Proses sanggup diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana pembuatan kerajinan materi tekstil tersebut dilaksanakan. Pembuatan yaitu aktivitas untuk menghasilkan kerajinan tekstil. Proses pembuatan kerajinan tekstil terdiri atas beberapa tahapan dari tahap awal pengolahan materi hingga dengan barang siap digunakan. Pertama, proses serat atau benang menjadi kain, kemudian kain menjadi kerajinan tekstil, menyerupai busana, tas, sarung bantal dan lain-lain, serta pewarnaan dan pemasangan komplemen untuk suatu fungsi tertentu atau menambah nilai estetis atau keindahan pada produk kerajinan tekstil yang dibuat. Secara umum proses pembuatan kerajinan tekstil mencakup produk serat, benang, kain, pakaian dan aneka macam jenis benda yang terbuat dari serat.
Produk kerajinan materi tekstil yaitu produk kerajinan yang dihasilkan melalui keterampilan tangan dan keterampilan berpikir dalam mengolah suatu materi atau material sehingga menghasilkan estetika atau keindahan sekaligus fungsi tertentu. Produk kerajinan tekstil mempunyai nilai yang tinggi alasannya yaitu menuntut kemampuan berkarya memakai keterampilan tangan, baik tanpa memakai alat bantu maupun dengan memakai alat bantu sederhana. Kerajinan tekstil yang berkualitas, mengangkat kekhasan daerah, dan dilakukan oleh masyarakatnya mempunyai nilai jual yang tinggi, dan sanggup dimanfaatkan untuk lingkungan dan kesejahteraan bersama. Urutan proses pembuatan kerajinan tekstil sanggup diilustrasikan dengan bagai di bawah ini.
Proses pada pembuatan kerajinan tekstil, menyerupai tampak pada di atas terdiri dari beberapa tahapan.
Teknik Pembuatan Kerajinan Tekstil- Pertama, pembuatan serat/benang menjadi kain/tekstil yang memakai teknik tenun.
- Kedua, pembuatan kain/tekstil menjadi satu bentuk kerajinan tekstil.
- Terakhir, proses pemasangan asesoris atau nishing sehingga menghasilkan kerajinan tekstil yang siap digunakan.
- Proses pewarnaan sanggup dilakukan pada serat/benang, pada kain atau pada bab tamat sesudah kerajinan tekstil terbentuk. Pewarnaan pada benang dilakukan dengan pencelupan serat/benang. Pada tekstil tanpa motif/ polos, pewarnaan dilakukan dengan pencelupan dengan 1 warna, sedangkan untuk menghasilkan tekstil dengan motif tertentu, pewarnaan memakai teknik ikat dengan beberapa kali pewarnaan. Pewarnaan pada kain/tekstil sanggup memakai teknik rintang warna, menyerupai teknik batik atau jumputan, teknik print menyerupai cap, sablon, atau digital printing serta teknik lukis.
- Dekorasi sanggup dilakukan pada kain atau pada produk yang sudah terbentuk, dengan teknik sulam dan bordir, maupun penambahan komplemen untuk menambah keindahan produk kerajinan tekstil.
Dalam Pembuatan seni kerajinan tekstil teerdapat beberapa teknik yang digunakan adapun teknik yang digunakan dalam kerajinan tekstil diantanya adalah sebagai berikut :
1. Teknik Tenun
Teknik tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibentuk dengan prinsip yang sederhana yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain bersilangnya antara benang lungsi dan pakan secara bergantian. Teknik pembuatan kain yang masih tergolong kerajinan alasannya yaitu mengandalkan keterampilan tangan yaitu teknik tenun. Kain tenun di Indonesia dikerjakan dengan dua jenis teknik, yaitu tenun gendong (benang lungsi yang akan ditenun diikat mengelilingi hingga punggung penenun) yang digunakan di seluruh Indonesia, dan teknik tenun yang memakai bingkai kayu sebagai alat bantu tenun.
Pada teknik tenun dua jenis, dengan benang lungsin putus yang akan menghasilkan kain panjang atau selendang dan dengan benang lungsin tidak terputus untuk menghasilkan sarung (berbentuk tabung). Proses teknik tenun yaitu sebagai berikut.
Pada teknik tenun dua jenis, dengan benang lungsin putus yang akan menghasilkan kain panjang atau selendang dan dengan benang lungsin tidak terputus untuk menghasilkan sarung (berbentuk tabung). Proses teknik tenun yaitu sebagai berikut.
- Menyiapkan benang lungsin yang panjangnya sama dengan panjang kain yang diinginkan.
- Memasang benang lungsin pada cucukan.
- Menyiapkan benang pakan.
- Penenunan dilakukan dengan memasukan benang pakan ke antara benang-benang lungsin.
Alat Tenun
Alat tenun yaitu alat atau mesin untuk menenun benang menjadi tekstil (kain). Menurut ukurannya, alat tenun tradisional dan alat tenun bukan mesin yang berukuran kecil digunakan untuk menenun sambil duduk, sementara alat tenun berukuran besar digunakan untuk menenun sambil berdiri. Berikut ini alat tenun tradisional yang ada di beberapa tempat di Indonesia.
Alat Tenun Gendong. Bagian alat yang disebut epor diletakkan di belakang pinggul menyerupai menggendong ketika menenun dan memakai tangan ketika prosesnya. Hasil dari proses ini sanggup menghasilkan kain tenun hingga mencapai ukuran 50 – 90 cm.
ATBM. Alat Tenun Bukan Mesin merupakan alat tenun yang digerakkan oleh injakan kaki untuk mengatur naik turunnya benang lungsi pada waktu masuk keluarnya benang pakan, dipergunakan sambil duduk di kursi, Pengrajin duduk kursi/dibangku alasannya yaitu alat tenun bangun di atas lantar membentuk sebuah kerangka kayu. Alat ini merupakan perombakan dari alat berpenahan pinggang menjadi alat penggagas kaki.
ATBM. Alat Tenun Bukan Mesin merupakan alat tenun yang digerakkan oleh injakan kaki untuk mengatur naik turunnya benang lungsi pada waktu masuk keluarnya benang pakan, dipergunakan sambil duduk di kursi, Pengrajin duduk kursi/dibangku alasannya yaitu alat tenun bangun di atas lantar membentuk sebuah kerangka kayu. Alat ini merupakan perombakan dari alat berpenahan pinggang menjadi alat penggagas kaki.
2. Teknik Pewarnaan
Pada umumnya, teknik pewarnaan kain-kain tradisional di Indonesia memanfaatkan proses celup dengan rintang warna menyerupai teknik batik dan teknik pada Kain Sasirangan khas Banjar, Kalimantan Selatan, dan teknik ikat pada pewarnaan serat/benang tenun. Perbedaan utama teknik batik dan sasirangan dengan kain tenun ikat yaitu pewarnaan kain batik dilakukan sesudah benang ditenun menjadi kain, sedangkan pada kain tenun ikat pewarnaan dilakukan pada benang sebelum ditenun menjadi kain.
Teknik Pewarnaan Ikat Celup
Teknik ikat celup sudah dilakukan semenjak usang di seluruh belahan dunia. Asal permintaan teknik ini diperkirakan berkembang di India dengan sebutan Bhandani semenjak 906 s.d. 618 SM. Teknik ini berasal dari dataran Cina pada zaman Dinasti Tang dibentuk pada kain sutera.
Teknik Pewarnaan Ikat Celup
Teknik ikat celup sudah dilakukan semenjak usang di seluruh belahan dunia. Asal permintaan teknik ini diperkirakan berkembang di India dengan sebutan Bhandani semenjak 906 s.d. 618 SM. Teknik ini berasal dari dataran Cina pada zaman Dinasti Tang dibentuk pada kain sutera.
Teknik pewarnaan ikat terdiri atas ikat (hanya pada benang lungsin atau pakan) dan ikat ganda (pewarnaan pada benang pakan dan lungsin).
- Langkah pertama teknik ikat celup menempatkan benang pakan/lungsin pada plangkan.
- Langkah kedua yaitu menggambarkan contoh motif pada benang yang sudah terpasang pada plangkan.
- Langkah ketiga yaitu mengikat bab benang sesuai dengan motif yang diinginkan. Ikatan yang kuat, tebal dan rapi akan sanggup menghalangi warna dengan baik.
- Langkah keempat yaitu benang yang sudah diikat dicelup dengan warna-warna sesuai dengan rancangan. Pewarnaan dilakukan mulai dari warna yang paling tua, ke warna yang paling muda. Setelah pewarnaan pertama, warna kedua diperoleh dengan melepaskan ikatan pada bab yang ingin diwarnai, dan seterusnya hingga selesai.
Benang yang sudah diwarnai kemudian dikeringkan. Setelah kering, benang lungsin dipasang pada alat tenun, sedangkan benang pakan dipasang pada kelenting.
Teknik Pewarnaan Batik
Selain teknik pewarnaan ikat celup pada benang tenun, ada pula teknik rintang warna dengan memakai lilin/malam, yaitu teknik batik. Proses pewarnaan pada teknik batik yaitu sebagai berikut.
- Membuat bagan motif batik pada kain polos.
- Menyiapkan alat dan materi menyerupai malam, canting, kompor batik dan zat warna alam berikut kemudahan pendukung lainnya.
- Memanaskan malam pada kompor batik hingga 60 °C.
- Dengan memakai canting (untuk batik tulis) atau cap aluminium (untuk batik cap), mengambil malam dan menutup contoh motif pada kain sesuai bagan yang telah ditentukan.
- Menentukan warna celup.
- Mencelup kain batik sesuai dengan warna yang telah ditentukan.
- Melorod (melepaskan malam) dengan cara merebus kain pada air mendidih, dibilas dan diangin-angin.
- Untuk proses pewarnaan lebih daripada 1 warna, langkah kerja mulai dari menggambar dangan canting atau cap hingga melorod diulang sesuai dengan jumlah warna.
3. Teknik Membentuk Kerajinan Tekstil
Produk kerajinan tekstil sangat beragam. Namun, secara umum, pembentukan kerajinan tekstil dilakukan dengan memotong dan menyambung bahan.
- Pemotongan diawali dengan penggambaran contoh sesuai dengan bentuk dan ukuran produk kerajinan tekstil yang dirancang. Pemotongan dilakukan dengan memakai gunting khusus kain, untuk kemudahan pemotongan dan menghasilkan potongan yang rapi. Ingatlah selalu untuk memotong materi sedikit lebih besar daripada pola, untuk memperlihatkan ruang penyambungan.
- Penyambungan materi sanggup dilakukan dengan teknik jahit, manual, teknik jahit dengan memakai mesin jahit, dan penggunaan lem. Teknik penempelan dengan lem hanya digunakan untuk kebutuhan tertentu saja, contohnya penempelan komplemen dengan syarat kain atau materi tekstil cukup tebal atau rapat dan lem cukup kental sehingga lem tidak menembus kain.
4. Teknik Dekorasi
Dekorasi Tekstil yaitu teknik menghias tekstil dengan cara memperlihatkan motif atau hiasan pada tekstil. Teknik yang digunakan ada bermacam-macam yang bertujuan untuk menambah keindahan pada tekstil.Teknik dekorasi diantaranya yaitu sulam dan bordir.
Sulam dan bordir selama ini menjadi unsur estetis sebagai kiprahnya dalam mempercantik tampilan kerajinan tekstil. Keduanya bila dilihat mempunyai tampilan yang sama, namun sebetulnya keduanya berbeda. Teknik pembuatan bordir dilakukan memakai mesin. Sedangkan sulam yaitu hiasan yang dibentuk di atas kain memakai jarum jahit dan dilakukan dengan tangan. Terdapat aneka macam jenis mesin bordir yang sering digunakan, namun tidak ada mesin sulam. Karena sulam intinya yaitu mengaplikasikan tusuk jelujur, tusuk kelim, tusuk rantai, dan tusuk silang.
Selain itu materi yang digunakan pun berbeda, mulai dari benang yang digunakan untuk menyulam hingga jenis kainnya, menyerupai wol, linen, sutra, katun, rayon, dan lainnya. Dalam tekniknya mengaplikasikan sulam tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama, alasannya yaitu diharapkan ketelitian, serta kreativitas. Jika dibandingkan dengan bordir tentunya lebih cepat dan mudah, alasannya yaitu mengunakan mesin.
Teknik Sulam
Teknik sulam yaitu seni menciptakan hiasan motif dengan memadukan dekorasi sulaman pada kain dengan alat jarum dan benang. Dekorasi sulam pada kain tenun di antaranya dengan menambahkan benang emas dan manik-manik beling (cermuk). Selain benang, hiasan untuk sulaman sanggup memakai bahan-bahan menyerupai potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet. Sulaman dilakukan dengan menjahitkan benang sulaman atau benang emas pada kain dasar yang dipola. Kain dasar dijepit kencang pada suatu bingkai yang terbuat dari sejenis kayu tipis yang terdiri dari dua buah lingkaran. Lingkaran pertama diletakkan di bagian dalam dan bundar kedua dibagian luar. Pada sambungan bundar dipasang sekrup yang dinamakan dengan "ram" (berfungsi menyerupai pembidang). Kain yang akan disulam direntangkan pada bundar tadi, dijepit diantara dua bundar (diantara ram) dan dikencangkan dengan memutar skrup. Setelah kain renggang, dimulailah menjahit motif pada kain melalui tangan-tangan terampil.
Sulam dan bordir selama ini menjadi unsur estetis sebagai kiprahnya dalam mempercantik tampilan kerajinan tekstil. Keduanya bila dilihat mempunyai tampilan yang sama, namun sebetulnya keduanya berbeda. Teknik pembuatan bordir dilakukan memakai mesin. Sedangkan sulam yaitu hiasan yang dibentuk di atas kain memakai jarum jahit dan dilakukan dengan tangan. Terdapat aneka macam jenis mesin bordir yang sering digunakan, namun tidak ada mesin sulam. Karena sulam intinya yaitu mengaplikasikan tusuk jelujur, tusuk kelim, tusuk rantai, dan tusuk silang.
Selain itu materi yang digunakan pun berbeda, mulai dari benang yang digunakan untuk menyulam hingga jenis kainnya, menyerupai wol, linen, sutra, katun, rayon, dan lainnya. Dalam tekniknya mengaplikasikan sulam tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama, alasannya yaitu diharapkan ketelitian, serta kreativitas. Jika dibandingkan dengan bordir tentunya lebih cepat dan mudah, alasannya yaitu mengunakan mesin.
Teknik Sulam
Teknik sulam yaitu seni menciptakan hiasan motif dengan memadukan dekorasi sulaman pada kain dengan alat jarum dan benang. Dekorasi sulam pada kain tenun di antaranya dengan menambahkan benang emas dan manik-manik beling (cermuk). Selain benang, hiasan untuk sulaman sanggup memakai bahan-bahan menyerupai potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet. Sulaman dilakukan dengan menjahitkan benang sulaman atau benang emas pada kain dasar yang dipola. Kain dasar dijepit kencang pada suatu bingkai yang terbuat dari sejenis kayu tipis yang terdiri dari dua buah lingkaran. Lingkaran pertama diletakkan di bagian dalam dan bundar kedua dibagian luar. Pada sambungan bundar dipasang sekrup yang dinamakan dengan "ram" (berfungsi menyerupai pembidang). Kain yang akan disulam direntangkan pada bundar tadi, dijepit diantara dua bundar (diantara ram) dan dikencangkan dengan memutar skrup. Setelah kain renggang, dimulailah menjahit motif pada kain melalui tangan-tangan terampil.
Teknik Bordir
Dekorasi juga dilakukan dengan memanfaatkan teknik bordir, yaitu teknik sulam yang dikerjakan dengan tunjangan mesin jahit modifikasi. Beberapa tempat di Indonesia dikenal dengan kerajinan sulam dan bordirnya, yaitu Tasikmalaya, Sumatra Barat, Gorontalo, Aceh, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Proses sulam atau bordir yaitu sebagai berikut.
- Menyiapkan kain yang akan disulam atau dibordir.
- Menentukan contoh sulam/bordir atau motif atau ragam hias.
- Menjiplak pada kertas minyak dengan memakai spidol atau balpoin.
- Menjiplak ke atas kain dengan memakai kertas karbon.
- Menyiapkan kain pada gelang ram atau pamidangan dengan meregangkan kain hingga ketegangan maksimum.
- Kain siap untuk disulam atau dikerjakan dengan teknik bordir.
Teknik kerajinan pengolahan kerajinan tekstil sanggup dilakukan berupa pembentukan bahan, pembuatan motif dan nishing. Pengolahan bahan: serut; pintal; tarik. Pembentukan motif: tenun ikat pakan, tenun ikat lungsin, tenun ikat ganda, batik tulis, batik cap, printing mesin, sablon tangan, batik kombinasi, songket, sasirangan, dan lain-lain. Pada tahap nishing: dikanji; kerawang; aplikasi kain; aplikasi manik; aplikasi payet; aplikasi prada; aplikasi hiasan logam; aplikasi kerang-kerangan, dan lain-lain. Kita sanggup menghasilkan karya tekstil yang inovatif dan unik dengan kreativitas kita mengolah tekstil dengan teknik-teknik tersebut, secara khusus ataupun mencampurkan beberapa teknik.
Proses, Teknik, Dan Alat Kerajinan Tekstil
Reviewed by dannz
on
3:02 PM
Rating: