Quality Control ialah upaya pengendalian suatu proses (produksi) semoga proses berjalan dengan baik sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Pengendalian kualitas sangat diharapkan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu hasil produksi dan sebagai salah satu perjuangan untuk menemukan faktor-faktor terduga yang menimbulkan kurang lancarnya fungsi dalam proses suatu produksi. Dengan adanya pengendalian kualitas kalau terjadi gangguan sanggup segera dilakukan tindakan pembetulan sebelum terlalu banyak produk yang tidak sesuai dengan produksi.
Begitu pula dengan industri garment dalam memproduksi busana, seringkali terdapat kesalahan pada ketika produksi. Defect atau ketidaksempurnaan ialah penyimpangan daristandar yang ditetapkan. Hal ini sanggup terjadi alasannya ialah kondisi materi baku, kesalahan dalam penanganan proses persiapan, produksi, penanganan akhir.
Defect atau kerusakan diklasifikasikan menjadi dua yaitu, defect major dan defect minor. Major defect ialah sebuah kondisi garmen yang diindikasikan akan menjadi second quality atau tidak memenuhi standar alasannya ialah beberapa alasan berikut:
Defect atau kerusakan diklasifikasikan menjadi dua yaitu, defect major dan defect minor. Major defect ialah sebuah kondisi garmen yang diindikasikan akan menjadi second quality atau tidak memenuhi standar alasannya ialah beberapa alasan berikut:
- Defect tersebut akan mensugesti integrity/keutuhan dari product
- Defect tersebut akan mempengruhi terhadap daya jual dari product
- Defect tersebut akan mempengaruhu kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap product
- Defect tersebut menjadikan ketidak sesuaian pada style
Sedangkan minor defect ialah sebuah kondisi dimana defect tersebut tidak akan menjadikan complain dari konsumen.
A. Proses Pengecekan Garment (Inline Process Inspection)
Setelah persiapan materi baku garment siap pakai dan memenuhi mutu garment, untuk selanjutnya dilakukan proses Garment dimulai dari: Spreading (Pengelaran Kain) dan Penempatan Marker Pola, Cutting (Pemotongan kain), Assembling, Sewing (Proses Jahit), Trimming (Buang Benang), Steaming (Gosok), dan Folding and Packing (Pelipatan dan pengepakan). Namun pada goresan pena ini hanya akan membahas mengenai defect pada cuilan sewing saja.
Definisi Defect pada Bagian Sewing/Jahit
B. Allowence/ Toleransi Ukuran Dalam Garmen
A. Proses Pengecekan Garment (Inline Process Inspection)
Setelah persiapan materi baku garment siap pakai dan memenuhi mutu garment, untuk selanjutnya dilakukan proses Garment dimulai dari: Spreading (Pengelaran Kain) dan Penempatan Marker Pola, Cutting (Pemotongan kain), Assembling, Sewing (Proses Jahit), Trimming (Buang Benang), Steaming (Gosok), dan Folding and Packing (Pelipatan dan pengepakan). Namun pada goresan pena ini hanya akan membahas mengenai defect pada cuilan sewing saja.
Definisi Defect pada Bagian Sewing/Jahit
- Crooked label/ label tidak di tengah +/- 1/16” dari tengah masih diperbolehkan
- Label seam ends on yoke/ jahitan label tembus satu jarum pada bahu. Diperbolehkan tidak melebihi 1/8”
- Label stitching over run/ jahitan label keluar. Diperbolehkan tidak melebihi satu jarum
- Poor banding/ lapisan kaki kerah melintir. Tidak diperbolehkan
- Nose on grup musik extension/pemasangan kaki kerah nonjol. Diperbolehkan tidak melebihi 1/16”.
- Uneven collar point length/Lebar dari pucuk kerah tidak sama kiri dan kanan. Tidak ada toleransi , ukuran harus benar benar akurat.
- Untidy joint stitching at collar/jahitan sambungan pada kerah. Tidak diperbolehkan ada jahitan sambung pada cuilan kerah.
- Mismatched collar/kerah tidak matching. Diharuskan matching pada cuilan ini.
- Skip stitch collar/stik kerah loncat. Tidak diperbolehkan
- Open seam collar closing/pasang tutup kerah jebol. Tidak ada toleransi.
- Beading collar point/pucuk kerah tidak lancip. Tidak ada toleransi.
- Fractured Collar point/pucuk kerah jebol. Tidak ada toleransi.
- One front longer than other/bagian depan kiri kanan tidak sama. Tidak diperbolehkan melebihi ¼”
- Skip stitch top centre/jahitan loncat pada cuilan tengah. Tidak ada toleransi.
- Missing or faulty button/kurang atau rusak kancing. Tidak ada toleransi.
- Open seam joining/jebol pada penggabungan. Tidak ada toleransi
- Faulty pocket blocking/Block saku kurang baik. Tidak ada toleransi.
- Incorrect pocket location/penempatan saku yang tidak sesuai. Diperbolehkan tidak melebihi ¼”
- Hi Low Pocket/Pocket kiri dan kanan tidak sama posisinya. Diperbolehkan tidak melebihi 1/4”
- Sleeve not even at armhole/ tangan tidak sama pada cuilan ketiak. Diperbolehkan tidak melebihi ¼”
- One sleeve longer than other/panjang tangan kiri dan kanan tidak sama. Diperbolehkan tidak melebihi ¼”
- Puckering/Kerut. Tidak diperbolehkan.
- Sleeve placket faulty blocking/Blocking tangan tidak bagus. Harus diperbaiki.
- Fullness in Cuff/Gelembung pada manset. Harus diperbaiki.
- Nose on Cuff/pemasangan manset menonjol ke luar.Harus diperbaiki.
- Beading Cuff attached/Pasang manset menonjol ke atas. Harus diperbaiki.
- Needle pulls, needle chew/Terdapat bekas alasannya ialah jarum tumpul. Tidak diperbolehkan.
- Brooken stitch/Jahitan putus. Tidak diperbolehkan.
- Half sewn button/jahitan kancing hanya separuh.
B. Allowence/ Toleransi Ukuran Dalam Garmen
Spesifikasi ukur intinya menunjukkan isu mengenai batas toleransi maksimum simpangan ukuran komponen garmen yang kita buat terhadap ketentuan/ukuran standar pembeli. Menggunakan prinsip investigasi terhadap seluruh ukuran komponen garmen yang mengacu kepada spesifikasi yang tercantum dalam table size specification. Simpangan ukuran komponen garmen yang diperbolehkan atau diperkenankan standar disebut allowance atau toleransi.
Pemeriksaan ukuran kemeja, mencakup item dan toleransi berikut :No. | Item | Allowance | Remarks |
---|---|---|---|
1. | Chest | + ½ inchi | Total round |
2. | Back length | + 1/4 inchi | Half round |
3. | Waist | + 1/4 inchi | Total round |
4. | Sleeve | + 1/4 inchi | Total round |
5. | Cuff opening | + 1/8 inchi | Total round |
6. | Arm hole | + 1/4 inchi | Total round |
7. | Shoulder | + 1/4 inchi | Total round |
8. | Neck opening | + 1/8 inchi | Half round |
Produk garmen yang diproduksi sanggup dikatakan berkualitas dan diterima konsumen kalau kita memenuhi ketentuan ukuran-ukuran yang tercantum dalam tabel tersebut. Bila produk garmen tidak memenuhi ketentuan tersebut maka produk kita dikatakan tidak berkualitas.
Umumnya konsumen akan selalu mengontrol kualitas produk garmen melalui aspek: standar ukuran, standar warna, standar corak, standar berat, standar kekuatan jahitan, dan standar susut dan lain-lain..
Allowance/ toleransi ukuran celana panjang
No. | Item | Allowance | Remarks |
---|---|---|---|
1. | Waist/pinggang | + 1/4 inchi | Total round |
2. | Hip/bagian Daerah pinggang | + 1/4 inchi | Total round |
3. | Knee | + 1/8 inchi | Total round |
4. | Frontrise/pesak | + 1/8 inchi | Total round |
5. | Backrise/ samb. di cuilan pant*t | + ¼ inchi | Half round |
6. | Inseam/jahitan cuilan dalam | + 1/2 inchi | Total round |
7. | Outseam/jahitan luar | + 1/2 inchi | Total round |
8. | Bottom | + 1/8 inchi | Total round |
Klasifikasi Defect Dan Toleransi Produk Garmen
Reviewed by dannz
on
8:08 AM
Rating: