Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari kemudian ke produsen, konsumen, hingga ke pengurai di dalam tanah. Organisme memerlukan energi untuk mendukung kelangsungan hidupnya, antara lain untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, bergerak, dan metabolisme yang ada dalam tubuh. Interaksi antara organisme dengan lingkungan sanggup terjadi alasannya ialah adanya pemikiran energi. Proses pemikiran energi antarorganisme sanggup terjadi alasannya ialah adanya proses makan dan di makan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya.
Salah satu sifat yang penting ialah energi sanggup berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Perubahan bentuk energi itu dikenal sebagai transfofmasi energi. Makhluk hidup bisa melaksanakan transformasi energi. Misalnya, dari energi gula diubah menjadi lemak dan protein, yang kemudian disimpan di dalam jaringan tubuh, atau diubah menjadi energi gerak.
A. Rantai Makanan
Rantai kuliner ialah perpindahan materi dan energi dari suatu mahluk hidup ke mahluk hidup lain dalam proses makan dan dimakan dengan satu arah. Tiap tingkatan dari rantai kuliner disebut taraf trofik/tingkat trofik.
Rantai kuliner dimulai dari organisme autotrof dengan mengubah energi cahaya dari matahari menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan seterusnya hingga kelompok organisme pengurai atau dekomposer. Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa (grazing), rantai parasit, dan rantai saprofit.
Rantai Pemangsa (Grazing)
Landasan utama dari Rantai Pemangsa ialah flora hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari binatang yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan binatang karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada binatang pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
Padi sebagai produsen ( trofik I), tikus sebagai konsumen I ( trofik II ) dan ular sawah sebagai konsumen II ( trofik III ).
Dari rantai kuliner tersebut sanggup kita gambarkan kejadian yang akan terjadi bila salah satu komponen dalam rantai kuliner tersebut tidak ada atau hilang. Misalkan pada rantai kuliner di atas konsumen I (tikus) tidak ada atau hilang, maka konsumen II (ular) akan terganggu keseimbangannya alasannya ialah tidak mendapat makanan. Sebaliknya produsen (padi) akan melimpah alasannya ialah tidak ada yang memakannya.
Rantai Parasit
Siklus rantai yang satu ini diawali dari organisme yang besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit dengan mengambil kuliner dari inangnya. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
Rantai Saprofit
Rantai saprofit berasal dari organisme yang sumber makanannya dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak bangkit sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
Siklus dalam rantai kuliner sanggup berjalan seimbang apabila semua komponen tersedia. Apabila salah satu komponen, contohnya konsumen I tidak ada, maka akan terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan dalam rantai kuliner tersebut. Agar rantai kuliner sanggup berjalan terus menerut maka jumlah produsen harus lebih banyak daripada konsumen I. Jumlah konsumen I harus lebih banyak daripada jumlah konsumen II dan seterusnya. Kumpulan dari beberapa rantai kuliner akan membentuk jaring-jaring makanan.
Contohnya : Hancuran Daun ( seresah )→ Cacing Tanah →Ayam → Musang.
Siklus dalam rantai kuliner sanggup berjalan seimbang apabila semua komponen tersedia. Apabila salah satu komponen, contohnya konsumen I tidak ada, maka akan terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan dalam rantai kuliner tersebut. Agar rantai kuliner sanggup berjalan terus menerut maka jumlah produsen harus lebih banyak daripada konsumen I. Jumlah konsumen I harus lebih banyak daripada jumlah konsumen II dan seterusnya. Kumpulan dari beberapa rantai kuliner akan membentuk jaring-jaring makanan.
Jaring- jaring Makanan
Dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai kuliner saja tetapi sekian banyak rantai makanan. Jadi, jaring-jaring kuliner ialah kumpulan dari beberapa rantai kuliner yang kompleks.
Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu organisme saja, tetapi sanggup dimakan oleh banyak sekali konsumen primer. Misalnya: bunga sepatu daunnya dimakan ulat, ulat juga makan daun sawi. Daun sawi juga dimakan belalang, belalang dimakan katak dan burung pipit, burung pipit juga makan ulat, burung pipit dimakan burung elang. Daun sawi juga dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh burung elang. Akibatnya dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai kuliner saja tetapi banyak bentuk rantai makanan. Rantai-rantai kuliner yang saling berafiliasi antara satu dengan yang lain disebut jaring-jaring makanan.
Tingkat Tropik
Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi ialah dengan kejadian makan dan dimakan, sehingga akan terjadi pemikiran energi dari satu bentuk ke bentuk lain sepanjang rantai makanan. Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai kuliner digolongkan dalam tingkat-tingkat tropik. Tingkat tropik tersusun dari seluruh organisme pada rantai kuliner yang bernomor sama dalam tingkat memakan.
Tumbuhan sebagai produsen digolongkan dalam tingkat tropik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan flora termasuk anggota tingkat tropik kedua. Karnivora yang secara pribadi memakan herbivora termasuk tingkat tropik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat tropik tiga termasuk dalam anggota tingkat trofik keempat.
Piramida Ekologi
Piramida ekologi ialah citra susunan antar trofik sanggup disusun menurut kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik. Struktur trofik sanggup disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini berfungsi untuk memperlihatkan citra perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier hingga konsumen puncak.
Struktur trofik pada ekosistem sanggup disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah individu, piramida biomassa, dan piramida energi.
Piramida Energi
Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang dipakai organisme pada setiap taraf trofik rantai kuliner tetapi juga menyangkut peranan banyak sekali organisme di dalam transfer energi . Dalam penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya lebih tinggi.
Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu. Piramida energi bisa memperlihatkan citra paling akurat ihwal pemikiran energi dalam ekosistem.
Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik memperlihatkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, alasannya ialah perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa sanggup berbentuk terbalik.
Piramida biomassa menggambarkan ukuran berat materi organisme pada setiap trofik dalam satuan berat. Piramida biomassa balasannya lebih akurat daripada piramida jumlah inidividu. Untuk mengukur berat pada setiap trofik maka rata-rata berat organisme di tiap trofik harus diukur kemudian barulah jumlah organisme pada setiap trofik, tersebut sanggup diperkirakan.
Misalnya di lautan terbuka produsennya ialah fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya ialah makhluk mikroskopik hingga makhluk besar menyerupai paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa mempunyai biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.
Piramida Jumlah Individu
Piramida jenis ini memperlihatkan citra ihwal jumlah individu pada setiap trofik pada piramida ekologi.
Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah hingga puncak ialah sama menyerupai piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah flora dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada binatang (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.
Tingkat Tropik
Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi ialah dengan kejadian makan dan dimakan, sehingga akan terjadi pemikiran energi dari satu bentuk ke bentuk lain sepanjang rantai makanan. Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai kuliner digolongkan dalam tingkat-tingkat tropik. Tingkat tropik tersusun dari seluruh organisme pada rantai kuliner yang bernomor sama dalam tingkat memakan.
Tumbuhan sebagai produsen digolongkan dalam tingkat tropik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan flora termasuk anggota tingkat tropik kedua. Karnivora yang secara pribadi memakan herbivora termasuk tingkat tropik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat tropik tiga termasuk dalam anggota tingkat trofik keempat.
Piramida Ekologi
Piramida ekologi ialah citra susunan antar trofik sanggup disusun menurut kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik. Struktur trofik sanggup disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini berfungsi untuk memperlihatkan citra perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier hingga konsumen puncak.
Struktur trofik pada ekosistem sanggup disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah individu, piramida biomassa, dan piramida energi.
Piramida Energi
Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang dipakai organisme pada setiap taraf trofik rantai kuliner tetapi juga menyangkut peranan banyak sekali organisme di dalam transfer energi . Dalam penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya lebih tinggi.
Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu. Piramida energi bisa memperlihatkan citra paling akurat ihwal pemikiran energi dalam ekosistem.
Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik memperlihatkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, alasannya ialah perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa sanggup berbentuk terbalik.
Piramida biomassa menggambarkan ukuran berat materi organisme pada setiap trofik dalam satuan berat. Piramida biomassa balasannya lebih akurat daripada piramida jumlah inidividu. Untuk mengukur berat pada setiap trofik maka rata-rata berat organisme di tiap trofik harus diukur kemudian barulah jumlah organisme pada setiap trofik, tersebut sanggup diperkirakan.
Misalnya di lautan terbuka produsennya ialah fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya ialah makhluk mikroskopik hingga makhluk besar menyerupai paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa mempunyai biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.
Piramida Jumlah Individu
Piramida jenis ini memperlihatkan citra ihwal jumlah individu pada setiap trofik pada piramida ekologi.
Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah hingga puncak ialah sama menyerupai piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah flora dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada binatang (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.
Aliran Energi Dalam Ekosistem
Reviewed by dannz
on
5:41 AM
Rating: