Struktur sosial merupakan sesuatu yang terdiri atas pecahan yang saling tergantung dan membentuk contoh tertentu. Dalam masyarakat kita kenal dua contoh sosial, yaitu diferesiasi sosial dan stratifikasi sosial. Dari kedua contoh tersebut akan mengakibatkan munculnya kelas-kelas sosial dan terjadinya kesenjangan sosial.
Struktur dalam Sosiologi diartikan sebagai sesuatu yang terdiri atas pecahan yang saling tergantung dan membentuk suatu contoh tertentu. Pola-pola tersebut terdiri atas contoh sikap individu atau kelompok, institusi, maupun masyarakat. Secara garis besar struktur sosial dalam masyarakat dibedakan menjadi dua macam, yaitu diferensiasi sosial dan struktur sosial.
1. Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial ialah pembedaan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara horizontal (tidak bertingkat). Pembedaan masyarakat tersebut didasarkan pada perbedaan ras, etnis atau suku bangsa, klen, agama, pekerjaan, dan jenis kelamin. Semua unsur tersebut intinya mempunyai derajat atau tingkat yang sama.
Dalam masyarakat bentuk-bentuk kelompok atau golongan yang tercipta beserta contoh hubungannya pun tidak didasarkan pada tingkatan tinggi–rendah, ataupun baik-buruknya. Akan tetapi lebih didasarkan pada kedudukannya yang sama dalam masyarakat. Bentuk-bentuk diferensiasi sosial dalam masyarakat antara lain:
a. Pembedaan ras
Ras ialah suatu sistem penjabaran yang digunakan untuk mengkategorikan insan dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal seruan geografis, tampang jasmani dan kesukuan yang terwarisi. Pembedaan ras yaitu pembedaan/penggolongan insan berdasarkan ciri-ciri fisiknya (badaniah). Ciri-ciri tersebut lebih didasarkan pada:
Pengklasifikasian ras dalam masyarakat antara lain:
b. Pembedaan agama
Agama ialah suatu peraturan yang mengatur kehidupan insan yang terdiri dari kepercayaan
dan praktik-praktik yang berafiliasi dengan hal-hal spiritual (suci). Agama mempersatukan
insan ke dalam suatu komunitas keimanan, sehingga dalam masyarakat kita jumpai pembedaan-pembedaan masyarakat berdasarkan kepercayaan dan keimanan yang terwujud dalam agama, contohnya kelompok masyarakat yang beragama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Hindu.
c. Pembedaan suku bangsa
Menurut Koentjaraningrat suku bangsa diartikan sebagai golongan insan yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan budaya, sedangkan kesadaran dan identitas tersebut sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Misalnya suku bangsa Jawa, Sunda, Madura, Batak, Ambon, dan lain-lain.
d. Pembedaan Pekerjaan
Pekerjaan atau profesi ialah suatu jenis pekerjaan yang ditekuni oleh seorang individu atau kelompok guna memenuhi kebutuhannya. Dalam diferensiasi sosial pekerjaan tidak diukur secara ekonomis, sehingga tidak ada suatu pekerjaan yang lebih baik atau lebih rendah dari pekerjaan lain. Contohnya dokter, pengrajin, PNS, insinyur, dan lain-lain.
e. Pembedaan jenis kelamin
Konsep pembedaan jenis kelamin lebih mengacu pada perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki ibarat perbedaan bentuk, tinggi serta berat badan, struktur organ reproduksi dan fungsinya, dan lain-lain. Apabila didasarkan pada hal-hal tersebut maka seharusnya tidak ada diskriminasi atas dasar kelamin, alasannya ialah tidak ada yang lebih tinggi ataupun rendah antara laki-laki dan wanita.
f. Pembedaan klen
Klen ialah penggolongan atau pengelompokan masyarakat berdasarkan keturunan (kelompok kekerabatan). Kelompok kekerabatan dalam masyarakat dibedakan menjadi patrilineal (kelompok kekerabatan yang garis keturunannya ditarik dari garis ayah) dan matrilineal (kelompok kekerabatan yang garis keturunannya ditarik dari garis ibu). Di antara kelompok-kelompok kekerabatan yang terdapat dalam masyarakat mempunyai derajat yang sama, tidak ada yang lebih tinggi ataupun rendah, baik ataupun buruk.
2. Stratifikasi Sosial
Pelapisan sosial dalam sosiologi dikenal dengan istilah stratifikasi sosial. Kata stratifikasi sosial berasal dari kata stratum (lapisan) dan socius (masyarakat). Berikut ini beberapa pengertian stratifi kasi sosial berdasarkan ahli:
Dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial ialah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah.
Dalam masyarakat, khususnya di Indonesia ukuran atau kriteria yang biasa digunakan untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan (kelas sosial) tertentu ialah sebagai berikut:
Pada umumnya sifat stratifikasi dalam masyarakat sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu:
Konsekuensi stratifikasi sosial
Setiap bentuk stratifikasi yang ada dalam masyarakat (sistem lapisan sosial) akan mempunyai konsekuensi. Beberapa konsekuensi dari adanya stratifikasi sosial, yaitu:
Struktur dalam Sosiologi diartikan sebagai sesuatu yang terdiri atas pecahan yang saling tergantung dan membentuk suatu contoh tertentu. Pola-pola tersebut terdiri atas contoh sikap individu atau kelompok, institusi, maupun masyarakat. Secara garis besar struktur sosial dalam masyarakat dibedakan menjadi dua macam, yaitu diferensiasi sosial dan struktur sosial.
1. Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial ialah pembedaan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara horizontal (tidak bertingkat). Pembedaan masyarakat tersebut didasarkan pada perbedaan ras, etnis atau suku bangsa, klen, agama, pekerjaan, dan jenis kelamin. Semua unsur tersebut intinya mempunyai derajat atau tingkat yang sama.
Dalam masyarakat bentuk-bentuk kelompok atau golongan yang tercipta beserta contoh hubungannya pun tidak didasarkan pada tingkatan tinggi–rendah, ataupun baik-buruknya. Akan tetapi lebih didasarkan pada kedudukannya yang sama dalam masyarakat. Bentuk-bentuk diferensiasi sosial dalam masyarakat antara lain:
a. Pembedaan ras
Ras ialah suatu sistem penjabaran yang digunakan untuk mengkategorikan insan dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal seruan geografis, tampang jasmani dan kesukuan yang terwarisi. Pembedaan ras yaitu pembedaan/penggolongan insan berdasarkan ciri-ciri fisiknya (badaniah). Ciri-ciri tersebut lebih didasarkan pada:
- Ciri-ciri fisik yang didasarkan bentuk badan, mencakup ukuran tubuh, warna kulit, bentuk kepala, bentuk muka, warna rambut, dan lain-lain.
- Ciri-ciri fisik yang didasarkan pada keturunan.
- Ciri-ciri fisik yang didasarkan pada asal-usul ras.
Pengklasifikasian ras dalam masyarakat antara lain:
- Ras Kaukasoid, terdiri dari orang-orang kulit putih, mencakup ras Kaukasoid Nordic, Mediterania, Alpin, dan Indik.
- Ras Mongoloid, terdiri dari orang-orang kulit kuning, yang mencakup subras Mongoloid Asia, Malaya (termasuk Indonesia) dan Amerika/Indian.
- Ras Negroid, terdiri dari orang-orang kulit gelap dengan rambut hitam dan keriting, mencakup subras Negroid Afrika, Negrito, Malenesia (termasuk orang-orang Papua) dan Austroloid.
- Ras-ras khusus, mencakup ras Bushman, dengan ukuran tubuh sedang dan warna kulitnya coklat dengan rambut keriting; ras Veddoid hampir ibarat dengan Negrito hanya saja tubuhnya lebih kecil; ras Polinesoid, dengan ukuran tubuh sedang, warna kulit coklat, dan rambut hitam berombak; ras Ainu, dengan warna kulit dan rambut ibarat ras kaukasoid, tetapi bentuk muka ras Mongoloid.
b. Pembedaan agama
Agama ialah suatu peraturan yang mengatur kehidupan insan yang terdiri dari kepercayaan
dan praktik-praktik yang berafiliasi dengan hal-hal spiritual (suci). Agama mempersatukan
insan ke dalam suatu komunitas keimanan, sehingga dalam masyarakat kita jumpai pembedaan-pembedaan masyarakat berdasarkan kepercayaan dan keimanan yang terwujud dalam agama, contohnya kelompok masyarakat yang beragama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Hindu.
c. Pembedaan suku bangsa
Menurut Koentjaraningrat suku bangsa diartikan sebagai golongan insan yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan budaya, sedangkan kesadaran dan identitas tersebut sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Misalnya suku bangsa Jawa, Sunda, Madura, Batak, Ambon, dan lain-lain.
d. Pembedaan Pekerjaan
Pekerjaan atau profesi ialah suatu jenis pekerjaan yang ditekuni oleh seorang individu atau kelompok guna memenuhi kebutuhannya. Dalam diferensiasi sosial pekerjaan tidak diukur secara ekonomis, sehingga tidak ada suatu pekerjaan yang lebih baik atau lebih rendah dari pekerjaan lain. Contohnya dokter, pengrajin, PNS, insinyur, dan lain-lain.
e. Pembedaan jenis kelamin
Konsep pembedaan jenis kelamin lebih mengacu pada perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki ibarat perbedaan bentuk, tinggi serta berat badan, struktur organ reproduksi dan fungsinya, dan lain-lain. Apabila didasarkan pada hal-hal tersebut maka seharusnya tidak ada diskriminasi atas dasar kelamin, alasannya ialah tidak ada yang lebih tinggi ataupun rendah antara laki-laki dan wanita.
f. Pembedaan klen
Klen ialah penggolongan atau pengelompokan masyarakat berdasarkan keturunan (kelompok kekerabatan). Kelompok kekerabatan dalam masyarakat dibedakan menjadi patrilineal (kelompok kekerabatan yang garis keturunannya ditarik dari garis ayah) dan matrilineal (kelompok kekerabatan yang garis keturunannya ditarik dari garis ibu). Di antara kelompok-kelompok kekerabatan yang terdapat dalam masyarakat mempunyai derajat yang sama, tidak ada yang lebih tinggi ataupun rendah, baik ataupun buruk.
2. Stratifikasi Sosial
Pelapisan sosial dalam sosiologi dikenal dengan istilah stratifikasi sosial. Kata stratifikasi sosial berasal dari kata stratum (lapisan) dan socius (masyarakat). Berikut ini beberapa pengertian stratifi kasi sosial berdasarkan ahli:
- Pitirim A. Sorokin (Dalam Basrowri 60 ; 2005) Stratifikasi sosial diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (herarkis). Perwujudannya ialah kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.
- Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (iiix ; 1999) Stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
- Soejono Soekanto (228 ; 2005) Stratifikasi sosial ialah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal.
- Astried S. Susanto (98 ; 1983) Stratifikasi sosial ialah hasil kebiasaan kekerabatan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap ketika mempunyai situasi yang memilih hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakatnya.
- D. Hendropuspito OC (109 ; 1990) Stratifikasi sosial ialah tatanan vertikal aneka macam lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan.
Dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial ialah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah.
Dalam masyarakat, khususnya di Indonesia ukuran atau kriteria yang biasa digunakan untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan (kelas sosial) tertentu ialah sebagai berikut:
- Ukuran kekayaan. Barang siapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, ia akan masuk ke dalam lapisan sosial teratas.
- Ukuran kekuasaan. Barang siapa yang mempunyai kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan sosial teratas.
- Ukuran kehormatan. Orang yang paling disegani dan dihormati akan mendapat dan menduduki lapisan sosial teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional.
- Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan digunakan sebagai ukuran oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadang kala dimaknai secara negatif oleh masyarakat, alasannya ialah ternyata bahwa bukan ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya atau ijazahnya.
Pada umumnya sifat stratifikasi dalam masyarakat sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Stratifikasi sosial terbuka seorang atau kelompok anggota masyarakat mempunyai peluang atau kemungkinan yang besar untuk berpindah ke kelompok, kelas atau lapisan sosial lainnya. Contohnya seorang anak presiden belum tentu sanggup mencapai kedudukan sebagai presiden. Tetapi sebaliknya, warga masyarakat pada umumnya ada kemungkinan sanggup mencapai kedudukan sebagai presiden.
- Stratifikasi sosial tertutup seorang individu atau kelompok kemungkinan untuk pindah dari satu golongan atau kelas sosial ke golongan atau kelas sosial lain sangat kecil. Contoh masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup sanggup ditunjukkan dengan sistem kasta pada masyarakat India.
- Stratifikasi sosial adonan Dalam masyarakat terdapat unsur-unsur yang menggabungkan antara sifat yang terbuka dan tertutup. Misalnya dalam suatu kelompok mungkin dalam sistem politiknya menerapkan sistem stratifikasi sosial tertutup, namun dalam bidang-bidang atau unsur-unsur sosial lainnya ibarat ekonomi, budaya, dan lain-lain memakai sistem stratifikasi sosial terbuka. Contohnya dalam masyarakat Bali. Dalam bidang budaya dikenal sistem atau budaya kasta yang tertutup dan tidak memungkinkan anggota masyarakat berpindah kedudukan sosialnya. Namun di bidang lain, contohnya bidang ekonomi, masyarakat Bali tidak mengenal kasta dan bersifat terbuka.
Konsekuensi stratifikasi sosial
Setiap bentuk stratifikasi yang ada dalam masyarakat (sistem lapisan sosial) akan mempunyai konsekuensi. Beberapa konsekuensi dari adanya stratifikasi sosial, yaitu:
- Timbulnya kelas sosial. Stratifikasi sosial menggolong-golongkan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial atas akan berbagi pola-pola tertentu dan akan sangat membatasi anggotanya semoga berbeda dari kelompok lainnya. Sebaliknya, kelompok yang ada di bawahnya akan berusaha memalsukan kelompok sosial yang berada di atasnya.
- Kesenjangan sosial merupakan perbedaan jarak antara kelompok atas dengan kelompok bawah. Kelompok atas yang kaya, dengan kekayaannya akan semakin berpengaruh untuk bertahan hidup. Sebaliknya, kelompok bawah yang miskin akan menjadi kelompok yang terpinggirkan.
- Polarisasi berarti atau pembagian kekuasaan masyarakat menjadi dua kelas, yaitu kelas atas dan kelas bawah yang tidak lagi didasarkan hanya pada kehormatan saja, akan tetapi lebih pada unsur kepentingan dan kekuatan dari dua kelompok masyarakat tersebut yang saling berlawanan.
Struktur Sosial Dan Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat
Reviewed by dannz
on
12:24 AM
Rating: