Sesuai hasil KMB maka pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan upacara ratifikasi kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS yang dilakukan di Belanda dan di Indonesia. Di Negeri Belanda, delegasi Indonesia dipimpin oleh Moh. Hatta sedangkan pihak Belanda hadir Ratu Juliana, Perdana Menteri Willem Drees, dan Menteri Seberang Lautan Sasseu tolong-menolong menandatangani akte penyerahan kedaulatan di Ruang Tahta Amsterdam. Di Indonesia dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.S. Lovink.
Indonesia kemudian menerima ratifikasi dari negara-negara lain. Pengakuan pertama tiba dari negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab, yaitu Mesir, Suriah, Libanon, Saudi Arabia dan Afganistan, India, dan lain-lain.
Walaupun Belanda sendiri tidak mengakui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan hanya mengakui tanggal 27 Desember 1949, namun keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu tetap terhitung semenjak Proklamasi Kemerdekaan oleh bangsa Indoensia.
Walaupun Belanda sendiri tidak mengakui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan hanya mengakui tanggal 27 Desember 1949, namun keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu tetap terhitung semenjak Proklamasi Kemerdekaan oleh bangsa Indoensia.
Setelah RIS mendapatkan ratifikasi kedaulatan, segera muncul rasa tidak puas di kalangan rakyat terutama negara-negara bab di luar RI. Sejumlah 15 negara bagian/daerah yang merupakan ciptaan Belanda, terasa berbau kolonial, sehingga belum merdeka sepenuhnya. Negara-negara bab ciptaan Belanda yaitu sebagai berikut.
- Negara Indonesia Timur (NIT) merupakan negara bab pertama ciptaan Belanda yang terbentuk pada tahun 1946.
- Negara Sumatra Timur, terbentuk pada 25 Desember 1947 dan diresmikan pada tanggal 16 Februari 1948. Negara Sumatra Selatan, terbentuk atas persetujuan Van Mook pada tanggal 30 Agustus 1948. Daerahnya mencakup Palembang dan sekitarnya. Presidennya yaitu Abdul Malik.
- Negara Pasundan (Jawa Barat),.
- Negara Jawa Timur, terbentuk pada tanggal 26 November 1948 melalui surat keputusan Gubernur Jenderal Belanda.
- Negara Madura, terbentuk melalui suatu plebesit dan disahkan oleh Van Mook pada tanggal 21 Januari 1948.
Bangsa Indonesia bertekad untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang dari delapan bulan masa berlakunya, RIS berhasil dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa Indonesia. Proses kembalinya ke NKRI antara lain sebagai berikut.
- Beberapa negara bab membubarkan diri dan bergabung dengan RI, Negara Jawa Timur, Negara Pasundan,Negara Sumatra Selatan, Negara Kaltim, Kalteng, Dayak, Bangka, Belitung dan Riau. Negara Padang bergabung dengan Sumatra Barat, Sabang bergabung dengan Aceh.
- Tanggal 5 April 1950 RIS hanya terdiri dari : Negara Sumatra Timur, Negara Indonesia Timur, Republik Indonesia.
- Ketiga negara ini (Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Sumatra Timur) kemudian bersama RIS sepakat untuk kembali ke negara kesatuan dan bukan melabur ke dalam Republik.
- Pada tanggal 3 April 1950 dilangsungkan konferensi antara RIS-NIS-NST. Kedua negara bab tersebut menyerahkan mandatnya kepada perdana Menteri RIS Moh. Hatta pada tanggal 12 Mei 1950.
- Pada 19 Mei 1950 diadakan janji dan persetujuan yang masing-masing diwakili oleh : RIS oleh Moh. Hatta, RI oleh dr. Abdul Halim. Hasil janji “ NKRI akan dibuat di Jogjakarta, dan pembentukan panitia perancang UUD.
- Pada 15 Agustus 1950, sesudah melalui banyak sekali proses, dilakukan ratifikasi UUS RIS yang bersifat sementara sehingga dikenal dengan UUD’S 1950. Ini mengatakan akan terjadi perubahan. UUD’s ini di sahkan oleh presiden RIS. Undang-Undang Dasar RIS terdiri dari gabungan Undang-Undang Dasar 45 dan Undang-Undang Dasar RIS.
- Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan.
Penyerahan Kedaulatan Dan Kembali Ke Negara Kesatuan
Reviewed by dannz
on
1:36 PM
Rating: