Gaya ialah tarikan atau dorongan yang sanggup mempengaruhi keadaan suatu benda. Gaya sanggup menimbulkan perubahan gerak atau perubahan kecepatan. Saat mendorong meja, kita memperlihatkan gaya kepada meja. Akibatnya, meja menjadi berpindah kawasan atau bergerak. Dengan demikian, gaya merupakan penyebab gerak benda. Gaya tidak sanggup dilihat namun pengaruhnya sanggup dirasakan. Apabila kita melihat gerakan mendorong, menarik, dan mengangkat benda, kita merasa ada sejumlah gaya yang diharapkan gerakan tersebut.
Dalam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal sebutan gaya tarik dan gaya dorong. Bila melaksanakan gaya diharapkan tenaga. Dalam kehidupan sehari-hari banyak insiden yang mengambarkan bahwa gaya sanggup mengakibatkan benda bergerak, contohnya insiden membuka dan menutup pintu. Pintu bergerak membuka dan menutup lantaran terkena gaya yang berupa dorongan dan tarikan. Contoh lainnya ialah gerbong yang ditarik lokomotif. Lokomotif mengadakan gaya pada gerbong. Gerbong bergerak lantaran ditarik lokomotif.
Secara umum gaya sanggup mempengaruhi keadaan suatu benda, diantaranya gaya sanggup mengakibatkan :
Pembuktian bahwa gaya mempengaruhi gerak benda sanggup kita lakukan melalui model jungkat-jungkit, katapel, dan traktor pegas.
1. Jungkat-jungkit
Jungkat-jungkit mempunyai tiga pecahan penting yaitu titik tumpu, kuasa, dan beban. Titik tumpu terletak di pecahan tengah. Bagian tengah tersebut berada di antara beban dan kuasa. Beban terletak di ujung papan pengungkit. Beban sanggup berupa benda atau orang yang akan diangkat. Adapun kuasa ialah gaya yang diharapkan untuk mengangkat beban. Gaya ini terletak di ujung yang berlawanan dengan beban. Gerak jungkat-jungkit dipengaruhi oleh:
Jungkat-jungkit akan imbang kalau besarnya gaya pada kedua sisinya (beban dan kuasa) sama besar. Makara semoga seimbang, jungkat-jungkit tersebut diberikan tekanan dengan kekuatan yang sama. Apabila beban dan kuasa mempunyai tekanan yang berbeda, misal beban mempunyai tekanan yang lebih besar. Untuk menciptakan jungkat-jungkit dalam keadaan imbang sanggup dilakukan dengan menggeser kedudukan kuasa menjauhi titik tumpu. Sebaliknya kalau kuasa mempunyai tekanan lebih besar, semoga jungkat-jungkit dalam keadaan imbang sanggup dilakukan dengan menggeser kedudukan beban menjauhi titik tumpu.
Benda mempunyai berat lantaran efek gaya gravitasi bumi. Dengan demikian, berat juga termasuk gaya. Besar beban dan kuasa pada jungkat-jungkit ditentukan oleh berat benda pada beban dan kuasa. Jungkat-jungkit mempunyai kelebihan. Jungkat-jungkit sanggup mengangkat beban memakai gaya (kuasa) yang lebih kecil dari berat beban. Penambahan jarak kuasa ke titik tumpu sanggup memperkecil gaya yang diharapkan untuk mengangkat beban. Dengan ungkapan lain, jungkat-jungkit sanggup memperbesar gaya yang dilakukan pada kuasa.
2. Traktor Pegas
Seperti katapel dan busur panah, traktor pegas juga bekerja memakai gaya pegas. Traktor pegas bergerak lantaran adanya gaya pegas. Traktor sanggup bergerak lantaran ada gaya pada karet. Saat roda diputar ke arah belakang, karet akan tergulung pada bilah bambu. Akibatnya, karet menjadi kencang. Saat traktor dilepaskan, gulungan karet juga terlepas. Traktor bergerak maju bersamaan dengan terlepasnya gulungan karet.
Gaya yang bekerja pada traktor ialah gaya pegas. Oleh alasannya ialah itu, traktor tersebut biasa disebut traktor pegas. Gaya pegas yang bekerja pada traktor sanggup mengakibatkan traktor bergerak maju. Traktor pun sanggup berpindah dari tempatnya semula. Semakin usang kalian menggulung karet, semakin besar gaya pegasnya, semakin jauh pula traktor berjalan. Prinsip kerja traktor pegas juga berlaku pada mobil-mobilan pegas. Mobil-mobilan tersebut ditarik mundur kemudian dilepaskan sehingga bergerak maju.
3. Katapel
Sebuah katapel biasanya terbuat dari kayu dengan dua karet yang diikatkan kekedua sisinya. Katapel dibentuk dengan memanfaatkan sifat karet yang lentur. Saat menarik karet pentil, berarti kita memperlihatkan gaya pada karet pentil. Akibatnya, karet pentil menjadi kencang. Jauhnya rentangan karet ketapel memperlihatkan bahwa gaya yang kita berikan juga semakin besar. Hal tersebut sanggup kita rasakan dari semakin kuatnya tegangan karet pada tangan kita. Agar kerikil sanggup terlontar jauh, kita harus memperlihatkan gaya yang besar. Gaya yang besar sanggup timbul kalau kita menarik ketapel kuat-kuat. Gaya tarik yang diharapkan akan semakin besar kalau benda yang ditarik juga semakin besar. Sehingga dikatakan gaya tarik yang diharapkan sebanding dengan berat benda.
Setelah tarikan dilepas (gaya dihilangkan), karet pentil kembali ke keadaan semula. Saat itu, karet pentil mempunyai gaya yang lebih besar dari gaya tarik. Gaya inilah yang mengakibatkan watu kerikil terlontar dari bantalannya. Semakin jauh kita menarik karet pentil, semakin besar gaya yang kita berikan. Ini berarti semakin besar pula gaya yang dilakukan karet pentil pada batu. Akibatnya, watu akan terlontar semakin jauh. Gaya yang ditimbulkan karet katapel ialah gaya pegas. Disebut gaya pegas lantaran sifat karet ibarat sifat pegas. Karet dan pegas mempunyai sifat yang sama, yaitu bersifat lentur (lentur).
Peralatan lain yang memanfaatkan gaya pegas ialah busur panah. Saat ditarik, tali busur mendapat sebuah gaya. Ketika tarikan dilepaskan, anak panah akan melesat. Proses melesatnya anak panah sama dengan proses terlontarnya watu dari alas katapel. Semakin kencang kita menarik tali busur, maka semakin semakin besar dorongan terhadap anak panah. Sehingga anak panah melesat lebih cepat, dan terlontar semakin jauh.
Hal ini memperlihatkan bahwa gaya pegas sanggup mengakibatkan benda bergerak. Besarnya gaya tarik pada karet dan tali busur memengaruhi kecepatan gerak benda. Semakin besar gaya tarik, semakin cepat watu dan anak panah bergerak. Dengan demikian, jarak yang ditempuh juga semakin jauh.
Dalam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal sebutan gaya tarik dan gaya dorong. Bila melaksanakan gaya diharapkan tenaga. Dalam kehidupan sehari-hari banyak insiden yang mengambarkan bahwa gaya sanggup mengakibatkan benda bergerak, contohnya insiden membuka dan menutup pintu. Pintu bergerak membuka dan menutup lantaran terkena gaya yang berupa dorongan dan tarikan. Contoh lainnya ialah gerbong yang ditarik lokomotif. Lokomotif mengadakan gaya pada gerbong. Gerbong bergerak lantaran ditarik lokomotif.
Secara umum gaya sanggup mempengaruhi keadaan suatu benda, diantaranya gaya sanggup mengakibatkan :
- Benda membisu menjadi bergerak. Misalnya ketika mendorong sepeda motor yang mogok, mendorong meja, menarik gerobak pasir, menendang bola, dan tarik tambang.
- Benda bergerak menjadi diam. Pada ketika naik sepeda motor, ketika menginjak rem sepeda motor menjadi lambat dan risikonya berhenti. Berarti gaya sanggup mengakibatkan benda bergerak menjadi diam.
- Perubahan bentuk benda. Contoh pada ketika terjadi goresan mobil, kendaraan beroda empat sanggup menjadi berubah bentuknya lantaran gaya yang diberikan pada benda melebihi kekuatan materi benda yang bertabrakan. Contoh lain ialah ketika memakai lilin mainan (plastisin).
- Perubahan arah gerak benda. Contoh pada ketika pemain bola menyudul bola, bola berubah arah lantaran gaya yang diberikan pada bola.
Pembuktian bahwa gaya mempengaruhi gerak benda sanggup kita lakukan melalui model jungkat-jungkit, katapel, dan traktor pegas.
1. Jungkat-jungkit
Jungkat-jungkit mempunyai tiga pecahan penting yaitu titik tumpu, kuasa, dan beban. Titik tumpu terletak di pecahan tengah. Bagian tengah tersebut berada di antara beban dan kuasa. Beban terletak di ujung papan pengungkit. Beban sanggup berupa benda atau orang yang akan diangkat. Adapun kuasa ialah gaya yang diharapkan untuk mengangkat beban. Gaya ini terletak di ujung yang berlawanan dengan beban. Gerak jungkat-jungkit dipengaruhi oleh:
- berat beban,
- berat kuasa,
- jarak beban ke titik tumpu, dan
- jarak kuasa ke titik tumpu.
Jungkat-jungkit akan imbang kalau besarnya gaya pada kedua sisinya (beban dan kuasa) sama besar. Makara semoga seimbang, jungkat-jungkit tersebut diberikan tekanan dengan kekuatan yang sama. Apabila beban dan kuasa mempunyai tekanan yang berbeda, misal beban mempunyai tekanan yang lebih besar. Untuk menciptakan jungkat-jungkit dalam keadaan imbang sanggup dilakukan dengan menggeser kedudukan kuasa menjauhi titik tumpu. Sebaliknya kalau kuasa mempunyai tekanan lebih besar, semoga jungkat-jungkit dalam keadaan imbang sanggup dilakukan dengan menggeser kedudukan beban menjauhi titik tumpu.
Benda mempunyai berat lantaran efek gaya gravitasi bumi. Dengan demikian, berat juga termasuk gaya. Besar beban dan kuasa pada jungkat-jungkit ditentukan oleh berat benda pada beban dan kuasa. Jungkat-jungkit mempunyai kelebihan. Jungkat-jungkit sanggup mengangkat beban memakai gaya (kuasa) yang lebih kecil dari berat beban. Penambahan jarak kuasa ke titik tumpu sanggup memperkecil gaya yang diharapkan untuk mengangkat beban. Dengan ungkapan lain, jungkat-jungkit sanggup memperbesar gaya yang dilakukan pada kuasa.
2. Traktor Pegas
Seperti katapel dan busur panah, traktor pegas juga bekerja memakai gaya pegas. Traktor pegas bergerak lantaran adanya gaya pegas. Traktor sanggup bergerak lantaran ada gaya pada karet. Saat roda diputar ke arah belakang, karet akan tergulung pada bilah bambu. Akibatnya, karet menjadi kencang. Saat traktor dilepaskan, gulungan karet juga terlepas. Traktor bergerak maju bersamaan dengan terlepasnya gulungan karet.
Gaya yang bekerja pada traktor ialah gaya pegas. Oleh alasannya ialah itu, traktor tersebut biasa disebut traktor pegas. Gaya pegas yang bekerja pada traktor sanggup mengakibatkan traktor bergerak maju. Traktor pun sanggup berpindah dari tempatnya semula. Semakin usang kalian menggulung karet, semakin besar gaya pegasnya, semakin jauh pula traktor berjalan. Prinsip kerja traktor pegas juga berlaku pada mobil-mobilan pegas. Mobil-mobilan tersebut ditarik mundur kemudian dilepaskan sehingga bergerak maju.
3. Katapel
Sebuah katapel biasanya terbuat dari kayu dengan dua karet yang diikatkan kekedua sisinya. Katapel dibentuk dengan memanfaatkan sifat karet yang lentur. Saat menarik karet pentil, berarti kita memperlihatkan gaya pada karet pentil. Akibatnya, karet pentil menjadi kencang. Jauhnya rentangan karet ketapel memperlihatkan bahwa gaya yang kita berikan juga semakin besar. Hal tersebut sanggup kita rasakan dari semakin kuatnya tegangan karet pada tangan kita. Agar kerikil sanggup terlontar jauh, kita harus memperlihatkan gaya yang besar. Gaya yang besar sanggup timbul kalau kita menarik ketapel kuat-kuat. Gaya tarik yang diharapkan akan semakin besar kalau benda yang ditarik juga semakin besar. Sehingga dikatakan gaya tarik yang diharapkan sebanding dengan berat benda.
Setelah tarikan dilepas (gaya dihilangkan), karet pentil kembali ke keadaan semula. Saat itu, karet pentil mempunyai gaya yang lebih besar dari gaya tarik. Gaya inilah yang mengakibatkan watu kerikil terlontar dari bantalannya. Semakin jauh kita menarik karet pentil, semakin besar gaya yang kita berikan. Ini berarti semakin besar pula gaya yang dilakukan karet pentil pada batu. Akibatnya, watu akan terlontar semakin jauh. Gaya yang ditimbulkan karet katapel ialah gaya pegas. Disebut gaya pegas lantaran sifat karet ibarat sifat pegas. Karet dan pegas mempunyai sifat yang sama, yaitu bersifat lentur (lentur).
Peralatan lain yang memanfaatkan gaya pegas ialah busur panah. Saat ditarik, tali busur mendapat sebuah gaya. Ketika tarikan dilepaskan, anak panah akan melesat. Proses melesatnya anak panah sama dengan proses terlontarnya watu dari alas katapel. Semakin kencang kita menarik tali busur, maka semakin semakin besar dorongan terhadap anak panah. Sehingga anak panah melesat lebih cepat, dan terlontar semakin jauh.
Hal ini memperlihatkan bahwa gaya pegas sanggup mengakibatkan benda bergerak. Besarnya gaya tarik pada karet dan tali busur memengaruhi kecepatan gerak benda. Semakin besar gaya tarik, semakin cepat watu dan anak panah bergerak. Dengan demikian, jarak yang ditempuh juga semakin jauh.
Hubungan Gaya Dan Gerak
Reviewed by dannz
on
6:25 PM
Rating: