Karakteristik Suara Dan Pemantulan Bunyi

Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambatkan energi gelombang di udara hingga terdengar oleh reseptor pendengar. Bunyi ditimbulkan oleh benda-benda yang bergetar. Syarat terdengarnya bunyi diantaranya yaitu adanya sumber bunyi, adanya medium (zat perantara), baik padat, cair maupun gas, dan indera pendengar dalam kondisi baik. Misalnya bunyi garpu tala menuju indera pendengaran dihantarkan oleh rapatan dan regangan partikel-partikel udara. Pada waktu bunyi keluar dari garpu tala, eksklusif akan menumbuk molekul-molekul udara. Molekul udara ini akan menumbuk udara disebelahnya yang menjadikan terjadinya rapatan dan regangan demikian seterusnya hingga ke telinga.

Molekul udara tidak berpindah, tetapi hanya merapat dan meregang. Bunyi hingga indera pendengaran sebab merambat dalam bentuk gelombang. Gelombang yang tersusun dari rapatan dan regangan yaitu gelombang longitudinal. Tanpa adanya medium atau zat perantara, bunyi tak sanggup merambat. Hal ini menjadikan bunyi termasuk jenis gelombang mekanik.

Kecepatan bunyi tergantung pada temperatur, sehingga semakin rendah suhu lingkungan semakin besar kecepatan bunyi. Hal ini menandakan mengapa pada malam hari bunyi terdengar lebih terang daripada siang hari. Selain dipengaruhi oleh suhu, cepat rambat bunyi di udara juga dipengaruhi oleh medium. Beberapa pola cepat rambat bunyi dalam aneka macam medium antara lain sebagai berikut.
No.MediumCepat Rambat Bunyi (m/s)
1.Udara (0° C)331
2.Udara (15° C)340
3.Air (25° C)1490
4.Air maritim (25° C)1530
5.Alumunium (20° C)5100
6.Tembaga (20° C)3560
7.Besi (20° C)5130

Frekuensi Bunyi
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibagi menjadi tiga, yaitu infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
  1. Infrasonik, yaitu bunyi yang frekuensinya dibawah 20 Hz (Hanya sanggup didengar oleh beberapa jenis binatang : anjing dan jangkrik).
  2. Audio Sonik, Adalah bunyi yang frekuensinya diantara 20 Hz – 20.000 Hz (Dapat didengar oleh Manusia).
  3. Ultrasonik, Bunyi yang frekuensinya diatas 20.000 Hz (Tidak sanggup didengar oleh manusia, namun ada jenis binatang tertentu yang sanggup mendengar bunyi ini : Kelelawar dan ikan lumba – lumba). Pada bidang teknologi ultrasonik sanggup dimanfaatkan untuk: Pemeriksaan Janin (USG), Memusnahkan basil pada masakan yang diawetkan, Meratakan adonan (Campuran besi dan timah, adonan nikel dan baja), Meratakan adonan susu homogen.
A. Karakteristik Bunyi

Tinggi rendah dan berpengaruh lemah bunyi
Pada orang dewasa, bunyi wanita akan lebih tinggi dibandingkan bunyi laki-laki. Pita bunyi pria yang bentuknya lebih panjang dan berat, menjadikan pria mempunyai nada dasar sebesar 125 Hz, sedangkan wanita mempunyai nada dasar satu oktaf (dua kali lipat) lebih tinggi, yaitu sekitar 250 Hz.  Tinggi rendahnya nada ini ditentukan frekuensi bunyi tersebut. Semakin besar frekuensi bunyi, akan semakin tinggi nadanya.

Amplitudo yaitu simpangan maksimum dari suatu gelombang yang akan menghipnotis berpengaruh lemahnya bunyi. Semakin besar energy yang dipancarkan oleh suatu sumber getar, semakin berpengaruh bunyi yang didengar. Jadi, berpengaruh dan lemahnya suatu bunyi bergantung pada besar kecilnya amplitudo gelombang.

Pada ketika bermain gitar frekuensi senar yang bergetar bergantung pada hal-hal berikut.
  • Panjang senar, semakin panjang senar, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
  • Tegangan senar, semakin besar tegangan senar, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
  • Luas penampang senar, semakin kecil penampang senar, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.

Nada dan Desah
  • Nada yaitu bunyi yang mempunyai frekuensi yang teratur atau jumlah getaran pada setiap detiknya sama. Contoh nada dalam kehidupan sehari-hari yakni bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat musik ibarat gitar, piano, seruling, dan harmonika.
  • Desah yaitu bunyi yang mempunyai frekuensi yang tidak teratur. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan desah yakni bunyi ombak, bunyi hujan, bunyi angin, dan bunyi keramaian di pasar.
Beberapa deret nada yang berlaku standar yaitu sebagai berikut.
Deret nadacdefgabc
Bacadoremifasollasido
Frekuensi264297330352396440495528
Perbandingan2427303236404548
    Warna atau kualitas bunyi
    Setiap musik akan mengeluarkan bunyi yang khas. Suara yang khas ini disebut kualitas bunyi atau yang sering disebut timbre. Begitu pula pada manusia, juga mempunyai kualitas bunyi yang berbeda-beda, ada yang mempunyai bunyi merdu atau serak.

    Resonansi
    Resonansi merupakan bencana ikut bergetarnya suatu benda sebab dampak getaran benda lain. Syarat – syarat terjadinya resonansi yaitu sebagai berikut :
     Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambatkan energi gelombang di udara hingga  Karakteristik Bunyi dan Pemantulan Bunyi
    • Frekuensi sama dengan frekuensi sumber getar
    • Benda terdiri atas selaput tipis (Selaput gendang telinga, kult gendang dan lain-lain)
    • Kolam udara yang panjangnya kelipatan ganjil dari ¼ λ sumber yang bergetar.
    Ketika kita berbicara, kita sanggup mengatur bunyi menjadi lebih tinggi atau rendah. Organ yang berperan dalam pengaturan terjadinya bunyi yaitu pita bunyi dan kotak bunyi yang berupa pipa pendek. Pada ketika kita berbicara pita bunyi akan bergetar, Getaran itu diperkuat oleh udara dalam kotak bunyi yang beresonansi dengan pita bunyi pada frekuensi yang sama. Akibatnya, amplitudo lebih besar sehingga kita sanggup mendengar bunyi yang nyaring.

    Pada indera pendengaran insan juga memanfaatkan prinsip resonansi. Telinga insan mempunyai selaput tipis. Selaput itu gampang sekali bergetar apabila di luar terdapat sumber getar meskipun frekuensinya tidak sama dengan selaput gendang telinga. Selaput tipis sangat gampang beresonansi, sehingga sumber getar yang frekuensinya lebih kecil atau lebih besar dengan gampang menimbulkan selaput tipis ikut bergetar.

    B. Pemantulan Bunyi
    Jika rambatan bunyi mengenai atau hingga pada bidang tertentu, maka gelombang bunyi itu akan dipantulkan. Hukum pemantulan bunyi yaitu sebagai berikut:
    • Bunyi datang, bunyi pantul dan garis normal terletak pada bidang yang sama.
    • Sudut tiba = sudut pantul

    Macam-macam bunyi pantul
    • Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli. Ketika berbicara di ruangan sempit bunyi yang terdengar lebih keras sebab jarak sumber bunyi dan dinding pemantul berdekatan sehingga selang waktu antara bunyi orisinil dan bunyi pantul sangat kecil. Antar bunyi akan terdengar bersamaan dengan bunyi orisinil dan bunyi orisinil terdengar lebih keras tetapi tidak jelas.
    • Gema merupakan terdengarnya bunyi pantul sesudah bunyi orisinil tamat diucapkan. Hal ini akan terjadi jikalau anda mengucapkan suatu bunyi dari jarak jauh yang di depannya ada sebuah tebing atau gedung yang tinggi.
    • Gaung (kerdam) merupakan terdengarnya kembali sebagian dari bunyi asli. Contoh dalam kehidupan sehari-hari bunyi gaung yaitu pada ketika kita berbicara di dalam sebuah gedung.

    Manfaat Pemantulan Bunyi
    Banyak manfaat yang didapatkan dari pemantulan bunyi ini, seperti:
    • Mengukur kedalaman maritim dan panjang lorong gua.
    • Survey geofisika.
    • Kacamata tunanetra.
    • Mendeteksi keberadaan ikan dibawah kapal.
    Karakteristik Suara Dan Pemantulan Bunyi Karakteristik Suara Dan Pemantulan Bunyi Reviewed by dannz on 1:13 PM Rating: 5