Meneladani Para Tokoh Proklamasi

Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945 mempunyai arti yang sangat penting bagi pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proklamasi kemerdekaan sebagai puncak usaha bangsa Indonesia, Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 merupakan sumber aturan bagi pembentukan NKRI dari Miangas hingga Rote dan dari Sabang hingga Merauke. Proklamasi Kemerdekaan merupakan titik tolak dari pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat dan sebagai titik tolak perubahan dari tata aturan kolonial menjadi tata aturan nasional.

Proklamasi 17 Agustus 1945 melibatkan peranan banyak orang. Bahkan bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi sebagian bangsa lain juga bersimpati untuk usaha bangsa Indonesia. Para tokoh mempunyai peranan berbeda-beda dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mereka berperan sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang harus dilakukan. Berikut ini para tokoh yang terlibat dalam Proklamasi Indonesia tahun 1945.

Ir Soekarno
Lahir	Surabaya 6 Juni 1901
Peran	Pada Tahun 1927, bersama Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo mendirikan PNI. Pada zaman Jepang, imenjadi ketua Putera, Chuo Sangi In dan PPKI, serta pernah menjadi anggota BPUPKI. Soekarno bersama Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan teks proklamasi. Sukarno bersama Moh. Hatta diberi dogma untuk menandatangani teks proklamasi tersebut. Tanggal 17 Agustus 1945, Sukarno terpilih menjadi tokoh nomor satu di Indonesia. Sukarno dan Moh. Hatta, diberi dogma membacakan teks proklamasi sehingga Sukarno dikenal sebagai pendekar proklamator.  Sukarno wafat pada tanggal 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar.
Drs. Moh. Hatta
Lahir	Bukittinggi, 12 Agustus 1902
Peran	Beliau menjadi salah seorang pemimpin dan ketua Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda.  Beliau aktif di PNI bersama Bung Karno. Setelah PNI dibubarkan, Hatta aktif di PNI Baru. Pada masa pendudukan Jepang, ia menjadi salah seorang pemimpin PUTERA, menjadi anggota BPUPKI dan wakil ketua PPKI. Moh. Hatta tampil sebagai tokoh nomor dua dan mendampingi Bung Karno dalam pembacaan teks Proklamasi sehingga dikenal sebagai pendekar proklamator. Beliau wafat pada tanggal 14 Maret 1980, dimakamkan di pemakaman umum Tanah Kusir Jakarta.
Ahmad Subarjo
Lahir	Karawang, 23 Maret 1896.
Peran	Pada masa pergerakan nasional ia aktif di PI dan PNI.  Pada masa pendudukan Jepang sebagai Kaigun, bekerja pada Kantor Kepala Biro Riset Angkatan Laut Jepang pimpinan Laksamana Maeda.  Beliau juga sebagai anggota BPUPKI dan PPKI.  Beliau  adalah tokoh yang mengakhiri insiden Rengasdengklok. Sebab dengan jaminan nyawa Ahmad Subarjo, hasilnya Ir. Sukarno, Moh. Hatta dan rombongan diperbolehkan kembali ke Jakarta. Beliau  berperan aktif dan menawarkan andil anutan wacana rumusan teks proklamasi. Beliau wafat tanggal 15 Desember 1978.
Sukarni Kartodiwiryo
Lahir	Blitar, 14 Juli 1916
Peran	Semasa pendudukan Jepang, ia bekerja pada kantor informasi Domei dan aktif di dalam gerakan pemuda.  Beliau pemimpin gerakan cowok yang berpusat di Asrama Pemuda Angkatan Baru di Menteng Raya 31 Jakarta. Sukarni merupakan penggagas penculikan Sukarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok. Beliau juga tokoh yang mengusulkan supaya teks proklamasi ditandatangani oleh Sukarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.  Beliau juga memimpin pertemuan untuk membahas taktik penyebarluasan teks proklamasi dan informasi wacana proklamasi. Beliau meninggal pada tanggal 4 Mei 1971.
Sayuti Melik
Lahir	Yogyakarta, 25 November 1908
Peran	Sejak muda, Sayuti Melik sudah aktif dalam gerakan politik dan jurnalistik.  Tahun 1942 menjadi pemimpin redaksi surat kabar Sinar Baru Semarang. Beliau  berperan dalam pencatatan hasil diskusi susunan teks proklamasi. Ia yang mengetik teks proklamasi yang dibacakan Sukarno-Hatta. Beliau meninggal di Jakarta, 27 Februari 1989
Burhanuddin Mohammad Diah
Lahir	Kotaraja, 7 April 1917
Peran	Sejak tahun 1937 sudah menjadi redaktur banyak sekali surat kabar menyerupai Sinar Deli, Warta Harian, Sin Po, dan Pertjatoeran Doenia. Pada awal pendudukan Jepang, ia bekerja pada radio militer Hosokyoku.  Pada tahun 1942-1945, ia bekerja sebagai wartawan pada harian Asia Raya. Pada malam sewaktu akan diadakan perumusan teks proklamasi, BM. Diah banyak melaksanakan kontak dengan pemuda, yaitu untuk tiba ke rumah Maeda.  Beliau salah seorang cowok yang ikut menyaksikan perumusan teks proklamasi. Ia juga sangat berperan dalam upaya penyebarluasan informasi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Beliau meninggal di Jakarta, 10 Juni 1996
Latif Hendraningrat
Lahir	Jakarta, 15 Februari 1911
Peran	Latif Hendraningrat yaitu salah seorang komandan Peta.  Pada ketika pelaksanaan proklamasi dia harus mencari dan menjemput Moh. Hatta. Pada ketika pelaksanaan proklamasi, sesudah menyiapkan barisan, ia mempersilakan Sukarno membacakan teks proklamasi. Latief Hendraningrat dengan dibantu S. Suhud mengibarkan Sang Saka Merah Putih, dan yang membantu membawakan bendera Merah Putih yaitu SK. Trimurti. Beliau meninggal di Jakarta, 14 Maret 1983
Suhud Sastro Kusumo
Lahir	1920
Peran	S. Suhud yaitu cowok yang ditugasi mencari tiang bendera dan mengusahakan bendera Merah Putih yang akan dikibarkan.  S. Suhud bersama Latif Hendraningrat yaitu pengibar bendera Merah Putih di halaman rumah Sukarno pada ketika Proklamasi 17 Agustus 1945. Beliau meninggal tahun 1986
Suwiryo
Lahir	Wonogiri, Jawa Tengah, 17 Februari 1903
Peran	Suwiryo yaitu walikota Jakarta Raya waktu itu dan secara tidak eksklusif menjadi ketua penyelenggara upacara Proklamasi Kemerdekaan.  Beliau mempersiapkan segala sesuatu yang diharapkan dalam upacara tersebut, termasuk pengadaan mikrofon dan pengeras suara. Beliau di meninggal di Jakarta, 27 Agustus 1967
Muwardi
Lahir	Pati, Jawa Tengah, 1907
Peran	Tokoh muda Muwardi, bertugas dalam bidang pengamanan jalannya upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia telah menugaskan anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan di sekitar kediaman Bung Karno. Setelah upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia juga membagi kiprah kepada para anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan Bung Karno dan Moh. Hatta. Beliau meninggal Surakarta, Jawa Tengah, 13 Oktober 1948
Frans Sumarto Mendur
Lahir	Tahun 1913
Peran	Tokoh Frans Sumarto Mendur yaitu tokoh wartawan yang ikut membantu pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.  Beliau yaitu salah satu dari para fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. la bergabung dengan kawan-kawan dari Indonesia Press Photo Senice atau Ipphos. Beliau meninggal tahun 1971
Syahruddin
Lahir	-
Peran	Syahruddin yaitu seorang wartawan Domei. la dengan berani memasuki halaman gedung siaran RRI. Oleh alasannya gedung siaran dijaga oleh Jepang, maka terpaksa melalui belakang, yaitu dengan memanjat tembok belakang gedung dari JI. Tanah Abang.  Naskah proklamasi kemudian berhasil diserahkan kepada kepala kepingan siaran.
Yusuf Ronodipuro dan F. Wuz
Lahir	Salatiga, Jawa Tengah, 30 September 1919 (Y. Ronodipuro)
Peran	Tokoh F. Wuz dan Yusuf Ronodipuro berperan penting dalam penyebarluasan informasi proklamasi. Kedua tokoh ini merupakan penyiar-penyiar yang cukup berani dan tidak jarang menerima bahaya dari pihak Kempetai. Beliau meninggal di Jakarta Selatan, 27 Januari 2008 (Y. Ronodipuro)
Jusuf Kunto
Lahir	Salatiga pada tanggal 8 Agustus 1921
Peran	Jusuf Kunto merupakan salah satu tokoh yang ikut menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Dia bersama Sukarni dan beberapa anggota PETA yang menjemput dan membawa Soekarno dan Hatta menuju Rengasdengklok. Beliau meninggal di Jogjakarta 2 januari 1949
Wikana
Lahir	Sumedang, Jawa Barat, 18 Oktober 1914
Peran	Bersama Chaerul Saleh, Sukarni dan pemuda-pemuda lainnya dari Menteng 31, mereka menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok dengan tujuan supaya kedua tokoh ini segera membacakan Proklamasi Kemerdekaan sesudah kekalahan Jepang dari Sekutu pada tahun 1945.  Beliau meninggal tahun 1966
Chaerul Shaleh
Lahir	Sawahlunto, Sumatera Barat, 13 September 1916
Peran	Beliau menculik Soekarno dan Hatta dalam insiden Rangesdengklok. Mereka menuntut supaya kedua tokoh ini segera membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.  Beliau meninggal di Jakarta, 8 Februari 1967
Sudiro
Lahir	Yogyakarta, 24 April 1911
Peran	Beliau merupakan tokoh cowok yang menyaksikan perumusan teks proklamasi. Beliau meninggal tahun 1992
Fatmawati Sukarno
Lahir	Bengkulu, 5 Februari 1923
Peran	Beliau yaitu istri dari Presiden Indonesia pertama Soekarno.  Beliau berjasa dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Beliau meninggal meninggal di Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980