Kerajinan gesekan merupakan seni yang membentuk gambar hias pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain. Bentukan gesekan dengan bagian-bagian cekung (kruwikan), dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu citra yang indah. Ornamen dari ragam hias ini merupakan hasil rangkaian yang berelung-relung, saling menjalin, berulang, dan sambung-menyambung sehingga mewujudkan hiasan. Relief juga merupakan seni ukir yang diciptakan dengan banyak sekali tema.
Seni ukir di Indonesia banyak memanfaatkan materi alam setempat ibarat kayu. Daya tahan dan keindahan alami kayu dimanfaatkan untuk gesekan unsur-unsur arsitektural bangunan, ibarat gesekan kayu dan papan hias tembok yang sangat indah, pola lain yaitu serpihan depan rumah Batak di Sumatera Utara.
Derah-daerah yang banyak menghasilkan kerajinan gesekan yaitu Jawa, Bali, Toraja, dan lain-lain. Ukiran tersebut biasanya diselesaikan dengan memakai banyak sekali pewarnaan. Zat warna merah dan emas merupakan serpihan dari kerajinan kayu dari Jawa, kayu dipernis dipakai di Palembang dan Bali.
Diantara barang-barang kerajinan kayu yang merupakan serpihan penting sehari-hari yaitu perabot rumah tangga ibarat meja, kursi, lemari, dipan, dan lain-lain. Kadang gesekan juga dibentuk untuk hiasan ibarat patung ujir, topeng, dan wayang. Selain itu juga difungsikan untuk suplemen ibarat bingkai, bakiak, dan tempat kue.
Ukiran Jepara, Jawa
Kota yang populer sebagai kota gesekan di pulau Jawa yaitu Jepara. Jepara merupakan sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Biasanya materi gesekan yang dipakai sebagai media ukir yaitu kayu. Sebagian besar masyarakatnya mempunyai perjuangan gesekan kayu. Sehingga di kota tersbut banyak dijumpai toko-toko yang menyediakan barang banyak sekali macam ukiran. Dari perabot rumah tangga yang berukuran besar sampai hiasan yang berukuran paling kecil. Bahan yang dipakai umumnya kayu yang berkualitas tinggi ibarat kayu jati.
Ukiran Bali
Seni ukir Bali mempunyai kulitas seni motif yang khusus dan berbeda dengan kawasan lainnya. Pengaruh seni yang berkualitas namun guratannya lebih didominasi oleh tumbuhan, binatang, bunga melati dan teratai sebagai citra ihwal insan atau hewan. Bahan yang dipakai umumnya kayu yang berkualitas tinggi ibarat kayu jati.
Ukiran Asmat, Papua
Salah satu kawasan yang populer dengan ukiranya dalah suku Asmat yang berada di Pulau Papua. Ukiran suku Asmat mempunyai arti tersendiri sebab simbol gesekan mengandung motif-motif yang menggambarkan rupa manusia. Di samping itu, fungsi simbol dikaitkan dengan kepercayaan roh-roh nenek moyang mereka, dan mempunyai efek dalam kehidupan manusia. Beberapa fungsi gesekan Suku Asmat yaitu sebagai berikut :
Ukiran Sulawesi Selatan
Ukiran yang ada di luar rumah dan lumbung padi di kawasan Tanah Toraja mengatakan gesekan yang melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Bentuk yang sering terlihat yaitu gesekan kayu kabongo "kepala kerbau" dengan tanduk asli. Di atasnya biasanya ada burung berleher panjang ibarat naga yang disebut katik. Kabongo dan Katik melambangkan upacara tertentu. Torehan dalam bentuk pilin, lingkaran, dan satwa pada papan bingkai diwarnai kuning melambangkan matahari yang memberi kehidupan dan juga melambangkan kekuatan, diwarnai dengan warna tanah. Untuk warna hitam dipakai jelaga dan kapur untuk garis putih.
Seni ukir di Indonesia banyak memanfaatkan materi alam setempat ibarat kayu. Daya tahan dan keindahan alami kayu dimanfaatkan untuk gesekan unsur-unsur arsitektural bangunan, ibarat gesekan kayu dan papan hias tembok yang sangat indah, pola lain yaitu serpihan depan rumah Batak di Sumatera Utara.
Derah-daerah yang banyak menghasilkan kerajinan gesekan yaitu Jawa, Bali, Toraja, dan lain-lain. Ukiran tersebut biasanya diselesaikan dengan memakai banyak sekali pewarnaan. Zat warna merah dan emas merupakan serpihan dari kerajinan kayu dari Jawa, kayu dipernis dipakai di Palembang dan Bali.
Diantara barang-barang kerajinan kayu yang merupakan serpihan penting sehari-hari yaitu perabot rumah tangga ibarat meja, kursi, lemari, dipan, dan lain-lain. Kadang gesekan juga dibentuk untuk hiasan ibarat patung ujir, topeng, dan wayang. Selain itu juga difungsikan untuk suplemen ibarat bingkai, bakiak, dan tempat kue.
Ukiran Jepara, Jawa
Kota yang populer sebagai kota gesekan di pulau Jawa yaitu Jepara. Jepara merupakan sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Biasanya materi gesekan yang dipakai sebagai media ukir yaitu kayu. Sebagian besar masyarakatnya mempunyai perjuangan gesekan kayu. Sehingga di kota tersbut banyak dijumpai toko-toko yang menyediakan barang banyak sekali macam ukiran. Dari perabot rumah tangga yang berukuran besar sampai hiasan yang berukuran paling kecil. Bahan yang dipakai umumnya kayu yang berkualitas tinggi ibarat kayu jati.
Ukiran Bali
Seni ukir Bali mempunyai kulitas seni motif yang khusus dan berbeda dengan kawasan lainnya. Pengaruh seni yang berkualitas namun guratannya lebih didominasi oleh tumbuhan, binatang, bunga melati dan teratai sebagai citra ihwal insan atau hewan. Bahan yang dipakai umumnya kayu yang berkualitas tinggi ibarat kayu jati.
Ukiran Asmat, Papua
 |
| Ukiran Asmat |
- Melambangkan kehadiran roh-roh nenek moyang
- Untuk menyatakan rasa murung dan bahagia
- Sebagai lambang kepercayaan
- Sebagai lambang keindahan yang memengaruhi perilaku keluarga dalam masyarakat
Ukiran Sulawesi Selatan
Ukiran yang ada di luar rumah dan lumbung padi di kawasan Tanah Toraja mengatakan gesekan yang melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Bentuk yang sering terlihat yaitu gesekan kayu kabongo "kepala kerbau" dengan tanduk asli. Di atasnya biasanya ada burung berleher panjang ibarat naga yang disebut katik. Kabongo dan Katik melambangkan upacara tertentu. Torehan dalam bentuk pilin, lingkaran, dan satwa pada papan bingkai diwarnai kuning melambangkan matahari yang memberi kehidupan dan juga melambangkan kekuatan, diwarnai dengan warna tanah. Untuk warna hitam dipakai jelaga dan kapur untuk garis putih.
Mengenal Kerajinan Ukiran
Reviewed by dannz
on
12:07 AM
Rating:
Reviewed by dannz
on
12:07 AM
Rating:
