Manusia yaitu makhluk sosial. Kita tidak sanggup hidup sendiri. Kita perlu berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Kita sering mendengar bahwa dengan bekerja sama, pekerjaan lebih gampang dan tujuan lebih cepat tercapai. Kerja sama sanggup dimulai di lingkungan rumah. Seperti anda ketahui bahwa rumah yaitu daerah tinggal keluarga.
Salah satu rujukan kolaborasi yang sangat sederhana di lingkungan keluarga yaitu menjaga kebersihan rumah. Menjaga kebersihan rumah tidak sanggup dilakukan oleh satu orang saja, namun perlu melibatkan seluruh anggota keluarga, contohnya dengan melaksanakan kerja bakti.
Kerja sama juga dibutuhkan untuk membuat masyarakat sehat. Banyak cara yang sanggup dilakukan, misalnya: melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan secara rutin, memilah dan mengolah sampah bersama-sama, menanam pohon di lingkungan rumah, serta mencegah penyebaran penyakit menular melalui 3 M (menguras daerah penampungan air secara rutin, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang yang tidak terpakai yang sanggup menjadikan genangan air). Tanpa kerja sama, masyarakat sehat tidak akan terlaksana.
Untuk membangun masyarakat sehat dibutuhkan kolaborasi dari semua masyarakat. Kerja sama tersebut dimulai dari merawat janin dalam kandungan hingga dewasa. Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat yaitu :keadaan yang bekerjasama dengan status kesehatan masyarakat, mencakup indikator komprehensif menyerupai angka maut agresif menurun, rasio angka mortalitas proporsional rendah, dan umur impian hidup meningkat
Indikator spesifik dari masyarakat sehat antara lain angka maut ibu dan anak menurun, angka maut sebab penyakit menular menurun, dan angka kelahiran menurun. Sedangkan dari indikator pelayanan kesehatan antara lain rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang, distribusi tenaga kesehatan merata, isu lengkap wacana jumlah daerah tidur di rumah sakit, kemudahan kesehatan lain dan sebaginya, dan isu wacana jumlah saran pelayanan kesehatan di antaranya rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin dan sebaginya.
Untuk mewujudkan keadaan sehat yang paripurna, semua pihak mesti diberdayakan dan diingatkan kembali akan tugas penting menjaga dan menggalang 3 (tiga) pilar penunjang kesehatan guna mewujudkan masyarakat sehat.
Berikut yaitu acara dan kolaborasi yang diharapkan dari masyarakat supaya terwujud masyarakat yang sehat.
1. Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan hingga 5 tahun di posyandu. Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat perkembangannya).
Balita dikatakan naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.
Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna diatasnya. Sedangkan balita dikatakan tidak naik apabila garis pertumbuhannya menurun atau garis pertumbuhannya mendatar, dan garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebih muda.
Balita dikatakan mempunyai gizi kurang apabila berat tubuh tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus. gampang sakit, tampak lesu dan lemah, dan gampang menangis dan rewel. Ada berapa macam gizi jelek pada balita yaitu : Kwarshiorkor, Marasmus, dan Marasmus-Kwarshiorkor.
2. Menggunakan Air Bersih untuk Memasak dan Mencuci
Air yaitu kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, supaya kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Air higienis secara fisik sanggup dibedakan melalui indera kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
Air yang higienis sangat bermanfaat bagi kesehatan sebab air higienis sanggup menghindarkan dari gangguan penyakit menyerupai diare, kolera, disentri,thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
3. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan yaitu proses yang secara mekanis melepaskan kotorandan debris dari kulit tangan dengan memakai sabun biasa dan air. Mencuci tangan yaitu menggosok air dengan sabun secara bahu-membahu seluruh kulit permukaan tangan dengan besar lengan berkuasa dan ringkas kemudian dibilas dibawah anutan air.
Manfaat Mencuci Tangan. Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling fundamental untuk menghindari masuknya basil kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan manfaat: supaya tangan bersih, membasmi tangan dari basil dan mikroorganisme, dan mencegah penularan penyakit.
Bagi setiap orang, mencuci tangan yaitu satu tindakan yang takkan lepas kapanpun. Karena merupakan perlindungan diri terhadap lingkungan luar. Waktu yang sempurna untuk melaksanakan basuh tangan antara lain : sebelum dan setelah maka, setelah buang air besar, setelah bermain, sebelum dan setelah beraktifitas.
4. Menggunakan Jamban Sehat
Jamban yaitu suatu ruangan yang mempunyai kemudahan pembuangan kotoran insan yang terdiri atas daerah jongkok atau daerah duduk dengan leher bebek atau tanpa leher bebek (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban dipakai dengan tujuan ;
Jamban yang sehat mempunyai ciri-ciri antara lain tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber ai minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter), tidak berbau, kotoran tidak sanggup dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah disekitarnya, gampang dibersihkan dan kondusif digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi cukup, lantai kedap air dan luas ruangan memadai, dan tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Salah satu rujukan kolaborasi yang sangat sederhana di lingkungan keluarga yaitu menjaga kebersihan rumah. Menjaga kebersihan rumah tidak sanggup dilakukan oleh satu orang saja, namun perlu melibatkan seluruh anggota keluarga, contohnya dengan melaksanakan kerja bakti.
Kerja sama juga dibutuhkan untuk membuat masyarakat sehat. Banyak cara yang sanggup dilakukan, misalnya: melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan secara rutin, memilah dan mengolah sampah bersama-sama, menanam pohon di lingkungan rumah, serta mencegah penyebaran penyakit menular melalui 3 M (menguras daerah penampungan air secara rutin, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang yang tidak terpakai yang sanggup menjadikan genangan air). Tanpa kerja sama, masyarakat sehat tidak akan terlaksana.
Untuk membangun masyarakat sehat dibutuhkan kolaborasi dari semua masyarakat. Kerja sama tersebut dimulai dari merawat janin dalam kandungan hingga dewasa. Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat yaitu :keadaan yang bekerjasama dengan status kesehatan masyarakat, mencakup indikator komprehensif menyerupai angka maut agresif menurun, rasio angka mortalitas proporsional rendah, dan umur impian hidup meningkat
Indikator spesifik dari masyarakat sehat antara lain angka maut ibu dan anak menurun, angka maut sebab penyakit menular menurun, dan angka kelahiran menurun. Sedangkan dari indikator pelayanan kesehatan antara lain rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang, distribusi tenaga kesehatan merata, isu lengkap wacana jumlah daerah tidur di rumah sakit, kemudahan kesehatan lain dan sebaginya, dan isu wacana jumlah saran pelayanan kesehatan di antaranya rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin dan sebaginya.
Untuk mewujudkan keadaan sehat yang paripurna, semua pihak mesti diberdayakan dan diingatkan kembali akan tugas penting menjaga dan menggalang 3 (tiga) pilar penunjang kesehatan guna mewujudkan masyarakat sehat.
- Peran serta aktif. Program kesehatan mulai dari promosi, pencegahan, pengobatan dan pemulihan, telah ditetapkan sesuai situasi geografis dan demografis masyarakat. Kegiatan ini akan optimal jikalau seluruh kalangan masyarakat sanggup saling berperan serta aktif, tidak selalu dan terlalu tergantung dengan dukungan pemerintah. Para tokoh, panutan, sesepuh, kader kesehatan, harus turut aktif dan lebih proaktif, secara terus menerus, menggalang tugas serta masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat.
- Kerjasama terpadu. Keterpaduan acara juga sangat dibutuhkan supaya setiap acara dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, sanggup dijalankan dengan baik. Kerjasama yang terjalin secara terpadu ini sanggup bersifat acara lintas jadwal dan lintas instansi sektoral yang sangat terkait dengan upaya pemberdayaan kesehatan masyarakat.
- Pelayanan prima. Jenis pelayanan kesehatan yang telah diprogramkan dari tahap pencegahan hingga pemulihan, telah ditetapkan menurut standar prosedural yang rasional. Tetap perlu ada upaya pembenahan internal dan eksternal, supaya upaya pelayanan yang telah dijalankan menunjukkan hasil prima yang optimal dan pengaruh kepuasan utama yang handal bagi semua pihak.
Berikut yaitu acara dan kolaborasi yang diharapkan dari masyarakat supaya terwujud masyarakat yang sehat.
1. Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan hingga 5 tahun di posyandu. Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat perkembangannya).
Balita dikatakan naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.
Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna diatasnya. Sedangkan balita dikatakan tidak naik apabila garis pertumbuhannya menurun atau garis pertumbuhannya mendatar, dan garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebih muda.
Balita dikatakan mempunyai gizi kurang apabila berat tubuh tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus. gampang sakit, tampak lesu dan lemah, dan gampang menangis dan rewel. Ada berapa macam gizi jelek pada balita yaitu : Kwarshiorkor, Marasmus, dan Marasmus-Kwarshiorkor.
2. Menggunakan Air Bersih untuk Memasak dan Mencuci
Air yaitu kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, supaya kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Air higienis secara fisik sanggup dibedakan melalui indera kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
- Air tidak berwarna harus bening/jernih.
- Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busadan kotoran lainnya.
- Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,dan tidak pahit, harus bebas dari materi kimia beracun.
- Air tidak berbau menyerupai bau amis, anyir, busuk atau bau belerang.
Air yang higienis sangat bermanfaat bagi kesehatan sebab air higienis sanggup menghindarkan dari gangguan penyakit menyerupai diare, kolera, disentri,thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
3. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan yaitu proses yang secara mekanis melepaskan kotorandan debris dari kulit tangan dengan memakai sabun biasa dan air. Mencuci tangan yaitu menggosok air dengan sabun secara bahu-membahu seluruh kulit permukaan tangan dengan besar lengan berkuasa dan ringkas kemudian dibilas dibawah anutan air.
Manfaat Mencuci Tangan. Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling fundamental untuk menghindari masuknya basil kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan manfaat: supaya tangan bersih, membasmi tangan dari basil dan mikroorganisme, dan mencegah penularan penyakit.
Bagi setiap orang, mencuci tangan yaitu satu tindakan yang takkan lepas kapanpun. Karena merupakan perlindungan diri terhadap lingkungan luar. Waktu yang sempurna untuk melaksanakan basuh tangan antara lain : sebelum dan setelah maka, setelah buang air besar, setelah bermain, sebelum dan setelah beraktifitas.
4. Menggunakan Jamban Sehat
Jamban yaitu suatu ruangan yang mempunyai kemudahan pembuangan kotoran insan yang terdiri atas daerah jongkok atau daerah duduk dengan leher bebek atau tanpa leher bebek (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban dipakai dengan tujuan ;
- Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
- Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya.
- Tidak mengundang datangnya lalat ataus erangga yang sanggup menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit kanal pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
Jamban yang sehat mempunyai ciri-ciri antara lain tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber ai minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter), tidak berbau, kotoran tidak sanggup dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah disekitarnya, gampang dibersihkan dan kondusif digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi cukup, lantai kedap air dan luas ruangan memadai, dan tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Kerjasama Mewujudkan Masyarakat Sehat
Reviewed by dannz
on
10:11 AM
Rating: