Membaca Teks “Ekspor Kain Sarung Ke Negeri Yaman”

Ekspor yakni penjualan barang ke luar negeri dengan memakai sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Pengusaha Indonesia yang akan mengekspor barang tentu saja mempunyai relasi dengan orang yang akan mengimpor barang tersebut. Sebelum proses ekspor impor terjadi, pengekspor atau pengusaha bernegosiasi dengan bank untuk mendapat modal usahanya. Teks berjusul Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman menggambarkan kesuksesan Haji Sultoni dalam menjalankan perjuangan kain sarung. Setelah ia mendapat dukungan dari sebuah bank, usahanya berkembang pesat.

Kain sarung ternyata tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia saja. Di negeri-negeri lain juga masyarakatnya juga sangat menggemari kain sarung untuk digunakan sebagai aksesori pakaian sehari-hari. Kain sarung asal Indonesia ternyata sangat digemari oleh orang-orang Somalia, Saudi Arabia dan Yaman. Melihat ada potensi pasar kain sarung di Kawasan Timur Tengah tersebut tahun Pak Sultoni mengekspor kain sarung ke tempat tersebut.

Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman
Kain sarung ternyata tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh masyarakat di negara-negara lain, menyerupai Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, sampai ke negeri Asia Tengah, menyerupai India, Pakistan, dan Bangladesh. Bahkan, masyarakat negara-negara di Kawasan Timur Tengah, menyerupai Saudi Arabia, Yaman, Dubai, dan Somalia sangat menggemari kain sarung untuk digunakan sebagai aksesori pakaian sehari-hari.

Kain sarung asal Indonesia, berdasarkan H. Sultoni (53), sangat digemari oleh orang-orang Somalia, Saudi Arabia, dan Yaman. Melihat potensi pasar kain sarung yang cukup besar di Kawasan Timur Tengah itu, pada tahun 2005 ia mengekspor kain sarung ke tempat tersebut.

Menurut pemilik perusahaan tenun tradisional asal Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah ini, kain sarung yang ia produksi merupakan hasil kerajinan alat tenun bukan mesin (ATBM). Penggunaan ATBM merupakan kekhasan kain yang dihasilkan. Tidak mengherankan bahwa pada ketika pembeli tiba ke Pemalang untuk melihat secara eksklusif proses produksi kain sarung dengan ATBM ini, mereka sangat tertarik dan menyukainya. Bahan khusus dari rayon yang digunakan juga menjadi daya tarik bagi masyarakat di Kawasan Timur Tengah. Jenis kain ini tidak panas bila digunakan pada siang hari dan hangat bila digunakan pada malam hari. Motif dan desain juga sangat menentukan daya tarik. Sebagian besar menentukan kain yang bercorak gelap dan kain dengan warna-warna cerah.

H. Sultoni mendirikan perjuangan tenun tradisional ini semenjak tahun 1996. Meski persaingan bisnis di bidang produksi tekstil sangat ketat, berkat kejeliannya dalam membidik peluang bisnis yang tepat, perjuangan yang ia dirikan terus meningkat dan bertahan sampai kini. Salah satu kejeliannya yakni memproduksi kain tenun sarung khusus dari materi rayon. Jenis kain sarung dari materi rayon ini mempunyai pasar yang sangat spesifik, yaitu sangat diminati bila dipasarkan di tempat yang mempunyai suhu ekstrem, menyerupai Kawasan Timur Tengah.

Untuk membuatkan usahanya, H. Sultoni semenjak tahun 2006 menjadi nasabah sebuah bank. Pada tahun 2006 untuk pertama kalinya ia memakai jasa perbankan dengan mengambil kredit dari bank tersebut sebesar Rp10 juta. Uang tersebut sebagian besar digunakan untuk membeli materi baku. Dengan dukungan permodalan dari bank, perjuangan tersebut makin bertambah besar.

Keinginan H. Sultoni untuk membuatkan usahanya tidak terlepas dari idealismenya untuk melestarikan produk kerajinan kain sarung yang sudah semenjak usang berkembang di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah itu. Kegiatan produktif tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat sebab sanggup menyediakan lapangan kerja serta sanggup memperlihatkan pendapatan yang cukup bagi warga desa. Dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai di desa, masyarakat tidak harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.

Saat ini H. Sultoni telah menjadi kawan bagi 30 perajin kain sarung di wilayahnya dengan karyawan tidak kurang dari 600 orang. Jumlah kain yang dihasilkan juga banyak, yaitu mencapai 600 kodi dengan omzet tidak kurang dari Rp2 miliar per bulan. Bimbingan kepada para perajin plasma diberikan terus untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas semoga sanggup bersaing di pasar ekspor dengan harga yang terjangkau. Lagi pula, bank tempat H. Sultoni menjadi nasabah sangat mendukung dan memperlihatkan kesempatan kepada perajin untuk memperluas pemasaran dengan mengikutsertakan mereka ke aneka macam pameran, baik di dalam maupun di luar negeri. (Diadaptasi dari: Wirausaha Keuangan, Edisi 94/2012: 65)

Negosiasi antara Pengusaha dan Pihak Bank
Untuk mendapat dukungan kredit dari bank pengusaha yang diceritakan dalam teks tersebut harus mengajukan usulan yang dilengkapi dengan kegiatan yang jelas. Gambarkan dalam teks tersebut bahwa untuk membuatkan usahanya, pengusaha itu mengajukan kredit kepada bank sebesar Rp200.000.000,00. Ia menemui kepala pecahan kredit untuk bernegosiasi, tetapi pengajuan kreditnya hanya disetujui Rp150.000,000,00.

1.Pengusaha:"Selamat siang ”.Orientasi
2.Pihak Bank:”Selamat siang. Ada yang bisa admin bantu? ”
3.Pengusaha:”Ya, admin ingin bertemu dengan kepala pecahan kredit.”
4.Pihak Bank:"Kebetulan, admin yakni kepala pecahan kredit bank ini. Silahkan duduk!"Pengajuan
5.Pengusaha:”Terima kasih. Begini pak. Saya akan membuatkan perjuangan admin, jadi admin akan mengajukan kredit
6.Pihak Bank:”Berapa jumlah uang yang Anda butuhkan untuk membuatkan perjuangan Anda?
7.Pengusaha:Saya membutuhkan dana sebesar 200 juta rupiah. bisakah admin mendapat pinjaman itu?”Penawaran
8.Pihak Bank:”Maaf, Pak. Jumlah pinjaman bapak terlalu besar sehingga kami tidak bisa memperlihatkan pinjaman. Bagaimana bila sebesar 100 juta saja Pak?”
9.Pengusaha:”Apa tidak bisa lebih dari itu Pak ? Saya kan sudah usang menjadi nasabah di bank ini.
10.Pihak Bank:”Kami sangat menghargai kesetiaan Anda pada bank ini. Tetapi peraturan kami tidak memperbolehkan memperlihatkan pinjaman sebesar itu untuk jenis perjuangan yang bapak lakukan. Baiklah untuk bapak admin berikan 130 juta. Bagaimana Pak? ”
11.Pengusaha:”Tolong usahakan lebih dari itu Pak. Usaha admin membutuhkan dana sebesar akan admin gunakan untuk membuatkan perjuangan ekspor sarung ke beberapa negara.”
12.Pihak Bank:”Baiklah Pak. Kami hanya bisa memperlihatkan pinjaman sebesar 150 juta saja. Itu merupakan batas maksimal pemberian penjaman untuk jenis perjuangan yang bapak lakukan. Bagaimana, Pak?”
13.Pengusaha:"Baiklah. Akan admin ambil. Kalau bisa, uang dicairkan secepatnya.”Persetujuan
14.Pihak Bank:”Jika proses administrasinya sudah selesai. Uang tersebut bisa dicairkan besok. Silahkan besok bapak tiba saja ke sini menemui admin.”
15.Pengusaha:"Ok, besok admin akan tiba lagi ke sini? ”
16.Pihak Bank:”Kami akan berusaha memperlihatkan pelayanan yang terbaik untuk bapak.”
17.Pengusaha:”Baiklah kalau begitu terima kasih atas kerjasamanya, admin permisi dahulu Pak. Selamat siang!"Penutup
18.Pihak Bank:”Sama-sama Pak. Selamat siang.”(bersalaman)
19.Pengusaha:”Permisi.” (keluar dari bank)

Bacalah teks perundingan antara pengusaha dan pihak bank yang telah dibentuk tersebut sekali lagi. Susunlah kembali teks tersebut ke dalam bentuk prosa monolog, bukan dialog. Buatlah teks ke dalam tiga paragraf saja. Paragraf pertama pembukaan, paragraf kedua isi, dan paragraf ketiga penutup.

Pembukaan
Pada suatu hari, seorang pengusaha sarung tenun tradisional pergi ke bank untuk meminjam uang. Uang tersebut akan digunakan untuk membuatkan usahnya yaitu mengekspor sarung ke tempat Asean dan Timur Tengah.

Isi
Setelah pengusaha bertemu dengan pihak bank, ia mengungkapkan keinginanya untuk membuatkan perjuangan dan bermaksud meminjam uang sebesar Rp 200.000.000,-. Tetapi pihak bank menolak harapan pengusaha tersebut sebab alasan jenis perjuangan tersebut dan terjadilah proses negosiasi. Tidak berapa usang sehabis itu, mereka sepakat dengan meminjamkan uang kepada pengusaha sebesar Rp 150.000.000,-. Setelah proses manajemen simpulan pihak bank mencaikan uang pinjaman pengusaha.

Penutup
Pengusaha mengucapkan terima kasih kepada pihak bank, sebaliknya pihak bank juga membalas ucapanya dan tidak lupa mengulurkan tangan untuk bersalaman sebagai tanda mereka telah terjadi akad pemberian pinjaman.
Membaca Teks “Ekspor Kain Sarung Ke Negeri Yaman” Membaca Teks “Ekspor Kain Sarung Ke Negeri Yaman” Reviewed by dannz on 4:53 AM Rating: 5