Perubahan Masyarakat Kala Penjajahan Hindia Belanda

Kemerdekaan negara Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945. Kemerdekaan tersebut memperlihatkan kebebasan bangsa Indonesia memilih nasib sendiri. Bangsa Indonesia pada telah menikmati kemerdekaan aneka macam perubahan masyarakat terjadi sangat cepat dan luas. Saat pemerintah mewajibkan belum dewasa usia sekolah untuk wajib berguru 9 tahun. Pada masa penjajahan, tidak semua rakyat diperbolehkan sekolah. Akibatnya bangsa Indonesia banyak yang terbelakang pada masa penjajahan. Kemerdekaan telah banyak membawa perubahan bagi bangsa Indonesia.

Berbeda dengan keadaan bangsa kita ketika dalam masa penjajahan bangsa asing. Untuk lebih menghayati bagaimana kenikmatan kemerdekaan yang dimiliki bangsa Indonesia sekarang, kita perlu mempelajari bagaimana pembangunan di Indonesia pada masa penjajahan. 

Pada kala ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara pribadi  oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang berjulukan Perusahaan Hindia Timur Belanda (Verenigde Oostindische Compagnie) atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan  aktivitas kolonial di wilayah tersebut. Setelah VOC jatuh melarat pada simpulan kala ke-18, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Kedatangan bangsa Belanda tersebut menjadikan perubahan perubahan masyarakat Indonesia yang mencakup antara lain sebagai berikut.

a. Perluasan penggunaan lahan
Pada masa penjajahan, terjadi perubahan besar dalam perkembangan perkebunan di Indonesia. Penambahan jumlah lahan untuk tumbuhan ekspor dilakukan di aneka macam wilayah di Indonesia. Bukan hanya pemerintah kolonial yang mengembangkan lahan perkebunan di Indonesia, tetapi juga melibatkan perusahaan. Pada masa Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, banyak perusahaan aneh yang menanamkan investasi di Indonesia. 

Salah satu pola bekas peninggalan Belanda adalan Saluran irigasi Bendung Komering 10 (BK 10) Kabupaten OKU Timur, Sumatra Selatan. Saluran tersebut dibangun semenjak masa Hindia Belanda. Daerah OKU Timur yang awalnya hutan belantara menjelma lahan pertanian dan perkebunan yang sangat subur sampai sekarang. Sepanjang fatwa irigasi tersebut menjadi lumbung padi Sumatra Selatan sampai sekarang.

b. Persebaran penduduk dan urbanisasi
Politik Etis yang antara lain terdiri dari irigasi, transmigrasi, dan edukasi. Tujuan utama transmigrasi pada masa tersebut yaitu untuk membuatkan tenaga murah di aneka macam perkebunan Sumatra dan Kalimantan. Pembukaan perkebunan pada masa Kolonial Barat di Indonesia telah berhasil mendorong persebaran penduduk Indonesia. Persebaran penduduk yang pada umumnya dari Jawa ke luar Jawa. 

Saat ini sebagian besar transmigran tidak lagi menjadi tenaga kerja murah yang dipekerjakan di perkebunan tetapi berbalik menjadi majikan. Mereka sanggup menggarap lahan dengan tumbuhan yang produktif menyerupai kelapa sawit, coklat, kopi, dan lain sebagainya. Dari acara tersebut mereka sanggup meningkatkan kondisi ekonominya. 

Di samping itu hasil produksi mereka telah sanggup membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tidak hanya masyarakat di lingkungan sekitar, namun sudah menjadi komoditas ekspor. Munculnya aneka macam sentra industri dan perkembangan aneka macam kemudahan di kota menjadi daya dorong terjadinya urbanisasi. Urbanisasi terjadi hampir di aneka macam tempat di Indonesia. Daerah yang awalnya hutan belantara menjadi ramai dan gemerlap lantaran ditemukan tambang.

c. Pengenalan tumbuhan baru
Pengaruh pemerintah Kolonial Barat dalam satu sisi mempunyai efek konkret dalam mengenalkan aneka macam tumbuhan dan teknologi dalam pertanian dan perkebunan. Beberapa tumbuhan andalan ekspor dikenalkan dan dikembangkan di Indonesia. Jenis tumbuhan itu di samping kopi juga antara lain tembakau, tebu, dan nila. Pengenalan tumbuhan gres sangat bermanfaat dalam pengembangan pertanian dan perkebunan di Indonesia.

d. Penemuan tambang-tambang
Pembukaan lahan pada dikala masa penjajah Kolonial Barat juga dilakukan untuk melaksanakan aktifitas pertambangan menyerupai tambang minyak bumi, tambang watu bara, dan juga tambang logam. Pembukaan lahan pertambangan tersebut terutama terjadi pada masa simpulan kala ke 19 dan pada awal kala ke 20. Persebaran materi tambang sanggup dilihat pada gambar di bawah ini.
 Kemerdekaan negara Indonesia diproklamirkan pada tanggal  Perubahan Masyarakat Masa Penjajahan Hindia Belanda
e. Transportasi dan komunikasi
Pada dikala zaman penjajahan kolonial Belanda sangat banyak dibangun jalan raya penghubung kota, rel kereta api, dan beberapa jaringan telepon (komunikasi). Pembangunan aneka macam macam kemudahan transportasi dan komunikasi ini menjadi pendorong pergerakan penyaluran barang dan jasa yang relatif cepat. Pada kemudahan transportasi maritim juga banyak dibangun aneka macam dermaga/pelabuhan di aneka macam tempat di wilayah Indonesia.

Jalur Anyer ke Panarukan yang dibangun pada masa Pemerintah gubener jenderal Daendels. Pembangunan jalan yang membentang pada pantura tersebut mempermudah bagi jalur transportasi dan komunikasi rakyat Indonesia, pada khususnya di pulau Jawa. Pembangunan jalur rel kereta api juga dilaksanakan di aneka macam tempat atau wilayah di pulau Jawa dan pulau Sumatra.

f. Perkembangan kegiatan ekonomi
Perubahan masyarakat pada aktifitas ekonomi pada dikala masa pemerintah penjajah kolonial terjadi baik pada aktifitas produksi, aktifitas konsumsi, maupun aktifitas distribusi.  aktifitas produksi pada kegiatan mengolah pertanian dan perkebunan semakin moderen dengan adanya inovasi aneka macam macam teknologi pada pertanian yang sangat bervariasi.

Pembukaan aneka macam jenis perusahaan telah banyak melahirkan bermacam-macam pekerjaan pada bidang yang berbeda. Munculnya banyak pekerja pada lahan perkebunan, mandor/pengawas dan manajemen yang ada di aneka macam perusahaan milik pemerintah maupun milik swasta.

Aktifitas ekspor-impor juga tengah mengalami kenaikan yang sangat signifikan pada dikala masa pemerintah penjajah Kolonial Barat. Hal ini memperlihatkan bila aktifitas ekonomi mengalami banyak perkembangan yang sangat pesat, dilihat dari kualitas pada proses produksi dari yang tradisional ke teknologi yang lebih modern.

Dilihat dari pada hasil produksinya sanggup terlihat adanya banyak peningkatan pada kualitas. Dilihat dari pada distribusi juga banyak mengalami perkembangan, distribusi yang pada mulanya hanya dilakukan antar wilayah/daerah kemudian meningkat menjadi antar bangsa/negara dan benua. Hal tersebut tampak dari adanya peningkatan acara ekspor maupun impornya. Sedangkan diketahui dari kegiatan konsumsi, masyarakat sanggup menikmati hasil dari produksi dengan meningkatnya kualitas yang jauh lebih baik.

g. Mengenal uang
Pada dikala masa pemerintah penjajah Kolonial Barat, uang pun mulai dikenalkan sebagai alat untuk pembayaran jasa para tenaga kerja. Keberadaan mata uang yaitu barang gres dalam kehidupan para penduduk/masyarakat menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Masyarakat pun mulai menyenangi mata uang, alasannya dianggap sangat gampang digunakan. Uang yang anda kenal kini mengalami proses perkembangan cukup panjang, antara lain sebagai berikut.
  • Masa Sebelum Barter. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran lantaran setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan perjuangan sendiri. Apa yang diperoleh itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia dikala itu belum mengenal alat tukar yang berupa uang.
  • Masa Barter. Pada masa barter, insan sudah membutuhkan pihak lain untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk mendapat apa yang diperlukan mereka melaksanakan pertukaran/barter. Dalam perkembangannya sistim tukar barang mengalami kesulitan, antara lain: Kesulitan menemukan barang yang dibutuhkan. Kesulitan memilih nilai dari barang yang ditukarkan. Kesulitan memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam. Oleh lantaran adanya beberapa kesulitan dalam pertukaran dengan sistim barter, maka muncullah uang barang.
  • Masa Uang Barang. Jenis barang yang pernah dipakai sebagai uang barang antara lain: kulit hewan, hewan, batu-batuan berharga, kulit pohon, logam. Penggunaan uang barang juga banyak mengalami kesulitan, antara lain: 1) sulit disimpan, 2) sukar dibawa ke mana-mana, 3) sukar dibagi menjadi potongan yang  lebih kecil, 4) tidak tahan lama, dan nilainya tidak tetap. Oleh lantaran adanya beberapa kesulitan dalam penggunaan uang barang, maka munculah masa uang menyerupai yang kini kalian kenal.
  • Masa Uang. Setelah menemukan aneka macam kelemahan uang barang, insan kemudian berusaha menemukan uang yang lebih praktis. Akhirnya insan menemukan jenis uang yang kalian kenal sekarang. Jenis barang yang paling memenuhi syarat tersebut di atas yaitu logam terutama emas dan perak. Jenis uang logam yang pertama kali ada lantaran mereka belum mengenal kertas. Penggunaan uang sebagai alat pertukaran juga banyak menimbulkan kesulitan, terutama dikala terjadi transaksi jual beli yang cukup besar, dengan memakai uang sebagai alat tukar sangat riskan, maka munculah sistim kredit.
  • Mengenal Sistem Kredit. Sistim kredit sederhana mulai berkembang pada masa pemerintah Kolonial Barat. Keberadaan uang sangat besar kiprahnya dalam kegiatan perkreditan di Indonesia. Satu sisi negatif dalam sistem kredit yaitu munculnya aneka macam lintah darat di aneka macam daerah.
h. Perubahan dalam Pendidikan
Sistem pendidikan pesantren berkembang di aneka macam tempat pada masa sebelum kedatangan Bangsa Barat. Kedatangan bangsa Belanda mengubah sistem pendidikan menjadi dua model yaitu pendidikan yang didirikan dan dikembangkan oleh forum pemerintah, dan yang model kedua yaitu pendidikan yang didirikan dan dikembangkan oleh suwadaya masyarakat.

Pada masa pemerintahan Kolonial Barat, terjadi pembedaan pendidikan di Indonesia. Sekolah dibedakan menjadi dua golongan yakni sekolah untuk bangsa Eropa dan sekolah untuk penduduk pribumi. Hal ini mendorong lahirnya aneka macam gerakan pendidikan di Indonesia. Taman Siswa yang berdiri di Yogyakarta merupakan salah satu aktivis gerakan pendidikan modern di Indonesia. Sekolah-sekolah yang dipelopori aneka macam organisasi pergerakan nasional tumbuh pesat pada awal kala 20.

Dipusat-pusat tempat kekuasaan Belanda di wilayah Indonesia menjadi sentra perkembangan atau pertumbuhan aneka macam sekolah - sekolah di wilayah Indonesia. Salah satu sekolah-sekolah yang sudah berdiri semenjak zaman penjajahan kolonial akademi tinggi menyerupai ITB (Institut Teknologi Bandung) dan IPB (Institut Pertanian Bogor). Pada zaman penjajahan Belanda ITB bernama Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS - 1920-1942). Sedangkan IPB bernama Landsbouwkundige Faculteit.

Pengaruh pendidikan modern berdampak pada ekspansi lapangan kerja pada masyarakat Indonesia. Munculnya elit intelektual mengakibatkan lahirnya jenis pekerjaan gres menyerupai guru, administrasi, pegawai pemerintah, dan sebagainya.

i. Perubahan dalam aspek politik
Perubahan pada sistem politik juga sanggup terjadi dengan dikenalnya pada sistem pemerintahan yang baru. Pada dikala zaman kerajaan dikenal para penguasa menyerupai raja serta bupati, pada dikala masa pemerintah penjajah Kolonial Barat diketahui sistem pemerintahan yang dipimpin Gubernur Jenderal, Residen dan Bupati.

Para raja yang ada di nusantara menjadi kehilangan sebuah kekuasaannya lantaran digantikan oleh kekuasaan pemerintah penjajah Kolonial. Terbentuknya pemerintahan kolonial Hindia Belanda pada satu sisi sangat menguntungkan untuk bangsa Indonesia. Pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang terpusat menjadikan hubungan yang sangat dekat antara rakyat/masyarakat Indonesia dari aneka macam penjuruh daerah.

Munculnya perasaan senasib serta sepenanggungan pada masa tersebut memunculkan aneka macam macam organisasi yang mengobarkan semangat pergerakan nasional tersebut tidak lepas lantaran adanya ikatan politik kolonial Hindia Belanda.

Sebelum zaman kolonial Hindia Belanda, masyarakat Indonesia terbagi-bagi oleh sistem politik pemerintahan kerajaan. Terdapat sekitar puluhan kerajaan yang ada di aneka macam tempat di wilayah Indonesia. Pada dikala masa pemerintah kolonial Hindia Belanda, di aneka macam tempat tersebut sanggup disatukan pada satu identitas pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

j. Perubahan dalam aspek Budaya
Berbagai perubahan budaya pada masa penjajahan Belanda yaitu dalam seni bangunan, tarian, cara berpakaian, bahasa, dan teknologi. Seni pada bangunan den.gan pada masa penjajahan mengunakan gaya Eropa menyerupai pada Benteng Vredeburg di Yogyakarta. Penjajahan kolonial Belanda sangat besar lengan berkuasa terhadap adanya teknologi dan seni bangunan di wilayah Indonesia. Teknologi pada bangunan modern dikenalkan oleh Bangsa Barat di aneka macam tempat di wilayah Indonesia.

Perubahan kesenian juga terjadi terutama di masyarakat perkotaan yang mulai mengenal tarian-tarian Barat. Kebiasaan dansa dan minum-minuman yang dikenalkan para pejabat Belanda besar lengan berkuasa pada sikap sebagian masyarakat Indonesia.

Dalam bidang bahasa banyak bahasa-bahasa Belanda yang sedikit banyak memengaruhi pada kosa kata di Bahasa Indonesia. Beberapa kata yang merupakan serapan dari Bahasa Belanda antara lain : Kulkas = Koelkast, Kamar (ruangan) = Kamer- Saklar = Schakelaar, Kenop = Knopje, Keran = Kraan, Kubus = Kubus, Dus = Doos, Soak = Zwak, dan Baut, mur = Bout, Moer

Pengaruh kolonial yang lain yaitu persebaran agama Katolik di Indonesia. Pengaruh kolonial yang lain yaitu persebaran agama Katolik di Indonesia. Penyebaran agama Katolik sangat intensif seiring dengan datangnya Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia pada kala ke-16. Kedatangan Bangsa-bangsa Barat itu semakin memantapkan dan mempercepat penyebaran Agama Katolik di Indonesia. 
Perubahan Masyarakat Kala Penjajahan Hindia Belanda Perubahan Masyarakat Kala Penjajahan Hindia Belanda Reviewed by dannz on 3:31 PM Rating: 5