Secara umum konstruksi materi tekstil terjadi lantaran susunan benang lungsin dan benang pakan. Benang lungsin yakni benang yang membujur berdasarkan panjang bahan, benang pakan yakni benang yang melintang berdasarkan lebar bahan. Tenunan yakni proses pembuatan materi tekstil yang dilakukan melalui persilangan antara benang lungsin dan benang pakan pada sudut yang sempurna satu sama lain (90 derajat). Silang tenun terdiri dari bermacam macam silang dasar dan variasinya. Silang dasar dikelompokkan menjadi tiga yaitu, silang polos, silang satin dan silang kepar.
1. Silang Polos (silang lenan)
Silang polos memiliki persilangan yang paling banyak antara benang lungsin dan benang pakan. Disebut juga dengan silang lenan lantaran seluruh materi lenan ditenun dengan silang polos. Bahan tekstil yang ditenun dengan silang polos memiliki permukaan yang sama antara bab yang baik dan bab yang buruk.
Silang polos merupakan bentuk silang yang paling renta dan paling banyak dipergunakan untuk produksi materi tekstil. Kelebihan silang polos antara lain berpengaruh lantaran banyak persilangannya dan licin lantaran persilangan akrab satu sama lain, serta tidak gampang bertiras dan benangnya tidak gampang tersangkut.
Kontruksi materi tekstil yang dibentuk dengan silang polos paling sedikit terdiri dari dua benang lungsin dan dua benang pakan. Meskipun tenunan polos sangat sederhana, namun sanggup dikembangkan dalam banyak sekali variasi. Pengembangan tenunan polos sanggup dilakukan dengan memaksimalkan jenis tenunan ini antara lain, blacu,bahan putih, poplin, berkolin, zepir, lenan kapas, laken, crape de chine, crape georgette, organdi dan batist.
Ada bebarapa jenis turunan silang polos antara lain alur lunsing (alur lintang) dan alur pakan (alur bujur). Alur terjadi apabila benang pakan dan benang lungsin pada tenunan yang tidak sama besar.
Ada bebarapa jenis turunan silang polos antara lain alur lunsing (alur lintang) dan alur pakan (alur bujur). Alur terjadi apabila benang pakan dan benang lungsin pada tenunan yang tidak sama besar.
- Alur Lungsin (alur lintang). Disebut alur lungsin atau alur lintang lantaran benang lungsin lebih banyak terlihat diatas tenunan. Alur ini terjadi apabila sehelai benang pakan besar atau beberapa helai benang lungsin disatukan. Karena benang pakan lebih besar dari pada benang lungsin maka terjadi alur yang melintang pada tenunan. Pada alur lungsin, benang pakan sama sekali tidak terlihat.
- Alur pakan (alur bujur). Disebut alur pakan atau alur bujur lantaran alur benang lungsin lebih besar dari pada benang pakan, atau beberapa benang lungsin disatukan. Karena benang lungsin lebih besar maka terjadi alur membujur. Oleh alasannya itu benang pakan yang lebih banyak terlihat di atas, kesudahannya disebut alur pakan.
2. Silang Kepar
Pada bab baik dari tenunan silang kepar terlihat alur yang arahnya serong ke kiri atau ke kanan. Timbal balik silang kepar tidak sama, kecuali pada kepar timbal balik. Pada bab baik tenunan terlihat lebih berkilau sedikit dari bab buruk. Pada salah satu bab lebih banyak terlihat benang lungsin dari pada benang pakan, pada bab yang lain sebaliknya. Apabila pada bab baik tenunan terlihat banyak lungsin, disebut kepar lungsin. Apabila terlihat banyak benang pakan, disebut kepar pakan.
Variasi silang kepar antara lain, silang kepar timbal balik, kepar diperkuat, kepar tulang banyak, kepar tulang ikan, kepar silang, dan kepar biku. Silang kepar lebih berpengaruh daripada silang polos, lantaran lebih banyak benang yang dipergunakan untuk silang kepar juga lebih berat daripada silang polos. Bahan tekstil yang dihasilkan ditenun silang kepar ialah: drill, gabardine, materi kasur, dan veterban.
3. Silang Satin
Membuat tenunan dengan silang satin paling sedikit memerlukan lima gun, oleh lantaran itu disebut satin silang lima. Gambaran yang sekecil-kecilnya dari silang satin ialah lima lungsin dan lima pakan. Satin itu disebut satin lungsin apabila yang terlihat di atas materi banyak benang lungsin. Disebut satin pakan apabila yang terlihat di atas materi banyak benang pakan. Biasanya tenunan satin lima gun ditulis 4:1, artinya empat benang lungsin di atas dan satu benang pakan di bawah. Kemungkinan yang lain 1: 4 artinya satu benang lungsin di atas dan empat benang pakan di bawah.
Lompatan pada silang satin selalu lebih dari satu, tidak pernah jumlah gun kurang satu, dan dilarang memiliki pembagi yang sama. Untuk satin lima gun lompatannya yang mungkin dua dan tiga, alasannya jika satu dan empat akan terjadi silang kepar. Silang satu enam gun mustahil sanggup dibuat, lantaran memiliki pembagi yang sama dengan lompatan. Satin tujuh gun yang mungkin sanggup dibentuk dengan lompatan dua, tiga, dan lima; bila satu atau enam akan terjadi silang kepar, lantaran enam sanggup dibagi dua dan sanggup pula dibagi tiga sehingga ada benang pakan dan lungsin yang tidak terikat.
Keuntungan silang satin ialah untuk mendapat tenunan yang berkilau, tenunan akan lebih berpengaruh lantaran memerlukan lebih banyak benang, mendapat tenunan berpori, benang yan kurang baik sanggup disembunyikan. Untuk menciptakan silang satin sanggup digunakan benang yang kurang baik, lantaran benang yang kurang baik ini sanggup disembunyikan dari permukaan tenunan itu.
Keburukannya ialah tenuna silang satin memiliki benang bebas yang panjang, oleh kesudahannya benang bebas ini lebih gampang tersangkut dan putus. Bahan tekstil materi yang ditenun silang satin ialah: satiner, materi kasur, damas, handuk berkotak, dan pellen. Variasi silang satin ialah satin yang diperkuat dan satin dril.
Selain silang dasar ada tenunan silang istimewa, ada tenunan lain yang dibentuk dengan mesin khusus yaitu dengan mesin jacquard dan mesin dobby.
4. Tenunan Mesin Jacquard
Mesin jacquard ditemukan oleh seorang Perancis berjulukan Joseph Marie Jacquard pada tahun 1790. Mesin ini dibentuk untuk mengatasi adanya corak materi tekstil yang terlalu rumit dan memerlukan banyak benang yang bersilangan. Mesin ini sudah tidak lagi memakai gun, melainkan karton yang diberi lubang. Karton itu dilubangi berdasarkan motif yang akan dibuat.
Corak silang tenun istimewa bermacam-macam, tetapi sebagai dasarnya yakni silang polos. Corak bunga bunga, daun, hewan atau tumbuh flora dibentuk dengan silang satin, sehingga motif-motif itu sangat menarik dan kelihatan berkilau. Bahan ini ditenun dalam satu warna atau lebih. Contoh materi yang ditenun dengan mesin jacquard yakni materi damas yang digunakan taplak meja, serbet makan, materi kasur, tirai pintu, permadani, dan brocade.
5. Tenun Silang dengan Mesin Dobby.
Bahan tekstil yang dihasilkan dengan mesin dobby yakni pellen. Mesin dobby hampir sama dengan mesin jacquard, tetapi lebih sederhana. Motif tenunannya merupakan bentuk persegi atau bujur sangkar, garis-garis, dan bulatan ragamnya kecil-kecil. Bahan tekstil yang dihasilkan mesin dobby antara lain, taplak meja, serbet, materi tirai, dan handuk berkotak. Bahan handuk yang dibentuk dengan mesin dobby memiliki daya serap air yang tinggi.
Macam Macam Konstruksi Tenunan
Reviewed by dannz
on
3:48 PM
Rating: