Nilai Estetis Dalam Gerak Tari

Estetis sering dikatakan estetika dan diartikan hanya sebatas indah atau keindahan dan dari keindahan akan muncul suatu nilai seni. Nilai estetis pada gerak tari merupakan kemampuan dari gerak tersebut untuk menjadikan suatu pengalaman estetis. Pengalaman estetika dari seorang penari dalam melaksanakan gerak harus dilihat pula dalam kualiatas gerak yang dilakukannya. Setiap gerak tarian niscaya mempunyai nilai estetis tersendiri yang sanggup diuraikan dan dijelaskan secara cermat.

Hal yang perlu dipahami dalam mengamati karya tari ialah adanya faktor subjektif dan objektif. Benda itu sangat estetis alasannya ialah adanya sifat yang menempel pada benda dan tidak terkait dengan orang yang mengamati. Selain itu juga dikatakan bahwa munculnya estetis itu alasannya ialah adanya balasan perasaan dari pengamat. Jadi, estetis itu ada alasannya ialah proses hubungan antara benda (karya tari) dan alam pikiran orang yang mengamati. Berikut ialah teori-teori menyangkut estetika dalam seni tari.
  • Teori subyektif, dimana ciri yang membuat keindahan pada suatu benda sebenarnya tidak ada,  yang ada hanyalah balasan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati.
  • Teori obyektif, yang beropini bahwa ciri atau sesuatu yang membuat keindahan merupakan sifat yang telah ada pada benda yang bersangkutan.
  • Teori campuran, yaitu adonan antara subjektivisme dan objektivisme.
  • Teori perimbangan keindahan, yaitu suatu benda tercipta dari ukuran, jumlah, dan susunan yang mempunyai perimbangan tertentu.
  • Teori proporsi, yaitu dengan melihat keindahan tercipta dari tidak adanya keteraturan yang tersusun dari daya hidup, penggambaran, kelimpahan, dan pengungkapan perasaan.

Masing-masing gerak setiap kawasan mempunyai keunikannya tersendiri yang tidak bisa terlepas dari imbas kebudayaan yang ada pada kawasan itu sendiri. Genre dalam suatu kawasan juga mempunyai imbas besar dalam menilai nilai estetis suatu gerak tari. Jenis tari menurut penyajiannya terbagi menjadi dua yaitu tari tradisional dan kreasi baru. Tari tradisional terbagi lagi menjadi tiga yaitu tari primitif, tari rakyat dan tari klasik.

Sebagai teladan ialah pada tari saman, nilai estetis pada tari saman ialah pada harmonisasi gerakannya. Gerakan pada tari Saman sangat unik alasannya ialah hanya menampilkan gerakan tepuk tangan, tepuk dada, dan gerakan-gerakan sejenis. Semua penari harus menari dengan serasi dan biasanya tempo tari Saman makin usang makin cepat dan hal ini yang membuat tarian ini sangat menarik. Tari Saman biasanya ditampilkan tidak memakai iringan alat musik, akan tetapi memakai bunyi dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan tubuh ke aneka macam arah.

Nilai keindahan di dalam tari serimpi yaitu keindahan koreografi. Para penari mempunyai wiraga, wirama, dan wirasa, Wiraga merupakan
Tari Serimpi
kemampuan gerak yang dimiliki oleh seorang penari, yang mana keempat penari tari serimpi dengan lihai melaksanakan gerakan-gerakan gemulai yang mengalir dengan lembut dan luwes yang di iringi musik gamelan jawa. Tanpa adanya wirama atau kemampuan penari menyelaraskan dengan irama, maka tidak akan tercipta gerakan gemulai yang selaras dan serasi yang membuat para penonton terkesima.

Sedangkan sumber keindahan dari koreografi yang menurut garapan isi, tari serimpi mempunyai nilai-nilai kehidupan yang terlihat dari tema yang dibawakan yakni mengisahkan antara dua unsur kehidupan antara yang baik dan yang buruk, logika dan nafsu manusia, serta benar dan salah. Pesan moral tersebut disampaikan melalui gerak-gerak gemulai dan luwes yang dilakukan oleh keempat penari tersebut.
Nilai Estetis Dalam Gerak Tari Nilai Estetis Dalam Gerak Tari Reviewed by dannz on 12:07 PM Rating: 5