Contoh Pengamalan Pancasila

Pancasila sebagai pandangan hidup, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari – hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun prilaku haruslah selalu dijiwai oleh nilai – nilai luhur pancasila. Dengan menerapkan nilai – nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari – hari maka tata kehidupan yang serasi diantara masyarakat Indonesia sanggup terwujud. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa bekerjsama merupakan perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan kebenarannya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I hingga Sila Sila ke V yang harus diaplikasikan atau dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengamalan nilai-nilai Pancasila dilakukan di mana saja, baik di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakt. Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu Pancasila sebagai panutan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, sebagai penuntun dalam melaksanakan segala hal, ke jalan yang lebih baik, sehingga sanggup berkhasiat bagi negara, agama, maupun orang-orang di sekitar kita. Berikut ini beberapa referensi pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama dari Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini berafiliasi terhadap sikap kita sebagai umat pertama pada Tuhannya. Berikut referensi sikap yang mencerminkan di sila Pertama :

• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
• Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
• Tidak melaksanakan penistaan dari suatu agama menyerupai melaksanakan pembakaran rumah rumah ibadah.
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan iktikad terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
• Menjalani perintah agama sesuai aliran agama yang dianut masing-masing. Kita dihentikan membeda-bedakan cara bergaul hanya alasannya ras, suku dan agama
• Tidak memaksakan suatu agama dan iktikad terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
• Membina kerjasama dan tolong menolong antar umat beragama.
• Bersikap toleran kepada umat beragama yang lainya.
• Mengembankan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan iktikad masing-masing

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila ini berafiliasi terhadap sikap kita sebagai insan yang pada hakikatnya semua sama di Dunia ini. Berikut referensi sikap yang mencerminkan di sila Kedua :

• Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap insan tanpa membedakan.
  
• Mengakui dan memperlakukan insan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengembangkan sikap saling mengasihi sesama manusia.
• Tidak semena-mena terhadap orang lain.
• Gemar melaksanakan kegiatan kemanusiaan, menyerupai program kegiatan bakti sosial, memperlihatkan pertolongan kepada panti panti asuhan sebagai bentuk kemanusiaan peduli akan sesama.
• Senang membantu teman yang sedang mengalami kesusahan.
• Memberikan pertolongan kepada korban peristiwa alam.
• Mengembangkan sikap tenggang rasa.
• Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
• Mengembangkan sikap saling empati dan tepa selira.
• Menyadari bahwa kita memiliki hak dan kewajiban yang sama.

3. Persatuan Indonesia
Sila ini berafiliasi terhadap sikap kita sebagai warna Negara Indonesia untuk bersatu membangun negeri ini. Berikut referensi sikap yang mencerminkan di sila Ketiga :

• Bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa.
• Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
• Mengembangkan sikap saling menghargai.
• Membina korelasi baik dengan semua unsur bangsa
• Memajukan pergaulan demi peraturan bangsa.
• Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Indonesia.
• Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan eksklusif arau golongan.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh pesan yang tersirat akal dalam permusyawaratan perwakilan
Sila ini beruhubungan terhadap sikap kita untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesesaikan masalah. Berikut referensi sikap yang mencerminkan di sila Keempat :

• Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menuntaskan permasalahan.
• Menghindari agresi "Walk Out" dalam suatu musyawarah.
• Menghargai hasil musyawarah.
• Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres, dan pilkada.
• Memberikan iktikad wakil-wakil rakyat yang telah terpilih.
• Yang menjadi wakil rakyat juga harus bisa membawa aspirasi rakyat.
• Kita dihentikan memaksakan kehendak.kita kepada orang lain.
• Menghormati dan menghargai pendapat orang lain.
• Berhati besar untuk mendapatkan keputusan apapun yang dihasilkan oleh musyawarah.
• Bekerja sama untuk mempertanggung jawabkan keputusan tersebut.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sila ini berafiliasi dengan sikap kita dalam bersikap adil terhadap semua orang. Berikut referensi sikap yang mencerminkan di sila Kelima :

• Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong.
• Peduli terhadap penderitaan yang dialami orang lain.
• Tidak melaksanakan perbuatan-perbuatan yang merugikan pihak umum.
• Suka melaksanakan perbuatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan keadilan sosial.
• Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekluargaan dan kegotongroyongan.
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak-hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
• Tidak bersifat boros, dan suka bekerja keras
• Tidak bergaya hidup mewah.
• Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.