Sel merupakan unit terkecil organisme yang sanggup melaksanakan fungsi hidup sendiri dan berreplikasi atau memperbanyak diri. Setiap sel yang menyusun jaringan epidermis ternyata bisa bangun sendiri, terpisah dari sel lainnya. Semua fungsi unit-unit organisme dilakukan oleh sel. Semua ciri-ciri makhluk hidup ternyata dimiliki oleh sel. Satu sel tunggal bisa melaksanakan regenerasi lantaran mempunyai materi genetik, melaksanakan respirasi dengan adanya mitokondria, dan melaksanakan pencernaan dengan adanya lisosom.
Berdasarkan jumlah sel yang dimiliki makhluk hidup, organisme dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu organisme unisel dan organisme multisel. Ada beberapa makhluk hidup yang tubuhnya hanya terdiri atas satu sel. Organisme ini juga mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup, contohnya makan, tumbuh, dan respons terhadap rangsangan. Selain itu, terdapat banyak makhluk hidup lainnya yang tubuhnya terdiri atas banyak sel. Masing-masing selnya mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Hal ini memperlihatkan bahwa sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional dari kehidupan.
Para jago biologi kini ini banyak menaruh perhatian pada sel lantaran hampir seluruh pemahaman terhadap proses dan kegiatan-kegiatan yang terjadi pada makhluk hidup diawali dengan mempelajari struktur dan fungsi sel. Sebelum ditemukannya mikroskop, kala penglihatan mata insan sangat terbatas dan mustahil sanggup mengamati suatu objek yang berukuran kurang dari 100 mikron Ukuran sel berkisar antara 5 – 15 mikron tersebut di luar jangkauan pengamatan mata. Setelah ditemukannya mikroskop maka sel sanggup diamati.
Pengamatan terhadap sel berkembang pesat dengan memakai mikroskop cahaya hingga perbesaran ratusan kali memperlihatkan bentuk sel yang lebih jelas. Perkembangan paling mutakhir ketika ini yakni mengamati struktur sel memakai mikroskop elektron yang bisa memperlihatkan ultra struktur sel dengan perbesaran hingga ribuan kali sehingga memungkinkan kita untuk mempelajari setiap rincian struktur sel.
Mikroskop bukanlah satu-satunya perlengkapan yang digunakan untuk menilik sel, melainkan ada metode gres yang telah dikembangkan, yaitu dengan memisahkan bagian-bagian sel dan kemudian mengisolasinya untuk penelitian yang lebih teliti.
Para jago biologi kini ini banyak menaruh perhatian pada sel lantaran hampir seluruh pemahaman terhadap proses dan kegiatan-kegiatan yang terjadi pada makhluk hidup diawali dengan mempelajari struktur dan fungsi sel. Sebelum ditemukannya mikroskop, kala penglihatan mata insan sangat terbatas dan mustahil sanggup mengamati suatu objek yang berukuran kurang dari 100 mikron Ukuran sel berkisar antara 5 – 15 mikron tersebut di luar jangkauan pengamatan mata. Setelah ditemukannya mikroskop maka sel sanggup diamati.
Pengamatan terhadap sel berkembang pesat dengan memakai mikroskop cahaya hingga perbesaran ratusan kali memperlihatkan bentuk sel yang lebih jelas. Perkembangan paling mutakhir ketika ini yakni mengamati struktur sel memakai mikroskop elektron yang bisa memperlihatkan ultra struktur sel dengan perbesaran hingga ribuan kali sehingga memungkinkan kita untuk mempelajari setiap rincian struktur sel.
Mikroskop bukanlah satu-satunya perlengkapan yang digunakan untuk menilik sel, melainkan ada metode gres yang telah dikembangkan, yaitu dengan memisahkan bagian-bagian sel dan kemudian mengisolasinya untuk penelitian yang lebih teliti.
Struktur sel untuk pertama kali dilaporkan oleh seorang ilmuwan Inggris berjulukan Robert Hooke, tepatnya pada tahun 1665. Ia telah melaksanakan penelitian pada admintan tumbuhan gabus (Quercus suber) dengan memakai mikroskop. Pada admintan gabus tersebut ditemukan adanya ruang-ruang kosong yang disebut ”cella” yang artinya ruang kosong.
Penemuan Robert Hooke mengenai struktur berongga yang terdapat pada sel gabus tersebut bahwasanya hanya mengenai sel mati. Penemuan tersebut telah memperlihatkan dorongan kepada para ilmuwan lainnya untuk mempelajari belahan badan makhluk hidup. Kemudian, tahun 1839 fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah protoplasma bagi zat hidup dari sel. Istilah protoplasma Purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi sanggup digunakan untuk menyebut semua zat yang terorganisasi dalam sel.
Dalam tahun yang sama, 1839, seorang botaniwan Matthias Schleiden dan zoologiwan Theodor Schwann dari Jerman, menandakan bahwa sel hidup berisi cairan sitoplasma untuk segala kegiatan dasar makhluk hidup. Pembuktian ini berubah menjadi teori sel yang menyatakan bahwa semua badan binatang dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yaitu unit dasar dari kehidupan.
Beberapa Istilah dalam Biologi Sel
Untuk mempermudah dalam mempelajari materi biologi ihwal sel, berikut ini beberapa istilah yang sering digunakan dalam mempelajari sel. Walaupun istilah yang disajikan pada goresan pena ini jauh dari lengkap, tidak ada salahnya kalau anda mengetahui beberapa istilah tersebut.
Beberapa Istilah dalam Biologi Sel
Untuk mempermudah dalam mempelajari materi biologi ihwal sel, berikut ini beberapa istilah yang sering digunakan dalam mempelajari sel. Walaupun istilah yang disajikan pada goresan pena ini jauh dari lengkap, tidak ada salahnya kalau anda mengetahui beberapa istilah tersebut.
No. | Istilah | Arti |
---|---|---|
1. | Dikariotik | Organisme berinti dua |
2. | Difusi | Gerakan pasif molekul dalam larutan dari yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah. |
3. | Dinding primer | Dinding yang terbentuk pada waktu sel membelah |
4. | Dinding sekunder | Perubahan dari dinding primer yang telah mengalami penebalan |
5. | Dinding/Membran sel | Bagian terluar yang membatasi protoplas dengan lingkungannya |
6. | Eksositosis | Pengeluaran materi dari dalam sel yang memakai energi sel. |
7. | Endositosis | Pemasukan materi ke dalam sel memakai energi sel. |
8. | Ektoplasma | Sitosol yang berada di erat membran sel; ketika normal bersifat gel |
9. | Endoplasma | Sitosol yang berada di belahan dalam sel; pada kondisi normal bersifat soliter |
10. | Fagsitosis | Proses memakan sel atau partikel dari luar berupa padatan dengan cara menelan atau menangkap |
11. | Fase gel | Gelatin padat; terjadi apabila kadar koloidanya tinggi |
12. | Fase sol | Fase cairan; terjadi apabila kadar koloidanya rendah |
13. | Fluid mosaic membrane | Membran mosaik cair; struktur membran yang berupa benda cair dengan molekul protein di dalamnya |
14. | Fosfolipid | Lemak yang bersenyawa dengan fosfat |
15. | Glikopolid | Lemak yang bersenyawa dengan karbohidrat |
16. | Glikoprotein | Protein yang bersenyawa dengan karbohidrat |
17. | Hipotonik | Sel atau jaringan sel yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dibandingkan lingkungannya. |
18. | Histon | Protein basa yang kaya akan arginin dan lisin, terdapat pada DNA nukleus sel-sel eukariotik. |
19. | Kloroplas | Plastid hijau yang biasanya berbentuk cakram dan tesusun atas sistem selaput yang mengandung klorofil dan pigmen lain untuk proses fotosintesis. |
20. | Krista | Membran sebelah dalam mitokondria yang bentuknya berlekuk-lekuk |
21. | Lamela | Gel yang tersusun atas magnesium dan kalsium pekat; terdapat di antara dinding dua sel yang berdekatan |
22. | Latisifer | Sel bervakuola yang berfungsi menampung lateks (getah) |
23. | Matriks | Cairan yang berada di dalam mitokondria dan bersifat gel |
24. | Nuklelolus | Disebut anak inti sel yakni struktur yang yang terbentuk ketika sel sedang aktif melaksanakan transkripsi; nukleolus bukan merupakan bentukan tetap |
25. | Nukleoplasma | Protoplasma yang terdapat di dalam nukleus |
26. | Osmosis | Gerakan pasif molekul dari larutan berkonsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi. |
27. | Pencernaan intrasel | Pencernaan intrasel mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel |
28. | Plasmolisis | Proses mengerutnya protoplasma dan diikuti dengan penarikan sitoplasma dari dinding sel lantaran gerakan air keluar sel yang disebabkan oleh osmosis. |
29. | Plasmodesma | Disebut benang-benang porin merupakan penghubung dua sel bertetangga melalui pori; berperan memfasilitasi gerakan banyak sekali zat dan penghantar impuls antarsel |
30. | Pokariotik | Organisme berinti banyak |
31. | Poliformik | Memiliki banyak bentuk |
32. | Protein porifer | Protein tepi, yang menyusun tepi luar dan dalam membran |
33. | Protoplasma | Cairan kental di dalam protoplas |
34. | Reticular | Anyaman benang/jala |
35. | Retikulum endoplasma | Sistem membran kompleks yang tersusun secara tidak beraturan di dalam plasma sel eukariotik |
36. | Ribosom | Organel yang berfungsi sebagai daerah berlangsungnya sintesis protein |
37. | Sel eukarotik | Sel yang mempunyai membran nukleus |
38. | Sel prokariotik | Sel yang tidak mempunyai membran nukleus |
39. | Sitoplasma | Protoplasma yang terdapat di antara inti sel (nukleus) dengan membran sel; berfungsi sbg daerah penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel, berlangsung kegiatan pembngkaran & penyusunan zat melalui reaksi kimia |
40. | Sitosol | Sitosol disebut juga matriks sitoplasma; belahan larut dari sitoplasma yang mengisi ruang-ruang antarorganel; daerah berlangsungnya metabolisme tertentu menyerupai glikolisis, sintesis protein dan sintesis asam lemak |
41. | Sterol | Lemak alkohol, misal kolesterol |
42. | Tonoplas | Membran vakuola pada sel tumbuhan |
Pengamatan Sel Dari Era Ke Masa
Reviewed by dannz
on
1:41 PM
Rating: