Perilaku Taat, Kompetisi Dalam Kebaikan, Dan Etos Kerja

Pentingnya menaati pemimpin supaya roda pemerintahan berjalan dengan baik, makin baik kepemimpinan, makin baik pula rakyatnya. Kandungan Q.S. an-Nisa/4: 59 yaitu perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan pemimpin. Apabila terjadi perselisihan, diperintahkan untuk
kembali kepada al-Qur’an dan hadis.

Hidup ini dinamis, perlu berkompetisi dan berkolaborasi supaya sanggup meraih sesuatu yang diinginkan dengan baik. Kandungan Q.S. al-Maidah/5: 48 yaitu bahwa Allah Swt. memerintahkan
kepada umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Barangsiapa yang ulet pasti dapat. Untuk mendapat sesuatu, dibutuhkan kerja keras.

Kandungan Q.S. at-Taubah/9: 105 yaitu bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk semangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja.

A. Pentingnya Taat kepada Aturan
Taat mempunyai arti tunduk (kepada Allah Swt., pemerintah, dsb.) tidak berlaku curang, dan atau setia. Aturan yaitu tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan yaitu sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibentuk baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya.

Aturan yang paling tinggi yaitu aturan yang dibentuk oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibentuk oleh Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibentuk oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga. Kandungan Q.S. an-Nisa/4: 59 yaitu perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan pemimpin.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلً

(yaa ayyuhaa alladziina aamanuu athii'uu allaaha wa-athii'uu alrrasuula waulii al-amri minkum fa-in tanaaza'tum fii syay-in farudduuhu ilaa allaahi waalrrasuuli in kuntum tu/minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri dzaalika khayrun wa-ahsanu ta/wiilaan)

Hukum Tajwid
Surat an-Nisa/4:59
LafalHukum Tajwid
يَا أَيُّهَاMad jaiz munfasil lantaran ada mad thobi'i bertemu hamzah tidak dalam 1 kalimat
الَّذِينَIdghom syamsyiyah lantaran ada alif lam diikuti salah satu karakter syamsyiyah yaitu karakter lam
آمَنُوا أَطِيعُواMad jaiz muttasil lantaran ada mad thobi'i bertemu hamzah tidak dalam 1 kalimat, dan ada mad thobi'i orisinil juga lantaran ada kasroh diikuti ya' sukun
اللَّهَTafhim lantaran ada lam jalalain didahului dhommah
وَأَطِيعُواMad thobi'i lantaran ada kasroh diikuti ya' sukun
الرَّسُولَIdghom syamsyiyah lantaran ada alif lam diikuti karakter syamsyiyah yaitu karakter ro'
الْأَمْرِIdhar qomariyah lantaran ada alif lam diikuti karakter qomariyah yaitu karakter alif
مِنْكُمْIhfa' haqiqi lantaran ada nun sukun bertemu kaf
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْIhfa' haqiqi lantaran ada nun sukun bertemu ta'
تَنَازَعْتُمْ فِيIdhar syafawi lantaran ada mim mati bertemu fa'
شَيْءٍ فَرُدُّوهُIhfa' haqiqi lantaran ada tanwin diikuti fa' 
إِلَى اللَّهِTafhim lantaran ada lam jalalain didahului fathah
وَالرَّسُولِIdghom syamsyiyah lantaran ada alif lam bertemu ro'
إِنْ كُنْتُمْIhfa' haqiqi lantaran ada nun sukun bertemu kaf, dan ada nun sukun bertemu ta'
كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَIdhar syafawi lantaran ada mim mati bertemu ta'
بِاللَّTarqiq lantaran ada lam jalalain didahului kasroh
وَالْيَوْمِIdhar qomariyah lantaran ada alif lam bertemu ya'
الْآخِرِIdhar qomariyah lantaran ada alif lam bertemu alif
خَيْرٌ وَأَحْسَنُIdhom bighunna lantaran ada tanwin bertemu wawu
تَأْوِيلًاMad alid lis sukun lantaran ada mad thobi'i waqof

Arti Kata/Kalimat
ءَامَنُوٓاْ ٱلَّذِينَ يَٰٓأَيُّهَا
beriman orang-orang yang wahai
وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ أَطِيعُواْ
dan taatlah Allah taatlah anda
ٱلۡأَمۡرِ وَأُوْلِي ٱلرَّسُولَ
Amri dan ulil Rasul
تَنَٰزَعۡتُمۡ فَإِن مِنكُمۡۖ
anda berselisih maka jika diantara anda
فَرُدُّوهُ شَيۡءٖ فِي
maka kembalikanlah ia sesuatu dalam/tentang
وَٱلرَّسُولِ ٱللَّهِ إِلَى
dan Rasul Allah kepada
تُؤۡمِنُونَ كُنتُمۡ إِن
(anda) beriman kalian adalah jika
ٱلۡأٓخِرِۚ وَٱلۡيَوۡمِ بِٱللَّهِ
akhirat/akhir dan hari kepada Allah
وَأَحۡسَنُ خَيۡرٞ ذَٰلِكَ
dan sebaik-baik lebih baik/utama demikian itu
- - تَأۡوِيلًا
- - kesudahan/akibatnya

Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)) di antara anda. Kemudian, kalau anda berbeda pendapat wacana sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), kalau anda beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-Nisa/4: 59)

Tentang pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat.
  1. Abu Jafar Muhammad bin Jarir at-Thabari beropini bahwa ulil amri yaitu umara, ahlul ‘ilmi wal fiqh (mereka yang mempunyai ilmu dan pengetahuan akan fiqh). Sebagian ulama yang lain beropini bahwa sahabat-sahabat Rasulullah saw. itulah yang dimaksud dengan ulil amri.
  2. Al-Mawardi beropini ada empat pendapat dalam mengartikan kalimat "ulil amri", yaitu: (1) umāra (para pemimpin yang konotasinya yaitu pemimpin dilema keduniaan), (2) ulama dan fuqaha, (3) sahabat-sahabat Rasulullah saw., (4) dua sahabat saja, yaitu Abu Bakar dan Umar.
  3. Ahmad Mustafa al-Maraghi beropini bawa ulil amri itu yaitu umara, hebat hikmah, ulama, pemimpin pasukan dan seluruh pemimpin lainnya.

Lebih lanjut Rasulullah saw. menegaskan dalam hadis berikut ini:

اَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ إِنَّمَا الطَّاعَةَ فِي الْمَعْرُوْفِ...
Artinya:
“Dari Abi Abdurahman, dari Ali bahwasanya Rasulullah bersabda.. Tidak boleh taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, bahwasanya ketaatan itu hanya dalam hal yang makruf.” (H.R. Muslim)

Umat Islam wajib menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya dan diperintahkan pula untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Tentu saja, apabila pemimpinnya memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak.

B. Kompetisi dalam Kebaikan
Hidup yaitu kompetisi. Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga kompetisi untuk meraih impian yang diinginkan. Allah Swt. telah menunjukkan pengarahan bahkan pemfokusan kepada orang-orang beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana firman-Nya:

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

(wa-anzalnaa ilayka alkitaaba bialhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi mina alkitaabi wamuhayminan 'alayhi fauhkum baynahum bimaa anzala allaahu walaa tattabi' ahwaa-ahum 'ammaa jaa-aka mina alhaqqi likullin ja'alnaa minkum syir'atan waminhaajan walaw syaa-a allaahu laja'alakum ummatan waahidatan walaakin liyabluwakum fiimaa aataakum faistabiquu alkhayraati ilaa allaahi marji'ukum jamii'an fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuuna)

Hukum Tajwid
Surat al-Maidah/5:48
LafalHukum Tajwid
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَIkhfa lantaran nun sukun bertemu karakter ز
Mad jaiz munfasil lantaran mad bertemu hamzah di lain kalimat
الْكِتٰبَAl qamariyah lantaran ال bertemu karakter ك
Mad thabi'i muqaddar tandanya fathah tegak
بِالْحَقِّAl qamariyah lantaran ال bertemu karakter ح
مُصَدِّقًا لِّمَاIdgham bilaghunnah lantaran fathah tanwin bertemu karakter ل
Mad thabi'i lantaran fathah diikuti alif
مٓنَ الْكِتٰبِAl qamariyah  lantaran ال bertemu karakter ك
Mad thabi'i muqaddar tandanya fathah tegak
وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِIdzhar lantaran fathah tanwin bertemu karakter ع
فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْIkhfa syafawi lantaran mim sukun bertemu karakter ب
بَيْنَهُمْ بِمَآIkhfa syafawi lantaran mim sukun bertemu karakter ب
بِمَآ اَنْزَلَMad jaiz munfashil lantaran mad bertemu hamzah di lain kalimat
Ikhfa lantaran nun sukun bertemu karakter ز
اَنْزَلَ اللّٰهُLam tafkhim lantaran lafadz jalalah (الله) didahului harakat fathah
وَلَاMad thabi'i lantaran fathah diikuti alif
اَهْوَآءَMad wajib mutthasil lantaran mad bertemu hamzah dalam satu kalimat
هُمْ عَمَّاIdzhar syafawi lantaran mim sukun bertemu karakter ع
Ghunnah lantaran ada mim yang bertasydid
Mad thabi'i lantaran fathah diikuti alif
جَآءَMad wajib mutthasil lantaran mad bertemu hamzah dalam satu kalimat
الْحَقِّ ۗ Al qamariyah lantaran ال bertemu karakter ح
Qalqalah kubra lantaran karakter qalqalah (ق) matinya mendatang disebabkan waqaf
لِكُلٍّ جَعَلْنَاIkhfa lantaran kasrah tanwin bertemu karakter ج
Mad thabi'i lantaran fathah diikuti alif
مِنْكُمْIkhfa  lantaran nun sukun bertemu karakter ك
كُمْ شِرْعَةًIdzhar syafawi lantaran mim sukun bertemu karakter ش
شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗ Idgham bighunnah lantaran fathah tanwin bertemu karakter و
Idzhar lantaran nun sukun bertemu karakter ه
Mad thabi'i  lantaran fathah diikuti alif
Mad iwadh lantaran harokat fathah tanwin (جًا) dibaca waqaf (جَا)
شَآءَ اللّٰهُMad wajib mutthasil lantaran mad bertemu hamzah dalam satu kalimat
Lam tafkhim lantaran lafadz jalalah (الله) didahului harakat fathah
لَجَعَلَكُمْ اُمَّةًIdzhar syafawi lantaran mim sukun bertemu karakter ا
Ghunnah lantaran ada mim yang bertasydid
اُمَّةً وَّاحِدَةًIdgham bighunnah lantaran ada fathah tanwin bertemu karakter و
وَاحِدَةً وَّلٰكِنْIdgham bighunnah lantaran fathah tanwin bertemu karakter و
وَلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْIdgham bilaghunnah lantaran nun sukun bertemu karakter ل
Qalqalah sughra lantaran karakter qalqalah (ب) matinya orisinil (tidak disebabkan lantaran waqaf)
كُمْ فِيْIdzhar syafawi lantaran mim sukun bertemu karakter ف
Mad thabi'i  lantaran kasrah diikuti ya sukun
مَآ اٰتٰىكُمْMad jaiz munfasil lantaran mad bertemu hamzah di lain kalimat
Mad badal lantaran ada aa yang dibaca panjang
Mad thabi'i muqaddar tandanya fathah tegak (تٰ)
كُمْ فَاسْتَبِقُواIdzhar syafawi lantaran mim sukun bertemu karakter ف
الْخَيْرٰتِAl qamariyah lantaran ال bertemu karakter خ
Mad thabi'i muqaddar tandanya fathah tegak
اِلَى اللّٰهِLam tafkhim lantaran lafadz jalalah didahului harakat fathah
مَرْجِعُكُمْRa tafkhim lantaran ra sukun didahului harakat fathah
كُمْ جَمِيْعًاIdzhar syafawi lantaran mim sukun bertemu karakter ج
Mad thabi'i  lantaran kasrah diikuti ya sukun
جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْIkhfa  lantaran fathah tanwin bertemu karakter ف
كُمْ بِمَاIkhfa syafawi lantaran mim sukun bertemu karakter ب
Mad thabi'i lantaran fathah diikuti alif
كُنْتُمْIkhfa lantaran nun sukun bertemu karakter ت
تُمْ فِيْهِIdzhar syafawi lantaran mim sukun bertemu karakter ف
Mad thabi'i lantaran kasrah diikuti ya sukun
تَخْتَلِفُوْنَMad aridh lissukun lantaran mad bertemu karakter hidup dibaca waqaf.

Arti Kata/Kalimat
الْكِتَابَ إِلَيْكَ وَأَنزَلْنَا
Kitab kepadamu dan Kami telah menurunkan
لِّمَا مُصَدِّقًا بِالْحَقِّ
terhadap apa yang membenarkan dengan kebenaran
مِنَ يَدَيْهِ بَيْنَ
dari dua tangan/sebelumnya antara
عَلَيْهِۚ وَمُهَيْمِنًا الْكِتَابِ
atasnya dan yang menjaga Kitab
بِمَا بَيْنَهُم فَاحْكُم
dengan/menurut apa diantara mereka maka putuskanlah
وَلَا اللَّهُۖ أَنزَلَ
dan janganlah Allah menurunkan
عَمَّا أَهْوَاءَهُمْ تَتَّبِعْ
dari apa hawa nafsu mereka anda mengikuti
الْحَقِّۚ مِنَ جَاءَكَ
kebenaran dari telah tiba kepadamu
مِنكُمْ جَعَلْنَا لِكُلٍّ
diantara anda Kami telah menjadikan bagi tiap-tiap ummat
وَلَوْ وَمِنْهَاجًاۚ شِرْعَةً
dan sekiranya dan jalan yang terang peraturan
لَجَعَلَكُمْ اللَّهُ شَاءَ
niscaya Dia menimbulkan anda Allah menghendaki
وَلَٰكِن وَاحِدَةً أُمَّةً
akan tetapi yang satu ummat
مَا فِي لِّيَبْلُوَكُمْ
apa dalam/terhadap Dia hendak menguji anda
الْخَيْرَاتِۚ فَاسْتَبِقُوا آتَاكُمْۖ
kebajikan maka berlomba-lombalah Dia berikan kepadamu
مَرْجِعُكُمْ اللَّهِ إِلَى
tempat kembalimu Allah kepada
بِمَا فَيُنَبِّئُكُم جَمِيعًا
dengan/tentang apa lalu Dia memberitahukan padamu semua
تَخْتَلِفُونَ فِيهِ كُنتُمْ
anda perselisihkan di dalamnya kalian adalah

Artinya:
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka putuskanlah kasus mereka berdasarkan apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah tiba kepadamu. Untuk setiap umat di antara anda, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, pasti anda dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji anda terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlombalombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah anda semua kembali, kemudian diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu anda perselisihkan.” (Q.S. al-Maidah/5: 48)

Pada Q.S. al-Maidah/5:48 Allah Swt. menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan aturan atau syariat. Syariat setiap kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan hidupnya. Meskipun mereka berbeda-beda, yang terpenting yaitu semuanya beribadah dalam rangka mencari riḍa Allah Swt., atau berlomba-lomba dalam kebaikan.

Ayat ini juga mendorong pengembangan banyak sekali macam kemampuan yang dimiliki oleh manusia, bukan malah menjadi ajang perdebatan. Semua orang dengan potensi dan kadar kemampuan masing-masing, harus berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan. Allah Swt. senantiasa melihat dan memantau perbuatan insan dan bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tersembunyi.

C. Etos Kerja
Dalam al-Qur’an maupun hadis, banyak ditemukan literatur yang memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi dan melengkapi kebutuhan duniawi. Salah satu perintah Allah kepada umat-Nya untuk bekerja termaktub dalam Q.S. at-Taubah/9:105 berikut ini.

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

(waquli i'maluu faadminraa allaahu 'amalakum warasuuluhu waalmu/minuuna wasaturadduuna ilaa 'aalimi alghaybi waalsysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluuna)

Hukum Tajwid
Surat at-Taubah/9:105
LafalHukum Tajwid
اعْمَلُواMad orisinil atau mad thobi'i lantaran ada dhommah diikuti wawu sukun
عَمَلَكُمْ وَIdzhar syafawi lantaran ada mim mati bertemu wawu
وَرَسُولُهُMad orisinil atau mad thobi'i lantaran ada dhommah diikuti wawu
وَالْمُؤْمِنُونَIdhar qamariah lantaran ada alif lam diikuti mim
وَسَتُرَدُّونَMad orisinil atau mad thobi'i lantaran ada dhommah diikuti wawu sukun
عَالِمِMad orisinil atau mad thobi'i lantaran ada fathah diikuti alif
الْغَيْبِIdhar qamariah lantaran ada alif lam diikuti ghoin dan mad layyin lantaran ada ya' sukun didahului fathah
وَالشَّهَادَةِIdghom syamsyiah lantaran ada alif lam diikuti syin dan mad orisinil atau mad thobi'i lantaran ada fathah diikuti alif
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَاIkhfa syafawi lantaran ada mim mati bertemu ba' dan mad orisinil atau mad thobi'i lantaran ada fathah diiktui alif
كُنْتُمْIkhfa haqiqi lantaran ada nun mati bertemu ta'
كُنْتُمْ تَعْIdzhar syafawi lantaran ada mim mati bertemu ta'
تَعْمَلُونَMad aridh lisukun lantaran ada mad thobi'i sebelum waqof

Arti Kata/Kalimat
فسيرى إاعملوا وقل
maka Allah akan melihat bekerjalah anda dan katakanlah
ورسوله عملكم الله
dan begitu juga rasul-Nya pekerjaanmu Allah
إلى وستردون والمؤمنون
kepada (Allah) dan anda akan dikembalika dan orang-orang mukmin
والشهدة الغيب علم
dan yang nyata yang gaib Yang Maha Mengetahui
تَعْمَلُونَ بِمَا كُنْتُمْ فينبئكم
kerjakan apa yang telah anda lalu diberitakan-Nya kepadamu

Artinya:
“Dan katakanlah, “Bekerjalah anda, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan anda akan dikembalikan kepada (Allah) yang maha mengetahui yang mistik dan yang nyata, kemudian diberitakan-Nya kepada anda apa yang telah anda kerjakan.” (Q.S. at-Taubah/9: 105)

Q.S. at-Taubah/9: 105 menjelaskan, bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk semangat dalam melaksanakan amal saleh sebanyak-banyaknya. Allah Swt. akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Pada akhirnya, seluruh insan akan dikembalikan kepada Allah Swt. dengan membawa amal perbuatannya masing-masing. Mereka yang berbuat baik akan diberi pahala atas perbuatannya itu. Mereka yang berbuat jahat akan diberi siksaan atas perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia.

Ayat di atas juga menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kita untuk bekerja, dan Allah Swt.
pasti membalas semua yang telah kita kerjakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam ayat ini adalah
penegasan Allah Swt. bahwa motivasi atau niat bekerja itu mestilah benar.

D. Menerapkan Perilaku Mulia
Perilaku mulia (ketaatan) yang perlu dilestarikan yaitu ibarat berikut.
  1. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.
  2. Merasa menyesal dan takut apabila melaksanakan sikap yang dihentikan oleh Allah dan rasul-Nya.
  3. Menaati dan menjunjung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
  4. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntunan dan syariat agama.
  5. Menolak dengan cara yang baik apabila pemimpin mengajak kepada kemaksiatan.
Pentingnya menaati pemimpin supaya roda pemerintahan berjalan dengan baik Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja
Perilaku mulia (kompetisi dalam kebaikan) yang perlu dilestarikan yaitu ibarat berikut.
  1. Meyakini bahwa hidup itu usaha dan di dalam usaha ada kompetisi.
  2. Berkolaborasi dalam melaksanakan kompetisi supaya pekerjaan menjadi ringan, mudah, dan hasilnya maksimal.
  3. Dalam berkolaborasi, semuanya diniatkan ibadah, semata-mata mengharap riḍa Allah Swt.
  4. Selalu melihat sesatu dari sisi positif, tidak memperbesar dilema perbedaan, tetapi mencari titik persamaan.
  5. Ketika mendapat keberhasilan, tidak tinggi hati; dikala mendapat kekalahan, ia selalu sportif dan berserah diri kepada Allah Swt. (tawakkal).

Perilaku mulia (etos kerja) yang perlu dilestarikan yaitu ibarat berikut.
  1. Meyakini bahwa dengan kerja keras, pasti ia akan mendapat sesuatu yang diinginkan (“man jada wa jada” - Siapa yang giat, pasti dapat).
  2. Melakukan sesuatu dengan prinsip: “Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai dari sekarang.”
  3. Pantang mengalah dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Perilaku Taat, Kompetisi Dalam Kebaikan, Dan Etos Kerja Perilaku Taat, Kompetisi Dalam Kebaikan, Dan Etos Kerja Reviewed by dannz on 9:09 AM Rating: 5