, tongkat, parang, golok, atau apa saja yang sanggup mereka bawa. Itu menawarkan tekad berani mati demi mempertahankan kemerdekaan.
Dari jauh saya mendengar mereka berteriak "Sekarang, Bung. Sekarang! Nyatakanlah sekarang! Nyatakanlah sekarang!. matahari sudah mulai meninggi dan panas". Ternyata mereka sudah tidak sabar menunggu dan merasa khawatir alasannya ketika itu tentara Jepang masih berkuasa dengan persenjataan amat lengkap. Mereka khawatir Balatentara Dai Nippon akan menghalang-halangi proklamasi kemerdekaan.
Setelah beberapa usang kami menunggu dari dalam rumah putih tersebut keluar dua orang memakai stelan kemeja putih. Salah satu dari orang tersebut membacakan selembar kertas. Dengan bunyi yang tegas dia membacakan isi dari kertas tersebut.
PROKLAMASI
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 Agustus 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA
SUKARNO-HATTA
Saya sangat terharu menyaksikan sebuah insiden besar dalam perjalanan bangsaku. Teks Proklamasi itu dibacakan di sebuah rumah yang terletak di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, di rumah bercat putih. Betapa besar hati saya telah menjadi bab dari kemerdekaan Tanah Airku. Harapanku semoga Bangsa ini terus bersatu dan tenang alasannya tidak ada yang lebih berharga selain kemerdekaan dari penjajahan. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu bahasa: Indonesia. Kami pulang dengan rasa besar hati alasannya bangsaku sudah merdeka.
Contoh Teks Fiksi Sejarah
Reviewed by dannz
on
2:06 PM
Rating: