Mengidentifikasi Teks Eksemplum Putri Tangguk

Teks eksemplum memuat kisah fiksi yang diceritakan penulis dengan diakhiri pandangan penulis terhadap insiden dan insiden yang dialami pelaku dan diperlukan akan menjadi pesan moral. Mengidentifikasi teks eksemplum merupakan acara mengenali teks tersebut. Mengidentifikasi teks eksemplum sangat penting dilakukan biar pemahaman perihal teks itu semakin bertambah. Pada goresan pena ini kita akan mencoba mengidentifikasi teks eksemplum khususnya pada unsur kebahasaannya. Pada teks “Putri Tangguk” yang menjadi model pembelajaran. Selain itu, diperlukan lebih memahami teks eksemplum, baik struktur maupun unsur kebahasaannya.

Untuk sanggup melaksanakan acara identifikasi teks eksemplum sanggup dilakukan dengan cara membaca teks tersebut secara keseluruhan dari penggalan orientasi hingga dengan interpretasi. Orientasi merupakan penggalan awal teks eksemplum. Biasanya penggalan ini berisi perihal pengenalan tokoh.Insiden merupakan penggalan kedua dari teks eksemplum. Bagian ini merupakan insiden yang berisi perkara yang dihadapi oleh si tokoh.  Interpretasi merupakan pesan moral, evaluasi, dan jawaban perkara yang dilakukan oleh tokoh. Setelah memahami struktur teks eksemplum acara selanjutnya yakni mengidentifikasi unsur kebahasaannya

Unsur kebahasaan teks eksemplum terdiri dari  kata keterangan (tempat, waktu, tujuan, dan cara), kata hubung intrakalimat dan antarkalimat, kalimat beragam setara dan bertingkat. Berikut ini referensi teks eksemplum Putri Tangguk.
 Teks eksemplum memuat kisah fiksi yang diceritakan penulis dengan diakhiri pandangan pen Mengidentifikasi Teks Eksemplum Putri Tangguk
Struktur TeksKalimat dalam Teks
OrientasiAlkisah, di Desa Bunga Tanjung ada seorang wanita renta yang mempunyai huma. Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan. tetapi hasilnya melimpah ruah. Putri Tangguk nama wanita itu. Ia mempunyai tujuh orang anak.
InsidenPada suatu malam, Putri Tangguk dan suaminya sedang berbincang-bincang perihal masa depan keluarganya. Ketika itu, ketujuh anak mereka sudah tidur dengan pulas. “Wahai Kakanda”, kata Putri Tangguk kepada suaminya sambil menghela napas panjang. c Hamba merasa sangat lelah. Anak-anak kita pun tidak terurus lagi. Lihatlah belum dewasa kita yang tidak pernah lagi berdandan. “Ya,” jawab suaminya sambil duduk. “Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi lantaran ketujuh lumbung padi sudah penuh”. Hujan yang turun malam itu sangat lebat menciptakan suasana tempat tinggal Putri Tangguk semakin sunyi.

Keesokan harinya, pagi yang masih masbodoh tidak menghalangi niat Putri Tangguk dan suaminya pergi ke sawah untuk menuai padi. Pekerjaan itu biasa mereka lakukan setiap pagi demi memenuhi kebutuhan keluarga. Jalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin sehingga Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir. Bahkan, anak-anaknya ada juga yang terjatuh. Perempuan setengah baya itu tampak kesal.

“Jalan licin!” terdengar Putri Tangguk menyumpah. “Hari ini kita tidak perlu usang bekerja. Padi yang tertuai kita tumpahkan di jalan ini sebagai pengganti pasir. Besok kita masih sanggup menuai padi,” kata Putri Tangguk sambil menggerutu. Hari itu mereka cepat kembali ke rumah. Padi yang sudah tertuai, mereka taburkan di sepanjang jalan yang mereka lalui. Mereka berharap jalan yang selalu mereka lalui tidak licin lagi.

Pada suatu malam anak Putri Tangguk terbangun dan menangis meminta nasi untuk makan. Putri Tangguk pergi ke dapur untuk mengambil nasi. Ketika tutup periuk di buka, Putri Tangguk terkejut lantaran tidak ada nasi di dalamnya. Kemudian, ia berjalan menuju lumbung yang dipakai untuk menyimpan beras dan padi. Ia sangat terkejut dikala melihat lumbung itu kosong. Dengan setengah berlari, Putri Tangguk menuju lumbungnya yang lain. Ia semakin terkejut lantaran di dalam ketujuh lumbung padi yang dimilikinya tidak sebutir beras atau padi pun yang ditemuinya. Setelah memberikan apa yang ditemuinya itu, Putri Tangguk dan suaminya bergegas berangkat menuju huma mereka. Akan tetapi, mereka sangat terkejut lantaran tidak sebatang pun padi ada di huma mereka. Dalam keadaan sedih, Putri Tangguk pulang ke rumah. Kesedihannya semakin bertambah dikala mendengar tangisan anak-anaknya yang kelaparan. Putri Tangguk jatuh miskin jawaban kesombongannya dengan membuang-buang padi semaunya di jalan yang dilewatinya.
InterpretasiSebagai ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa, insan dihentikan sombong dan angkuh. Manusia dihentikan menghambur-hamburkan kekayaannya lantaran semuanya merupakan anugerah dan titipan Sang Pencipta. Putri Tangguk yang pada mulanya sangat kaya jatuh miskin lantaran kesombongan dan keangkuhannya. Ia tidak mensyukuri kekayaan yang telah diberikan Tuhan kepadanya.

Teks eksemplum “Putri Tangguk” mempunyai unsur kebahasaan yang sanggup membedakannya dengan jenis teks lain. Unsur kebahasaan itu mencakup a) kata keterangan tempat, waktu , tujuan, dan cara; b) kata hubung intrakalimat dan antarkalimat; dan c) kalimat beragam setara dan bertingkat.

Kata Keterangan Tempat, Waktu, Tujuan, dan Cara
Unsur kebahasaan yang menonjol dalam teks eksemplum yakni penggunaan kata keterangan tempat, waktu, tujuan, dan cara. Tujuan penggunaan kata keterangan itu tidak hanya untuk menghidupkan suasana dalam penceritaan, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa kisah di dalam teks eksemplum terjadi secara berurutan. Perhatikan referensi penggunaan keempat kata keterangan tersebut yang diambil dari teks “Putri Tangguk”.
  1. Alkisah, di Desa Bunga Tanjung ada seorang wanita renta yang mempunyai huma.
  2. Pada suatu malam, Putri Tangguk dan suaminya sedang berbincangbincang perihal masa depan keluarganya.
  3. Keesokan harinya, pagi yang masih masbodoh tidak menghalangi niat Putri Tangguk dan suaminya pergi ke sawah untuk menuai padi.
  4. Putri Tangguk jatuh miskin jawaban kesombongannya dengan membuang-buang padi semaunya di jalan yang dilewatinya.

Berdasarkan referensi itu, penggunaan kata keterangan tempat dan waktu ditandai oleh dua preposisi atau kata depan yang berbeda. Kata keterangan tempat pada kalimat 1 (Desa Tanjung Bunga) ditandai oleh penggunaan preposisi di sebelum kata tersebut, sedangkan kata keterangan waktu pada kalimat 2 (suatu malam) ditandai oleh penggunaan preposisi pada sebelum kata tersebut. Sementara itu, penggunaan kata keterangan tujuan ditandai oleh kata untuk yang menyatakan arah (maksud) perbuatan atau insiden (kalimat 3) dan penggunaan kata keterangan cara ditandai oleh kata semaunya yang menyatakan jalannya suatu peritiwa (kalimat 4). Beberapa kata keterangan tempat dan waktu yang ada dalam teks Putri Tangguk antara lain sebagai berikut.
No.Keterangan TempatKeterangan Waktu
KataDeskripsi MaknaKataDeskripsi Makna
1.ke sawahtempat terjadinya suatu peristiwaesok harikapan terjadinya suatu peristiwa
2.di jalantempat terjadinya suatu peristiwasetiap pagikapan terjadinya suatu peristiwa
3.ke rumahtempat terjadinya suatu peristiwabesokkapan terjadinya suatu peristiwa
4.ke dapurtempat terjadinya suatu peristiwasuatu malamkapan terjadinya suatu peristiwa
5.di humatempat terjadinya suatu peristiwahari inikapan terjadinya suatu peristiwa
No.Keterangan TujuanKeterangan Cara
KataDeskripsi MaknaKataDeskripsi Makna
1.untukmenambahkan info tujuandenganmenambah keterangan cara

Contoh Kalimat
  1. Paman menyampaikan bahwa beliau akan pergi ke sawah.
  2. Adik menemukan sebuah dompet di jalan menuju sekolah.
  3. Walaupun hujan saya tetap pergi ke rumah temanku.
  4. Ibu pergi ke dapur untuk mengambil panci.
  5. Petani menanam tanaman jagung di huma yang terletak bersahabat dengan hutan.
  6. Adik menulis surat untuk nenek kemudian dikirimkannya pada keesokan harinya.
  7. Wawan berolahraga lari setiap pagi
  8. Besok kita masih sanggup mengerjakan soal ujian dengan benar,
  9. Pada suatu malam sebuah bus menabrak sebuah jembatan.
  10. Hari ini yakni hari pertama admin masuk sekolah.
  11. Kemudian, ia berjalan menuju kamar yang dipakai untuk bersemedi.
  12. Adik menuntaskan kiprah matematika dari gurunya dengan serius.
Bahasa Indonesia masih mempunyai kata keterangan lain yang memperlihatkan tempat, waktu, tujuan, dan cara suatu insiden terjadi. Untuk keterangan waktu, penggunaannya tidak selalu didahului oleh preposisi pada, contohnya keterangan waktu kemarin dan dua tahun yang kemudian pada kalimat berikut.
  1. Setelah pulang sekolah, Tazkia P.M. menjemput ayahnya ke Bandar Udara Soekarno-Hatta kemarin.
  2. Dua tahun yang lalu, ibu guru muda yang berjulukan Mentari itu mengikuti pembinaan dalam rangka penguatan kompetensi guru di daerahnya.
Contoh kalimat dengan kata keterangan antara lain sebagai berikut.
KeteranganContoh Kalimat
Keterangan tempat: ke, sampai, dari
  1. Ada jalan yang murah ke Roma dengan proteksi Skyscanner! 
  2. Air sungai meluap sampai menggenagi areal persawahan.
  3. Tiket Pesawat dari Jakarta ke Bandung bervariasi harganya.
Keterangan waktu: sering, selalu, sebentar lagi
  1. Kegiatan ini diadakan sebagai antisipasi ekspresi dominan penghujan, lantaran sering terjadi luapan air yang berakibat banjir.
  2. Musim hujan selalu jadi "Bencana Alam"
  3. Pulanglah kalian secepatnya lantaran sebentar lagi hujan turun.
Keterangan tujuan: bagi, guna, buat
  1. Makanan yang sehat sangat berkhasiat bagi kesehatan tubuh.
  2. Kita perlu mengencangkan ikat pinggang guna menurunkan inflasi.
  3. Buat apa ilmu yang tinggi kalau tidak diamalkan.
Keterangan cara: semaumu, secepatnya, sebaliknya.
  1. Jangan memperlakukan orang dengan semaumu, lantaran itu perbuatan yang tidak baik.
  2. Dokumen belakang layar ini harus diantar secepatnya.
  3. Iwan sangat rajin belajar, mengapa kalian bertindak sebaliknya?

Kata Hubung Intrakalimat dan Antarkalimat
Kata hubung yang sering juga disebut dengan kata sambung atau konjungtor mempunyai kiprah penting dalam membangun kalimat atau paragraf di dalam sebuah teks. Kekuatan dan keterkaitan makna yang ada di dalam kata, kalimat, atau paragraf di dalam teks sangat ditentukan oleh kata hubung yang digunakan. Pemahaman penggunaan kata hubung di dalam teks eksemplum sangat penting untuk memperlihatkan muatan interpersonal terhadap insiden atau insiden yang dialami tokoh.

Beberapa referensi kata hubung koordinatif (dan, serta, tetapi), kata hubung korelatif (baik… maupun...., tidak hanya…, tetapi juga….), dan kata hubung subordinatif (setelah, agar, sehingga). Ketiga kelompok kata hubung tersebut termasuk kategori kata hubung intrakalimat. Di dalam teks eksemplum, kata hubung yang sering dipakai antara lain dan, tetapi, karena, akan tetapi, kemudian. Perhatikan penggunaan kata hubung tetapi, karena, akan tetapi serta kalimat yang diambil dari teks “Putri Tangguk” di atas.
  1. Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan, tetapi hasilnya melimpah ruah.
  2. Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi karena ketujuh lumbung padi sudah penuh.
  3. Ketika tutup periuk dibuka, Putri Tangguk terkejut lantaran tidak ada nasi di dalamnya. Kemudian, ia berjalan menuju lumbung yang dipakai untuk menyimpan beras dan padi.
Kata hubung tetapi pada kalimat 1) dan lantaran pada kalimat 2) menghubungkan frasa (kata) sebelum dan sehabis kata tersebut. Kata hubung tetapi berperan sebagai pengikat makna frasa (kata) yang berlawanan, yaitu antara tidak begitu luas dan melimpah ruah, sedangkan kata hubung lantaran berperan untuk mengikat makna alasannya yakni akibat, yaitu antara frasa tidak berhuma lagi dan lumbung padi sudah penuh. Kata hubung (seperti tetapi dan lantaran pada referensi 3) di atas berfungsi sebagai penghubung kata atau frasa dalam satu kalimat. Oleh lantaran itu, kata hubung tersebut dikategorikan ke dalam kata hubung intrakalimat. 

Sementara itu, kata hubung kemudian yang terletak di awal kalimat berperan untuk mengikat makna kekerabatan kelanjutan antara kalimat sebelum dan sehabis kata itu, yaitu antara kalimat Ketika tutup periuk dibuka, Putri Tangguk terkejut lantaran tidak ada nasi di dalamnya. dan kalimat Ia berjalan menuju lumbung yang dipakai untuk menyimpan beras dan padi. Kata hubung (seperti kemudian pada referensi di atas) berfungsi sebagai penghubung antara satu kalimat dan kalimat lain (selanjutnya). Oleh lantaran itu, kata hubung tersebut dikategorikan ke dalam kata hubung antarkalimat.
No.Kata Hubung IntrakalimatPenggunaan dalam KalimatMakna
1.tetapiHumanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan. tetapi hasilnya melimpah ruah. pengikat makna frasa (kata) yang berlawanan,
2.karena“Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi karena ketujuh lumbung padi sudah penuh”.mengikat makna alasannya yakni akibat
3.karenaPutri Tangguk terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya.mengikat makna alasannya yakni akibat
4.karenaIa semakin terkejut karena di dalam ketujuh lumbung padi yang dimilikinya tidak sebutir beras atau padi pun yang ditemuinya.mengikat makna alasannya yakni akibat
5.karenaPutri Tangguk yang pada mulanya sangat kaya jatuh miskin karena kesombongan dan keangkuhannya.mengikat makna alasannya yakni akibat
No.Kata Hubung AntarkalimatPenggunaan dalam KalimatMakna
1.kemudianKetika tutup periuk di buka, Putri Tangguk terkejut lantaran tidak ada nasi di dalamnya. Kemudian, ia berjalan menuju lumbung yang dipakai untuk menyimpan beras dan padi.mengikat makna kekerabatan kelanjutan antara kalimat sebelum dan sehabis kata
2.akan tetapiSetelah memberikan apa yang ditemuinya itu, Putri Tangguk dan suaminya bergegas berangkat menuju huma mereka. Akan tetapi, mereka sangat terkejut lantaran tidak sebatang pun padi ada di huma mereka.mengikat makna kekerabatan kelanjutan antara kalimat sebelum dan sehabis kata
3.ketikaPada suatu malam, Putri Tangguk dan suaminya sedang berbincang-bincang perihal masa depan keluarganya. Ketika itu, ketujuh anak mereka sudah tidur dengan pulas. mengikat makna kekerabatan kelanjutan antara kalimat sebelum dan sehabis kata
4.bahkanJalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin sehingga Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir. Bahkan, anak-anaknya ada juga yang terjatuh.mengikat makna kekerabatan kelanjutan antara kalimat sebelum dan sehabis kata

Kata hubung intrakalimat dan antarkalimat yang terdapat di dalam teks “Putri Tangguk” belum memperlihatkan semua jenis kata hubung intrakalimat dan antarkalimat dalam bahasa Indonesia. Masih banyak kata hubung kedua kelompok tersebut yang belum dibicarakan dan dibahas, ibarat dan, walaupun demikian, oleh lantaran itu, akhirnya.
No.Kata Hubung IntrakalimatPenggunaan dalam KalimatMakna
1.danSetelah memberikan apa yang ditemuinya itu, Putri Tangguk dan suaminya bergegas berangkat menuju huma mereka. menyatakan penambahan
2.atauIa semakin terkejut lantaran di dalam ketujuh lumbung padi yang dimilikinya tidak sebutir beras atau padi pun yang ditemuinya.menyatakan pemilihan
3.ketikaKetika sistem pemerintahan dewan legislatif tidak berjalan efektif, Soekarno pada simpulan 1956 menyerukan pembubaran semua partai politik.menyatakan waktu
4.setelahSetelah memberikan apa yang ditemuinya itu, Putri Tangguk dan suaminya bergegas berangkat menuju huma mereka.menyatakan waktu
5.sehinggaJalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin sehingga Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir.menyatakan akibat
No.Kata Hubung AntarkalimatPenggunaan dalam KalimatMakna
1.sebaliknyaKita dihentikan merusak terumbu karang di bahari ini, sebaliknya kita harus menjaganya biar tetap lestari.menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya 
2.lagi pulaMemang tim kami kalah dari tim yang lain, lagi pula kami kurang persiapan.menyatakan adanya hal , insiden , atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya 
3.sesudah ituRombongan berhenti sejenak di rumah penduduk, Sesudah itu pribadi melanjutkan perjalanan selanjutnya.menyatakan lanjutan dari insiden atau keadaan pada kalimat sebelumnya
4.dengan demikianKamu sudah berani melanggar tata tertib di sekolah ini, dengan demikian anda harus mendapatkan resikonya.menyatakan kosekuensi
5.sesungguhnyaKekalahan kemarin, sesungguhnya sudah di prediksi sebelumnya.menyatakan keadaan yang sebenarnya

Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat
Kalimat yang mengisi sebuah teks terdiri atas kalimat tunggal atau simpleks dan kalimat beragam atau kompleks, termasuk kalimat yang dipakai dalam teks eksemplum. Pada penggalan ini Anda akan mempelajari khusus kalimat majemuk, yaitu kalimat beragam setara dan kalimat beragam bertingkat. Perhatikan referensi kalimat yang diambil dari teks “Putri Tangguk” di atas!
  1. Kita telah bekerja terus-menerus dan tidak henti-henti menuai padi.(Kalimat 1) bekerjsama terdiri atas dua kalimat, yaitu Kita telah bekerja terus-menerus. dan Kita tidak henti-henti menuai padi. Keduanya dihubungkan oleh kata hubung dan yang memperlihatkan kesetaraan.)
  2. Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan, tetapi hasilnya melimpah ruah. (Kalimat 2) terdiri atas dua kalimat yang setara, yaitu Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk dan Hasilnya melimpah ruah. Keduanya dihubungan oleh kata hubung tetapi yang memperlihatkan kekerabatan kesetaraan berlawanan.)
  3. Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi lantaran lumbung padi sudah penuh. (kalimat 3) terdiri atas dua kalimat yang tidak setara, yaitu Itu keinginan Dinda. dan Kanda tidak akan berhuma lagi lantaran lumbung padi sudah penuh. Kedua kalimat tersebut dihubungkan oleh kata hubung kalau yang memperlihatkan syarat terlaksananya insiden yang disebut dalam kalimat utama. Hubungan kalimat ibarat ini disebut kekerabatan syarat.)
  4. Jalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin sehingga Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir.(Kalimat 4) juga terdiri atas dua kalimat yang tidak setara, yaitu Jalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin. dan Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir. Kedua kalimat itu dihubungkan oleh kata hubung sehingga yang menyatakan hasil atau jawaban dari insiden yang dilaksanakan dalam kalimat utama. Hubungan kalimat ibarat ini disebut kekerabatan hasil.)

Karena kalimat yang dihubungkan dalam kalimat 1) dan 2) setara, kedua kalimat itu disebut kalimat beragam setara. Karena kalimat yang dihubungkan dalam kalimat 3) dan 4) tidak setara, kedua kalimat itu disebut kalimat beragam bertingkat!

Kalimat beragam bertingkat mempunyai kekerabatan semantik antara anak kalimat dan induk kalimat. Hubungan semantik itu antara lain berupa.
No.Hubungan SemantikContoh Kalimat
1.Hubungan waktu (seperti penggunaan kata hubung sejak, tatkala, setelah, sampai), 
  1. Sejak anak-anak, admin sudah terbiasa hidup sederhana.
  2. Aku sedang menonton TV tatkala ibuku sedang memasak.
  3. Budi akan bekerja di sebuah perusahaan setelah sekolahnya selesai.
  4. Kami akan berjuang habis-habisan hingga mendapatkan kembali piala tersebut.
2.Hubungan syarat (seperti penggunaan kata hubung jika, kalau, bilamana)
  1. Jika admin lulus nanti, ayahku akan memperlihatkan admin hadiah.
  2. Saya akan berangkat ke Jakarta kalau ada yang menemani.
  3. Saya akan mengawasi pintu gerbang, bilamana tuan pulang admin akan memanggil nyonya.
3.Hubungan pengandaian (seperti penggunaan kata hubung seandainya, sekiranya, andaikata),
  1. Seandainya hari ini tidak hujan, admin akan bermain sepak bola bersama teman-teman.
  2. Sekiranya saya berhasil dalam hidup, keberhasilanku yakni keberhasilan Ibu.
  3. Andaikta anda berhasil dalam ujian, saya akan membelikanmu sepeda baru.
4.Hubungan tujuan (seperti penggunaan
kata hubung agar, supaya, biar),
  1. Danis sengaja tidur siang biar beliau sanggup bangkit pagi buat belajar.
  2. Kakak bercerita perihal harapannya supaya saya mempunyai pekerjaan yang lebih layak.
  3. Saya bekerja hingga malam biar anak admin sanggup melanjutkan sekolahnya.
5.Hubungan penyebaban (seperti penggunaan kata hubung sebab, karena, akibat),
  1. Aku sedang sedih, alasannya yakni orang yang saya cintai tidak mencintaiku.
  2. Karena dua hari tidak masuk kantor, abang menerima surat teguran dari atasannya.
  3. Wawan gagal dalam ujian, jawaban terlalu banyak main game online.
6.Hubungan hasil (seperti penggunaan
kata hubung sehingga, maka, sampai-sampai),
  1. Doni anak pemalas, makannya nilainya selalu jelek.
  2. Valentino Rossi dinilai bersalah, sehingga nilainya dikurangi tiga.
  3. Karena terlalu asyik bermain game sampai-sampai lupa makan.
7.Hubungan alat (seperti
penggunaan kata hubung dengan, tanpa).
  1. Dengan cara menjual koran, beliau mendapatkan uang untuk menghidupi keluarganya.
  2. Dia terus berlari tanpa memperhatikan orang-orang dibelakangnya
Mengidentifikasi Teks Eksemplum Putri Tangguk Mengidentifikasi Teks Eksemplum Putri Tangguk Reviewed by dannz on 7:02 AM Rating: 5