Modernisme diartikan sebagai cara berpikir dengan peradaban Barat, dengan merujuk upaya mengejar ketertinggalan melalui pencarian mendasar etik kepada Islam untuk kebangkitan politik dan budaya. Reformasi biasanya diartikan sebagai pembaruan melalui pemurnian agama. Reformasi agama (Islam) diartikan sebagai gerakan untuk memperbaharui cara berpikir dan cara hidup umat berdasarkan pedoman yang murni.
Pembaruan dalam Islam bukan dalam hal yang menyangkut dengan dasar atau mendasar pedoman Islam. Pembaruan Islam bukanlah dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi ataupun merevisi nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera zaman, melainkan lebih berkaitan dengan penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar supaya sesuai dengan kebutuhan perkembangan serta semangat zaman.
Pembaruan dalam Islam bukan dalam hal yang menyangkut dengan dasar atau mendasar pedoman Islam. Pembaruan Islam bukanlah dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi ataupun merevisi nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera zaman, melainkan lebih berkaitan dengan penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar supaya sesuai dengan kebutuhan perkembangan serta semangat zaman.
Gerakan Reformasi Islam telah dirintis di Sumatera Barat pada periode ke-19 yang berlanjut ke Jawa dan banyak sekali kawasan lainnya. Jika pada periode ke-19, gerakan itu lebih menekankan pada gerakan salafi melawan kaum adat, pada periode ke-20 lebih menekankan pada pencarian etik modernitas dari dalam melawan tradisonalisme dan kemunduran umat Islam, serta menghadapi Barat yang menjajah mereka.
Gerakan reforormasi Islam telah dirintis di Sumatera Barat pada periode ke-19 yang berlanjut ke Jawa dan banyak sekali kawasan lainnya. Jika pada periode ke-19, gerakan itu lebih menekankan pada gerakan salafi melawan kaum adat, pada periode ke-20 lebih menekankan pada pencarian etik modernitas dari dalam melawan tradisonalisme dan kemunduran umat Islam, serta menghadapi Barat yang menjajah mereka.
- Pada awal periode ke-20, empat ulama muda Minangkabau kembali dari menuntut ilmu di Mekah. Mereka yaitu Syekh Muhammad Taher Jamaluddin (1900), Syekh Muhammad Jamil Jambek (1903), Haji Abdul Karim Amrullah (1906), dan Haji Abdullah Akhmad (1899). Mereka yaitu murid Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang imam besar Mazhab syafi’i di Masjid Mekah yang berasal dari Minangkabau. Mereka itu kembali ke Minangkau dengan membawa pemikiran baru. Berbekal ilmu pengetahuannya itu mereka merancang perubahan di Minangkabau.
- Perintis pembaruan itu yaitu Syekh Taher Jamalludin yang sebagaian besar pengalamannya berasal dari Asia Barat. Majalah Al Imam yaitu sarana yang mereka gunakan untuk membuatkan gerakan pembaruan keluar dari Minangkabau. Di samping itu Al-Imam juga memuat pedoman agama dan peristiwa-peristiwa penting dunia.
- Tokoh yang kemudian muncul yaitu H. Abdullah Akhmad yang menerima pendidikan di Mekah, selanjutnya mendirikan sekolah dasar di Padang (1909). Ia mendirikan majalah Al-Munir yang menjebarkan agama Islam yang bergotong-royong dan terbit di Padang tahun 1910-1916.
- Di Padang Panjang, Haji Abdul Karim Amrullah mulai menumbuhkan kesadaran akan perlunya perubahan metode pengajaran dan sistem pendidikan tradisonal menjadi lebih modern menyerupai sekolah Belanda.
- Sementara itu, berdiri pula Sekolah Diniyah di Padang (1915). Pendirinya yaitu Zainuddin Labai. Sekolah itu memperlihatkan pengajaran umum. Sekolah itu merupakan sekolah agama modern.
- Tahun 1923, Rahmah, adik Zainuddin Labai mendirikan Sekolah Diniyah Puteri. Sekolah itu merupakan sekolah agama putri pertama di Indonesia. Berdirinya sekolah putri di tanah Minangkabau menandakan bahwa sistem matrilinial yang berlaku dalam tradisi korelasi Minangkabau memiliki efek nyata terhadap kemajuan kaum perempuan.
Bidang pendidikan membuka wawasan bagi kaum muda terpelajar. Mereka yaitu golongan gres yang membawa ide-ide pada kesadaran kebangsaan. Sarana komunikasi dan transportasi yaitu hal penting yang menghubungkan para kaum pandai untuk membentuk suatu ideologi kebangsaan. Bidang pendidikan pula yang mendorong perubahan sosial masyarakat ketika itu, melalui pendidikan tidak saja membuat tenaga-tenaga profesional, akan tetapi juga mendorong gerakan kebangsaan
Modernisme Dan Reformasi Islam
Reviewed by dannz
on
5:36 AM
Rating:
