Pada dasarnya semua karya seni, termasuk karya teater diekspresikan memakai bahasa simbol. Pengertian simbol di dalam seni, termasuk seni teater sanggup dipahami sebagai benda, bentuk,unsur seni yang mengandung nilai atau makna yang terkandung di dalamnya. Semua yang nampak, semua yang terucap dan semua yang terdengar yaitu simbol yang sanggup ditanggapi oleh penonton. Efektivitas penggunaan jenis-jenis sarana simbolis dalam mengkomunikasikan gagasan sangat bergantung pada pengetahuan dan kemampuan teknik para pemain.
1. Simbol Teater
Apa yang terungkap dalam pergelaran teater yaitu seperangkat simbol yang dikomunikasin kepada penonton. Komunikasi terjadi manakala penonton memahami makna yang terkandung dibalik sarana simbol. Penonton dituntut berpikir untuk menafsirkan apa yang dilihat, didengar, dan ditanggapi perihal pergelaran teater. Para penggarap teater berusaha keras untuk menghadirkan media ungkap simbolik yang sesuai dengan kesepakatan budaya.
Jika sarana simbol yang dipakai di luar konsensus masyarakat penonton, maka penonton akan sulit mencerna makna gagasan yang dimaksudkan seniman. Sungguhpun bersama-sama karya teater atau karya seni lainnya dihadirkan di depan penonton bukan untuk dimengerti, melainkan untuk dinikmati. Walaupun penonton tidak mengerti, tetapi ia menikmati, maka tujuan penciptaan seni sudah tercapai. Namun penonton pada tingkatan yang lebih tinggi, disamping menikmati juga diperlukan mengerti akan maksud yang digagas para seniman sehingga penonton sanggup menanggapi dan mengkritisi untuk kemajuan di masa datang. Simbol-simbol yang dipakai sebagai sarana komunikasi dalam teater meliputi:
Apa yang terungkap dalam pergelaran teater yaitu seperangkat simbol yang dikomunikasin kepada penonton. Komunikasi terjadi manakala penonton memahami makna yang terkandung dibalik sarana simbol. Penonton dituntut berpikir untuk menafsirkan apa yang dilihat, didengar, dan ditanggapi perihal pergelaran teater. Para penggarap teater berusaha keras untuk menghadirkan media ungkap simbolik yang sesuai dengan kesepakatan budaya.
Jika sarana simbol yang dipakai di luar konsensus masyarakat penonton, maka penonton akan sulit mencerna makna gagasan yang dimaksudkan seniman. Sungguhpun bersama-sama karya teater atau karya seni lainnya dihadirkan di depan penonton bukan untuk dimengerti, melainkan untuk dinikmati. Walaupun penonton tidak mengerti, tetapi ia menikmati, maka tujuan penciptaan seni sudah tercapai. Namun penonton pada tingkatan yang lebih tinggi, disamping menikmati juga diperlukan mengerti akan maksud yang digagas para seniman sehingga penonton sanggup menanggapi dan mengkritisi untuk kemajuan di masa datang. Simbol-simbol yang dipakai sebagai sarana komunikasi dalam teater meliputi:
- Simbol visual yaitu simbol yang nampak dalam penglihatan penonton, meliputi seluruh wujud bentuk dan warna termasuk badan para pemain. Simbol visual berupa benda-benda, bentuk-bentuk, warna- warna dari barang-barang perkakas pendukung pementasan serta sikap para ekting para pemain.
- Sombol mulut yaitu simbol yang diungkapkan dengan kata-kata, baik oleh para pemain, narator, maupun dalang. Simbol mulut berupa kata-kata yang diucapkan dalam obrolan dan monolog para pemain. Kata-kata itu berasal dari teks naskah yang diciptakan pengarang.
- Simbol auditif yaitu simbol yang ditimbulkan dari bunyi-bunyi yang didengar oleh penonton. Bunyi-bunyi itu sanggup dibentuk oleh para pemain untuk menghasilkan kesan tertentu, atau suara yang dihasilkan dan dibentuk sengaja sebagai tataan musik ilustrasi, alasannya musik intinya yaitu simbol.
Misalnya pada pementasan teater lakon "Wek-Wek" saduran D. Djajakusuma, dimainkan oleh Kelompok REL Surakarta bercerita perihal Petruk, seorang buruh angon angsa telah dituduh oleh Bagong, sang majikan, menggelapkan angsa dan telornya sampai duduk masalah ini harus diselesaikan secara aturan di kantor Kelurahan. Dalam persidangan Petruk dibantu oleh Cempluk , seorang pukrul bambo
No. | Bentuk Simbol | Contoh |
---|---|---|
1. | Simbol Visual | Timbangan sanggup di pahami sebagai alat timbang biasa, dan kalau timbangan seimbang makna sombolnya yaitu keadilan. Jika timbangan tidak seimbang maka makna simbolnya yaitu ketidakadilan. |
2. | Simbol Verbal | Sejauh mata memandang sawah-sawah luas terbentang namun tak sebidang tanahpun yang menjadi milikiku. Padi-padi yang sudah ditanam juga saya yang menanam, namun tak segenggampun yang saya miliki. Bebek tiga puluh ekor semuanya juga bertelur, namun tak sebutirpun yang menjadi miliki merupakan simbol penderitaan yang terjadi pada pementasan tersebut. |
3. | Simbol Auditif | Nyanyian woro-woro jos, merupakan simbol kemenangan |
Nilai Estetis teater
Teater sebagai suatu seni pertunjukan tentu memiliki nilai-nilai estetika. Nilai-nilai estetika ini terletak di setiap bab baik sebelum pementasan, pada ketika pementasan, maupun sehabis pementasan ketika pertunjukan tersebut telah diabadikan dalam suatu media dokumentasi. Namun, nilai estetika yang paling berpengaruh sanggup kita jumpai pada ketika pertunjukan, yaitu pada ketika kita sanggup menyaksikan jalannya pementasan secara langsung. Nilai estetis atau nilai keindahan dalam pergelaran teater merupakan akumulasi dari nilai-nilai yang digagas dan dikomunikasikan kepada penonton. Nilai-nilai estetis dalam teater itu antara lain:
- Nilai Emosional. Banyak penonton teater yang hanyut dalam suasana yang dibangun oleh struktur emosi. Suasana itu sanggup sedih, gembira, tragis, menyayat hati, tegang, mencekam, dan sebagainya.
- Nilai Intelektual. Penonton teater seringkali merasa mengalami pencerahan sehabis menonton pertunjukan teater. Pertunjukan tersebut banyak memperlihatkan nilai-nilai informasi perihal kehidupan sosial, spiritual, moral, dan sebagainya.
- Nilai Visual. Penonton teater kerap merasa takjub melihat kejadian pentas dengan segala perkakasnya yang speaktakuler hasil tangan-tangan kreatif para pekerja teater.
- Nilai Verbal. Banyak penonton yang kagum pada ungkapan kata-kata dari para pemain dengan teknik dinamika yang luar biasa, artikulasi yang jelas, serta irama yang dinamis.
Nilai Seni, berdasarkan The Liang Gie (1976) jenis nilai yang menempel pada seni mencakup: (a) Nilai keindahan, nilai keindahan sanggup pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu duduk masalah estetis yang berdasarkan cakupan pengertiannya sanggup dibedakan berdasarkan luasnya pengertian, yaitu: keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual), keindahan dalam arti estetis murni, keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya mengkaji perihal hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam karya seni dan benda-benda lainnya. (b) Nilai pengetahuan. (c) Nilai kehidupan.
Simbol Dan Nilai Estetis Dalam Seni Teater
Reviewed by dannz
on
10:18 PM
Rating: