Kurikulum 2013 menyadari kiprah penting bahasa sebagai wahana untuk berbagi pengetahuan dari seseorang ke orang-orang lain. Penerima akan sanggup menyerap pengetahuan yang disebarkan terebut hanya bila menguasai bahasa yang dipergunakan dengan baik, dan demikian juga berlaku untuk pengirim. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII disusun dengan berbasis teks, baik verbal maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana pengetahuan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber berguru lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Berikut ini ialah jenis-jenis teks yang diajarkan di kelas VII.
A. Teks Laporan Hasil Observasi
Teks hasil observasi disebut juga teks laporan observasi atau teks laporan. Teks hasil observasi ialah teks hasil pengamatan, secara rinci, sistematis dan bersifat faktual (semua yang berada di teks tersebut benar benar ada atau berdasarkan fakta).
Struktur Teks
Teks laporan hasil observasi terdiri atas cuilan pembuka berupa definisi umum, cuilan isi berupa deskripsi bagian, dan cuilan final berupa deskripsi kegunaan.
Unsur Kebahasaan
Unsur kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi berupa referensi kata, konjungsi, kata berimbuhan, dan kelompok kata.
B. Teks Deskripsi
Teks deskripsi ialah teks yang berisi citra sifat-sifat benda yang dideskripsikan. Dengan kalimat deskripsi, pembaca seperti melihat, mendengar, dan mencicipi sendiri wacana hal yang disampaikan dalam suatu teks.
Struktur Teks
Struktur teks deskripsi terdiri dari deskripsi umum dan deskripsi bagian. Teks deskripsi tersusun atas beberapa struktur yaitu deskripsi umum dan deskripsi cuilan Pada sketsa deskripsi umum dijelaskan wacana definisi/identitas objek yang dideskrpsikan. Pada cuilan deskripsi cuilan dijelaskan pengklasifikasian objek yang dideskripsikan. Pengklasifikasian dijelaskan secara lebih rinci dengan memperlihatkan gambaran-gambaran yang jelas.
Unsur kebahasaan teks deskripsi sama dengan teks laporan hasil observasi.
C. Teks Eksposisi
Teks eksposisi merupakan paragraf atau karangan yang didalamnya terkandung sejumlah informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat. Teks eksposisi berfungsi untuk memaparkan dan menjelaskan suatu informasi. Tujuan tersebut sanggup dengan gampang kita pahami berdasarkan eksposisi berarti ‘menyingkap’ atau ‘membongkar’. Teks eksposisi sanggup berisi satu topik (permasalahan) tertentu. Topik yang berisi permasalahan tersebut kemudian dikaji berdasarkan sudut pandang penulis. Di sini kiprah penulis ialah berusaha membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi permasalahan tersebut.
Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi disusun dengan struktur yang terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat. Bagian pernyataan pendapat (tesis) berisi wacana pendapat yang dikemukakan oleh penulis teks. Bagian argumentasi berisi wacana argumen-argumen (alasan) yang mendukung pernyataan penulis, sedangkan penegasan ulang berisi wacana pengulangan pernyataan yang digunakan untuk meyakinkan pembaca wacana kebenaran pernyataan (tesis). Struktur teks eksposisi terdiri atas tiga bagian: tesis, argumentasi, dan penegasan ulang.
Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi
Pronomina
Pronomina atau kata ganti ialah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina sanggup diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona. Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya menyerupai ia, dia, anda, anda, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya menyerupai kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para. Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk misalnya menyerupai ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya misalnya menyerupai apa, mana, siapa.
Kata Leksikal (Nomina, Verba, Adjektiva, Adverbia)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 805) Leksikal ialah berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa kata. Jadi, sanggup ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal ialah makna yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata.
Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar misalnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan misalnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.
Verba (kata kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu : Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar lantaran proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, basuh muka, mempertanggungjawabkan, dll.
Adjektiva (kata sifat)
Merupakan kata yang yang digunakan untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-lain.
Adverbia (kata keterangan)
Merupakan kata yang melengkapi atau memperlihatkan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain.
Konjungsi
Konjungsi sanggup digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Suatu jenis konjungsi sanggup digunakan dengan menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat yang saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat. Dapat pula mengombinasikan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks sehingga tercipta keharmonisan makna maupun struktur.
Konjungsi temporal menyerupai mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya sanggup digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat sanggup digunakan untuk menyuguhkan informasi asal-muasal suatu insiden atau insiden dan imbas yang ditimbulkan dari insiden tersebut. Konjungsi penegasan menyerupai pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan informasi dari yang berpengaruh menuju yang lemah atau sebaliknya.
Teks laporan hasil observasi terdiri atas cuilan pembuka berupa definisi umum, cuilan isi berupa deskripsi bagian, dan cuilan final berupa deskripsi kegunaan.
Unsur Kebahasaan
Unsur kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi berupa referensi kata, konjungsi, kata berimbuhan, dan kelompok kata.
- Rujukan kata. Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata berafiliasi dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk) Kata referensi dibedakan menjadi beberapa yaitu: Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut. Rujukan daerah :di sini, di situ, di sana. Rujukan personil/orang atau yang diperlakukan menyerupai orang: dia, ia, mereka,beliau. Contoh: Indonesia mempunyai hutan lebat yang memperlihatkan banyak oksigen. Di negara ini terdapat flora dan binatang yang khas, menyerupai matoa, kayu cendana, burung cendrawasih, orang utan, dan komodo. Kata di negara ini merujuk pada kata Indonesia. Kata Indonesia merupakan kata yang dirujuk.
- Kelompok kata (frasa). Frasa ialah adonan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif maksudnya di antara kedua kata itu tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya mempunyai satu makna gramatikal. Berdasarkan jenis/kelas kata frasa terbagi menjadi : Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda. Dapat berfungsi menggantikan kata benda. Contoh :buku tulis, lemari besi, ibu bapak. Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja. Dapat berfungsi menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat. Contoh : sedang belajar, akan datang, belum muncul, gres menyadari, tidak mandi Frasa ajektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat. Contoh : cukup pintar, tidak cantik, hitam manis Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan. Contoh: di rumah, dari Bandung, ke pantai
- Kata berimbuhan Kata berimbuhan ialah kata dasar yang menerima awalan (prefiks), akhiran (sufiks), dan sisipan (infiks). Contoh: Lingkungan hidup yang terpelihara sanggup menyelamatkan habitat insan lantaran keseimbangannya terjaga.
- Kata hubung (Konjungsi) Konjungsi ialah kata kiprah yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung. Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua: Konjungsi Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan- satuan kata dengan kata, klausa dengan klausa dan frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat di bagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi mempunyai sintaksis yang sama, diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, padahal. Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi mempunyai sintaksis yang tidak sama, diantaranya yaitu : ketika, jika, seandainya, agar, walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai, bahwa.
- Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang gres dan aksara pertamanya ditulis dengan aksara kapital. Ada beberapa macam konjungsi antarkalimat yang kita kenal, antara lain sebagai berikut. biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk melaksanakan sesuatu) kemudian, setelah itu, setelah itu, selanjutnya, aksesori pula, lagi pula, selain itu
- Kata Baku dan tidak Baku. Kata Baku aadalah kata yang menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, sudah niscaya terdapat dalam andas yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang setiap 5 tahun mengalami perubahan. Kata Tidak Baku ialah kata yang tidak menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional. kata tidak baku sudah niscaya tidak ada dalam KBBI. kata baku dan tidak baku juga digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi.
B. Teks Deskripsi
Teks deskripsi ialah teks yang berisi citra sifat-sifat benda yang dideskripsikan. Dengan kalimat deskripsi, pembaca seperti melihat, mendengar, dan mencicipi sendiri wacana hal yang disampaikan dalam suatu teks.
Struktur Teks
Struktur teks deskripsi terdiri dari deskripsi umum dan deskripsi bagian. Teks deskripsi tersusun atas beberapa struktur yaitu deskripsi umum dan deskripsi cuilan Pada sketsa deskripsi umum dijelaskan wacana definisi/identitas objek yang dideskrpsikan. Pada cuilan deskripsi cuilan dijelaskan pengklasifikasian objek yang dideskripsikan. Pengklasifikasian dijelaskan secara lebih rinci dengan memperlihatkan gambaran-gambaran yang jelas.
Unsur kebahasaan teks deskripsi sama dengan teks laporan hasil observasi.
C. Teks Eksposisi
Teks eksposisi merupakan paragraf atau karangan yang didalamnya terkandung sejumlah informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat. Teks eksposisi berfungsi untuk memaparkan dan menjelaskan suatu informasi. Tujuan tersebut sanggup dengan gampang kita pahami berdasarkan eksposisi berarti ‘menyingkap’ atau ‘membongkar’. Teks eksposisi sanggup berisi satu topik (permasalahan) tertentu. Topik yang berisi permasalahan tersebut kemudian dikaji berdasarkan sudut pandang penulis. Di sini kiprah penulis ialah berusaha membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi permasalahan tersebut.
Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi disusun dengan struktur yang terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat. Bagian pernyataan pendapat (tesis) berisi wacana pendapat yang dikemukakan oleh penulis teks. Bagian argumentasi berisi wacana argumen-argumen (alasan) yang mendukung pernyataan penulis, sedangkan penegasan ulang berisi wacana pengulangan pernyataan yang digunakan untuk meyakinkan pembaca wacana kebenaran pernyataan (tesis). Struktur teks eksposisi terdiri atas tiga bagian: tesis, argumentasi, dan penegasan ulang.
Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi
Pronomina
Pronomina atau kata ganti ialah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina sanggup diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona. Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya menyerupai ia, dia, anda, anda, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya menyerupai kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para. Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk misalnya menyerupai ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya misalnya menyerupai apa, mana, siapa.
Kata Leksikal (Nomina, Verba, Adjektiva, Adverbia)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 805) Leksikal ialah berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa kata. Jadi, sanggup ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal ialah makna yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata.
Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar misalnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan misalnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.
Verba (kata kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu : Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar lantaran proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, basuh muka, mempertanggungjawabkan, dll.
Adjektiva (kata sifat)
Merupakan kata yang yang digunakan untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-lain.
Adverbia (kata keterangan)
Merupakan kata yang melengkapi atau memperlihatkan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain.
Konjungsi
Konjungsi sanggup digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Suatu jenis konjungsi sanggup digunakan dengan menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat yang saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat. Dapat pula mengombinasikan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks sehingga tercipta keharmonisan makna maupun struktur.
Konjungsi temporal menyerupai mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya sanggup digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat sanggup digunakan untuk menyuguhkan informasi asal-muasal suatu insiden atau insiden dan imbas yang ditimbulkan dari insiden tersebut. Konjungsi penegasan menyerupai pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan informasi dari yang berpengaruh menuju yang lemah atau sebaliknya.
D. Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi ialah teks yang menjelaskan wacana keadaan sesuatu sebagai akhir dari sesuatu yang lain yang telah terjadi sebelumnya dan menjadikan sesuatu yang lain lagi akan terjadi kemudian. Teks eksplanasi tersebut menjelaskan wacana proses terjadinya atau terbentuknya fenomena alam atau sosial. Dengan kata lain, teks eksplanasi kompleks ialah teks yang menjelaskan wacana keadaan, proses terjadinya sesuatu/fenomena. Teks eksplanasi mempunyai fungsi sosial, yakni memperlihatkan penjelasan kepada masyarakat wacana proses terjadinya sesuatu berdasarkan prinsip sebab-akibat.
Struktur Teks Eksplamasi
Teks eksplanasi disusun dengan struktur teks pernyataan umum (pembukaan) diikuti oleh urutan sebab-akibat. Tahap pernyataan umum merupakan pembuka wacana hal yang akan dijelaskan, pernyataan umum di dalam teks tersebut merupakan citra awal wacana apa yang disampaikan. Kalimat yang ada di dalam pernyataan bersifat umum.
Unsur Kebahasaan
Kata Serapan
Unsur serapan dalam bahasa Indonesia sanggup dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur absurd yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, menyerupai titik beku. Unsur serapan tersebut digunakan dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur absurd yang penulisan dan pengucapannya diadaptasi dengan kaidah bahasa Indonesia, menyerupai hidrologi.
Konjungsi
Setiap bahasa mempunyai bentuk konjungsi yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada umumnya berdasarkan kiprah dan fungsi konjungsi, setiap bahasa mempunyai dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan konjungsi internal.
Konjungsi Eksternal
Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau inspirasi yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.
Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: dan, atau), perbandingan (contoh: tetapi, sementara), waktu (contoh: setelah, sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun).
Konjungsi Internal
Konjungsi internal ialah konjungsi yang menghubungkan argumen atau inspirasi yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.. Konjungsi internal juga sanggup dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: selain itu, di samping itu, lebih lanjut), perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh: pertama, kedua ...., kemudian, lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi, hasilnya).
Struktur Teks Eksplamasi
Teks eksplanasi disusun dengan struktur teks pernyataan umum (pembukaan) diikuti oleh urutan sebab-akibat. Tahap pernyataan umum merupakan pembuka wacana hal yang akan dijelaskan, pernyataan umum di dalam teks tersebut merupakan citra awal wacana apa yang disampaikan. Kalimat yang ada di dalam pernyataan bersifat umum.
Unsur Kebahasaan
Kata Serapan
Unsur serapan dalam bahasa Indonesia sanggup dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur absurd yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, menyerupai titik beku. Unsur serapan tersebut digunakan dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur absurd yang penulisan dan pengucapannya diadaptasi dengan kaidah bahasa Indonesia, menyerupai hidrologi.
Konjungsi
Setiap bahasa mempunyai bentuk konjungsi yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada umumnya berdasarkan kiprah dan fungsi konjungsi, setiap bahasa mempunyai dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan konjungsi internal.
Konjungsi Eksternal
Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau inspirasi yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.
Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: dan, atau), perbandingan (contoh: tetapi, sementara), waktu (contoh: setelah, sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun).
Konjungsi Internal
Konjungsi internal ialah konjungsi yang menghubungkan argumen atau inspirasi yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.. Konjungsi internal juga sanggup dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: selain itu, di samping itu, lebih lanjut), perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh: pertama, kedua ...., kemudian, lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi, hasilnya).
Jenis Jenis Teks Kelas Vii
Reviewed by dannz
on
4:31 AM
Rating: